webnovel

Bulan & Bintang

mengisahkan tentang bersahabat antara cewek dan cowok yang berubah menjadi rasa cinta

Dewi_Apriliani154 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
5 Chs

Secret Admirer

Yuki si gadis cupu, lagi asyik dengan buku tebal di tangannya.

Duduk di perpustakaan saat jam istirahat, bel masuk pun berbunyi, ia segera membawa 3 buku tebal yang ia pinjam dari perpustakaan, dengan terburu-buru ia berlari hingga terjatuh.

"Bruk!!!," suara jatuhnya buku tebal, serta Yuki.

"Aduh…sakit banget," keluh Yuki, sembari meraba-raba mencari kacamatanya yang jatuh.

"Ini kacamata loe, sini gw bantu pakein," ucap seseorang di hadapannya.

"Makasih udah bantuin," Yuki sembari mengambil buku-bukunya.

"Iya sama-sama, oh iya loe tau ga, kelas XI IPS di mana?," Tanya seseorang itu pada Yuki.

"Oh itu, di sebelah kelas aku," ucap Yuki singkat.

"Yahudah, sekalian loe ke kelas anterin gw," pinta seseorang itu.

Lalu Yuki hanya mengangguk pelan, dan keduanya berjalan bersama menuju kelas.

"Oh iya kita belum kenalan, nama gw Tommy," ucap seseorang itu, sembari menyodorkan tangannya.

"Nama aku Yuki," ucap Yuki, seraya menjabat tangan Tommy.

Kemudian mereka berpisah, saat sampai di kelas.

"Cowok tadi, baik banget terus ganteng lagi," gumam Yuki ,dalam hati yang sudah duduk di kelasnya mengikuti pelajaran selanjutnya.

Tommy sedang mengendarai, motor vixion merahnya sepulang sekolah ia melihat Yuki berjalan, di trotoar dekat sekolah.

"Yuki, mau pulang?," Tanya Tommy hangat.

"Enggak Tom, aku mau ke toko buku," jawab Yuki singkat.

"Yahudah, gw anterin deh," usul Tommy.

"Ga usah Tom…ngerepotin, kamu pulang aja duluan," tolak Yuki halus.

"Oke, kalo gitu gw duluan yah," pamit Tommy pada Yuki.

"Iya hati-hati," teriak Yuki, sambil terus berjalan menuju toko buku yang cukup jauh dari sekolah.

Sesampainya di toko buku, ada seseorang yang melambaikan tangan dan tersenyum ke arah Yuki.

"Tommy…kok dia bisa tau sih, kalo aku mau ke toko buku ini?," Tanyanya bingung, melihat Tommy sudah ada di sana.

"Kenapa…loe pasti bingung kan,yah…gw feeling aja, loe ke sini," Tommy panjang lebar.

"Kenapa, kamu baik sama aku kan kita baru kenal," ucap Yuki serius.

"Karena loe yang pertama gw kenal, di sekolah dan loe temen pertama gw," ucap Tommy menjelaskan.

"Hah…kirain dia suka sama aku, tapi ga mungkin juga, dia naksir cewek cupu kayak aku," gerutu Yuki di hati.

"Yahudah yuk masuk, kita cari buku yang kita pengen, buat nambah wawasan," ajak Tommy, sembari membuka pintu toko buku.

Kemudian masuk bersama Yuki, mencari beberapa buku yang di cari.

1 bulan berlalu, Yuki mulai mengagumi Tommy teman barunya itu.

Ia pun memutuskan, untuk menulis sebuah surat untuk Tommy orang yang dia kagumi karena kebaikkannya.

Dear Tommy

Aku mengagumimu lebih dari diriku sendiri

Kau laki-laki sempurna yang pernah ku kenal

Kau lembut, baik juga tampan

Maaf jika aku lancang menulis surat ini

Aku hanya ingin menumpahkan semua perasaanku padamu

Tanpa berharap banyak jadi wanita yang kau cintai

By The Secret Admirer

Setelah Yuki menulis surat untuk Tommy, ia bergegas ke kelas XI IPA memasukkan surat itu ke dalam selipan buku tulis Tommy, agar dia bisa membacanya dengan amplop merah sebagai sampulnya.

Tak berselang lama, bel masuk pun berbunyi Yuki segera keluar dari kelas tak di sengaja ia berpapasan dengan Tommy.

"Eh Yuki ngapain di sini?," Tanya Tommy heran.

"Tadinya mau ngajak kamu ke kantin, tapi kamunya ga ada di kelas," jawab Yuki sedikit gugup mengeluarkan keringat.

