webnovel

Bullying And Bloody Letters

Tamat per-season Sebuah surat dengan percikan darah yang menuntun seorang gadis korban perundungan, untuk membalaskan dendam. Surat itu memberikan petunjuk satu-persatu bagaikan potongan purzzle yang perlahan menjadi utuh. Arwah dari korban ketidak-adilan di masa lampau mulai menebar teror, kepada setiap orang yang sudah membuatnya hancur dan terjebak di alam lain. Kematian dan pristiwa berdarah tak bisa terelakkan. Larasati, Cinta dan juga Eliza adalah ketiga gadis yang tewas karna dibunuh oleh teman sekelasnya. Kini arwah mereka mulai menebar teror dan menuntut balas atas kematiannya. Note: Bukan hanya tentang cerita seram, tapi dalam cerita ini penulis ingin menyampaikan betapa berbahayanya bullying. #stopbullying Selamat membaca....

Eva_Fingers · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

Demi Kebaikan

"Lalu, di mana, om Jhon?"

 

"Itulah salah satu masalah Tante, om Jhon, pergi meninggalkan Tante,"

 

"Loh, memangnya kenapa, Tante?"

 

"Dia, memilih wanita lain,"

 

"Jadi, selama ini kalian sudah berpisah?"

 

Rossa mengangguk, "Iya,"

 

"Maafkan atas ucapan yang kemarin ya, Tante, aku benar-benar tidak tahu kalau Tante sedang ada masalah, dan aku malah menambahinya." Tukas Alvin.

"Iya, Alvin, tidak apa-apa  lagi pula kamu bicara begitu memang benar adanya." Rossa menundukkan kepalanya, dan mulai meneteskan air matanya.

"Tante?" panggil Alvin.

Hik hik ... Rossa masih tak menjawabnya hanya terdengar isikan tangis.

"Tante, ayo ceritakan saja Tante, apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang membuat Tante merasa bersedih?"

Alvin merangkul pundak Rossa, "Apa Tante menyesalinya?" tanya Alvin.

Dan Rossa pun mengangguk, "Iya. Tante sangat menyesalinya, Vin," ujar Rossa.

Dan dengan segera Alvin memeluk tubuh Rossa.

"Sekarang Tante, tenangkan hati Tante dulu ya,"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com