Langit biru, embusan angin yang menyapu helaian rambutku. Tawa Feronika bagai candu.
Aku terkekeh. Menatap satu objek yang sejak tadi berseliweran kesana-kemari.
Ini hari ketiga liburan semesteran. Di saat yang lainnya sibuk dengan urusan liburan ke Bali, maka aku menolak gagasan itu. Yang berakhir dengan Feronika yang tak mau ikut-ikutan juga.
Gadis itu bilang, ini semua ulahnya. Dia yang memaksaku untuk tampil, jadi jika aku nggak ikut ya dia juga. Benar-benar pemikiran yang elit, beda lagi dengan mereka yang berbondong-bondong ikutan. Bahkan mereka lupa atas jasa siapa tikek travel dan check in hotel itu.
Eh, anu, bukan maksudku pamrih. Namun mereka ya benar-benar keterlaluan hehe.
Pagi tadi Feronika datang. Kami bermain di rumah, dia bercerita tentang kak Bagas. Berangsur-angsur kami memang menjadi sahabat dekat. Aku belum bisa menerima sosok penting jadi dia sama halnya dengan Cahya serta Desi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com