"Ya ampun…ampe keringetan gitu nyari gw," ujar Tommy sembari mengelap keringat Yuki, dengan sapu tangannya.

"Makasih Tom, aku pergi dulu ke kelas takut ada guru," pamit Yuki, yang terlihat grogi berlari menuju kelas.

"Yuki kenapa yah…," gumam Tommy dalam hati.

Lalu kembali ke tempat dudukny,a seraya mengambil buku catatannya ketika membuka bukunya.

Ia menemukan surat beramplop merah, seketika membacanya usai mengetahui isi surat itu Tommy bertanya dalam hati.

"Siapa yah the secret admirer gw???," tanyanya dalam hati, kemudian ia pun fokus kembali melanjutkan pelajaran.

Sepulang sekolah, Yuki masih saja memikirkan kejadian tadi saat dirinya berpapasan dengan cowok yang di kaguminya.

"Aduh…kenapa aku bodoh banget sih, harusnya aku ga ngirim surat itu sama dia, kalo dia curiga aku yang ngirim gimana," keluhnya pelan.

Tak disadari, Tommy menghampirinya.

"Yuki ngapain ngomong sendiri?," Tanya Tommy perlahan, seketika itu Yuki menutup mulutnya.

"Gawat…dia denger ga yah…yang tadi aku omongin," Yuki pelan.

"Yuki kok loe diam aja sih…yahudah, gw balik duluan nih," keluh Tommy.

"Eh…Tom jangan marah dong, aku kan ngomong sendiri karena kesel sama guru di kelas," ucap Yuki berbohong.

"Oh…kirain kenapa, oh iya tadi kan mau ngajakin gw ke kantin, tapi ga jadi gimana kalo kita makan siang di café," usul Tommy.

"Gimana yah Tom, aku harus ngerjain PR" ucap Yuki singkat.

"Ayolah, sekali ini aja Yuki…perasaan loe belajar terus ga bosen apa, sekali-kali have fun gitu," bujuk Tommy kembali.

"Yahudah deh…tapi abis makan langsung pulang yah," Yuki pelan.

"Oke siap tuan putri, ayo naek," ucap Tommy bersemangat.

"Apaan sih Tommy, jangan berlebihan deh," ucap Yuki sembari tertawa kecil.

Dan mereka pun, menuju café untuk makan siang bersama.

Sesampainya di café, Tommy pun memesan makan pada waiters café.

Sementara Yuki diam seribu bahasa.

"Oh my god…aku di ajak sama cowok, yang aku sukai," gumam Yuki di hati.

"Yuki loe mau pesen apa?," Tanya Tommy, yang membuyarkan lamunan Yuki.

"Samain aja, sama yang kamu pesen," jawab Yuki singkat yang sedikit kaget karena suara Tommy.

Dan waiters pun berlalu pergi, meninggalkan mereka berdua.

"Ngomong-ngomong, gw udah lama temenan sama loe tapi ga pernah maen ke rumah loe, boleh ga gw maen ke rumah?," Tanya Tommy perlahan.

"Bukannya ga boleh Tom, bapakku galak nanti kamu dimarahin," jawab Yuki sejujurnya.

"Ga bakal di marahin…kan gw nganter loe pulang, ga bawa kabur loe hahahaha," Tommy yang tertawa lepas.

"Ikh…aku serius ga becanda Tom," ucap Yuki panik.

"Gw juga serius Yuki…pengen maen ke rumah loe," sambung Tommy.

"Terserah kamulah, tapi kalo di marahin, jangan salahin aku yah," ucap Yuki pasrah.

"Iya…tenang aja sih, ga masalah Yuki," sahut Tommy kembali.

Lalu makanan pun sudah datang, mereka akhirnya menikmati makan siang di café bersama.

Setelah itu, Tommy mengantar Yuki pulang ke rumah sekaligus main di sana, tanpa di duga orangtua Yuki menerima kedatangan Tommy.

Begitupun bapaknya, banyak menghabiskan waktu berbicara dengan Tommy.

"Belum pernah bapak seakrab itu, sama temen cowok sekolahku," gumam Yuki dalam hati, sedangkan Tommy hanya tersenyum jail padanya.

Tommy sedang menikmati music, yang ada di ponselnya dengan headphone.

Tiba-tiba saja, Vita melepas headphonenya seraya berkata.

"Tom ntar malem ke clubbing yuk," ajak Vita yang agresif.

"Kayaknya gw ga bisa deh Vit, soalnya udah janji mau belajar bareng sama Yuki," tolak Tommy halus.

