webnovel

Bullying And Bloody Letters

Tamat per-season Sebuah surat dengan percikan darah yang menuntun seorang gadis korban perundungan, untuk membalaskan dendam. Surat itu memberikan petunjuk satu-persatu bagaikan potongan purzzle yang perlahan menjadi utuh. Arwah dari korban ketidak-adilan di masa lampau mulai menebar teror, kepada setiap orang yang sudah membuatnya hancur dan terjebak di alam lain. Kematian dan pristiwa berdarah tak bisa terelakkan. Larasati, Cinta dan juga Eliza adalah ketiga gadis yang tewas karna dibunuh oleh teman sekelasnya. Kini arwah mereka mulai menebar teror dan menuntut balas atas kematiannya. Note: Bukan hanya tentang cerita seram, tapi dalam cerita ini penulis ingin menyampaikan betapa berbahayanya bullying. #stopbullying Selamat membaca....

Eva_Fingers · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

Gila Harta

"Memangnya kenapa?" tanya Alvin lagi.

Dan Mentari pun kembali mengusap air matanya, tapi kali ini dengan kedua tangannya, "Ini adalah, tempat kami dulu saat menghabiskan waktu bersama, kami sering melihat live musik di sini," jelas Mentari.

"Mentari, maafkan aku ya, karna sudah membuatmu bersedih," Alvin menyeka air mata Mentari.

Mentari pun kembali tersenyum, "Gak apa-apa kok, Alvin, lagian aku juga seneng kok, bisa datang di tempat ini lagi. Aku bisa bernostalgia," tukas Mentari.

Dan Alvin turut tersenyum karna melihat Mentari yang juga tersenyum.

'Senyuman Mentari itu masih sama, tidak berubah sama sekali, sama-sama cantik seperti dulu,' batin Alvin.

"Yasudah, ayo pesan makanan," Alvin menyodorkan daftar menu kafe itu kepada Mentari.

"Aku, samain sama kamu aja deh," jawab Mentari.

"Oh, gitu, ok,"

 

Suasana malam di kafe itu begitu hangat, kilau lampu dan alunan live musik jazz yang di suguhkan kepada para pengunjung menambah suasana kafe kian romantis.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com