"Perasaan loe sering deket-deket sih, sama cewek cupu itu, emang loe ga malu jalan sama dia…secara loe tuh keren,ganteng Tom," sindir Vita, yang emosi di tolak ajakannya.

"Biar kata cupu yah Vit, dia temen terbaik gw, yang pernah gw kenal…jadi loe jangan asal ngomong," bentak Tommy, membela teman dekatnya itu.

"Ga nyangka segitunya loe belain dia, ternyata selera loe rendah yah," Vita sinis.

"Bertemen itu ga harus pilih yang cantik atau ga, yang penting kita ngerasa nyambung sama dia," sambung Tommy, yang mulai geram dengan celotehan Vita.

"Yahudahlah yah…gw mending cabut, ketimbang denger si cupu di belain sama loe," ucap Vita, berlalu pergi meninggalkan Tommy di halaman sekolah.

"Pergi sono, loe dateng juga gw ngerasa keganggu," teriak Tommy yang kesal dengan Vita.

"Kamu kenapa Tom?," Tanya Yuki, yang menepuk bahu Tommy.

"Eh loe Yuki, gapapa Cuma kesel aja sama Vita," jawab Tommy, yang kaget melihat Yuki di belakangnya.

"Kesel kenapa sama Vita?," Tanya Yuki lagi.

"Udahlah, ga usah ngomongin dia…ga penting," ucap Tommy berdalih.

"Yahudah, kalo gitu kita ke kelas aja yuk," ajak Yuki.

Kemudian Tommy mengangguk pelan, seraya berjalan bersama menuju kelas masing-masing.

Malam pukul 20.00 wib, Tommy sudah berada di rumah Yuki untuk belajar bersama Yuki.

Lalu ibunya pun membukakan pintu.

"Yukinya ada bu?," Tanya Tommy ramah.

"Ada di dalam mari masuk, ibu panggilkan Yuki sebentar," jawab ibu.

Sembari mempersilahkan Tommy masuk, dan duduk di ruang tamu.

"Yuki…ada temanmu datang," ucap ibu pada Yuki.

"Siapa? Tommy?," Tanya Yuki, sementara ibunya hanya tersenyum sambil berkata.

"Iya Tommy," ucapnya pelan.

Dan Yuki pun, menemui Tommy di ruang tamu.

"Ada apa Tom ke sini?," Tanya Yuki.

"Mau belajar bareng sama loe," jawab Tommy singkat.

"Oh iya aku lupa," sambung Yuki yang tertawa kecil.

"Yahudah, ambil bukunya gih," Tommy.

"Iya tunggu sebentar yah," ucap Yuki bersemangat.

Setelah itu, keduanya mengerjakan tugas dari guru tanpa disadari Tommy memperhatikan tulisan Yuki.

"Kok tulisannya, kayak pernah gw liat yah…," gumamnya dalam hati.

"Tom, kok malah bengong," ucap Yuki, sembari memainkan tangannya di depan wajah Tommy.

"Enggak…kok, Cuma lagi mikirin tugas," ucap Tommy mengelak.

"Oh…kirain kenapa bengong aja," sambung Yuki.

"Gw baru inget, itu kan kayak tulisan pengagum rahasia gw…jangan-jangan, orangnya itu Yuki lagi," gumamnya lagi dalam hati.

Dan 2 jam berlalu, Tommy pun pamit pulang setelah selesai belajar bersama Yuki pada kedua orangtuanya dan juga Yuki, mengendarai motor vixionnya, melesat ke permukaan jalan menuju rumahnya.

Esok hari, saat Yuki di sekolah menuju toilet diam-diam Vita mengikutinya. Dan mengunci pintu toilet, setelah masuk ke dalam toilet.

"Kok di kunci sih Vit, kan aku mau keluar," ucap Yuki pelan.

"Eh cewek cupu, loe punya kaca ga hah di rumah??? Loe tuh ga pantes deket-deket sama Tommy, cowok paling ganteng and keren di sekolah!," bentak Vita pada Yuki.

"Tapi kan, bukan aku yang ngedeketin Tommy tapi dia sendiri, lagian kita Cuma temenan kok," ucap Yuki ketakutan.

"Oh…belaga sok cantik loe yah…," ujar Vita.

Sembari merampas kacamata Yuki, dan menghancurkannya dengan kaki kanannya seraya mengunci pintu toilet dari luar berlalu pergi.

"Kok Vita jahat banget yah…aku ga bisa ngeliat tanpa kacamataku," ucap Yuki, sembari menitikan air mata dan meraba-raba pintu.

"Tolong…bukain pintunya, yang ada di luar aku ke kunci di dalam," teriak Yuki, dari dalam toilet sampai akhirnya ia terjatuh pingsan.

Tommy mencari Yuki ke kelasnya, karena sejak pagi tadi ia tak melihat Yuki, ia amat panik lalu bertanya ke teman sekelasnya.

"Tadi sih, kalo ga salah si Yuki ke toilet abis dari situ gw ga ngeliat lagi," ucap teman sebangkunya pada Tommy.

Kemudian ia pun, bergegas ke toilet siswi pintunya terkunci.

"Yuki…loe di dalem," teriak Tommy dari luar.

Namun tak ada jawaban dari dalam, ia pun mendobrak pintu toilet setelah berhasil Tommy melihat Yuki tergeletak pingsan di lantai toilet.

"Yuki…bangun," ucapnya pelan.

Tapi Yuki tak bereaksi sedikitpun, akhirnya Tommy membopongnya ke ruang uks merebahkan Yuki di sana.

Dan mengoleskan minyak kayu putih di hidungnya, perlahan Yuki membuka matanya.

"Aku di mana?," Tanya Yuki dengan pandangan kabur.

"Loe di uks Yuki, tadi loe pingsan di toilet," jawab Tommy.

"Makasih yah, udah nolongin aku," Yuki pelan.

"Iya sama-sama, oh iya kok loe bisa ke kunci di toilet sih, terus sama kacamata loe rusak gitu," ucap Tommy penasaran.

"Kalo kacamataku, ga sengaja ke ijek sama aku Tom," ucap Yuki berbohong.

"Terus yang loe ke kunci," sambung Tommy kembali.

"Em…mungkin ob sekolah, ga sengaja kunciin pintunya," ujar Yuki gugup.

"Loe ga boong kan sama gw," ucap Tommy, tak yakin dengan jawaban Yuki.

"Enggak…kok, aku ga boong swear deh," ucap Yuki, sembari mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya.

"Yahudah, kalo gitu gw anter loe pulang," ucap Tommy, sembari menuntun Yuki dari ruang uks menuju parkiran sekolah.

Menaiki motor vixionnya sebelum pulang, Tommy mengajak Yuki ke optik terdekat untuk membelikan soflen baru buat Yuki.

"Sini, gw pakein soflennya yah," ucap Tommy, sembari memakaikan soflen baru ke mata Yuki.

Lalu, Yuki pun bisa melihat dengan jelas.

"Tom, aku ga betah pake soflen enakkan pake kacamata," keluh Yuki.

"Loe harus biasain pake soflen, lagian warnanya kan kayak mata asli loe, jadi ga bakal keliatan" Tommy.

"Yahudah deh, maaf yah kalo ngerepotin," ucap Yuki merasa tak enak pada Tommy.

"Apaan sih loe…kayak baru kenal aja, loe kan sahabat gw," ucap Tommy, yang tersenyum pada Yuki.

"Ternyata, Tommy Cuma nganggep aku sahabat ga lebih," gumam Yuki dalam hati.

"Sekarang, kita pulang ke rumah loe" ajak Tommy, sembari menarik tangan Yuki keluar dari optik.

Dan melanjutkan lagi, perjalanan pulang ke rumah Yuki.

Hampir setiap hari, Yuki menulis surat cinta pada Tommy sebagai secret admirer.

Dan Tommy pun semakin yakin, kalo tulisan pengagum rahasiannya adalah Yuki sahabatnya sendiri, Tommy berniat menanyakan hal itu pada Yuki.

"Yuki gw kan dapet surat dari seseorang, dan gw rasa sih tulisan familiar banget bagi gw," sindir Tommy, perlahan saat berada di perpustakaan.

"Em…mungkin itu dari Vita kali, secara dia kan suka sama kamu," ucap Yuki, mengalihkan pembicaraan.

"Bukannya tulisan loe yah?," Tanya Tommy penasaran.

"Yah…bukanlah, masa aku suka sama sahabat aku sendiri," ujar Yuki, menutupi perasaannya.

"Maaf deh, kalo gitu…oke gw cabut mau nanyain soal surat itu sama Vita yah," ucap Tommy, memancing Yuki.

"Eh jangan…kamu di sini aja, nanti aku di kunciin lagi sama Vita," ucap Yuki mencegah, Tommy pergi memegang tangannya seraya menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Apa loe bilang…jadi Vita yang ngunciin loe kemaren di toilet," ujar Tommy geram.

"Enggak kok, aku salah ngomong tadi…," ucap Yuki berbohong.

"Udah Yuki…loe ga usah boong sama gw, biar gw kasih pelajaran cewek sombong itu," ucap Tommy, tak kuasa menahan emosinya.

"Ga usah Tom, lagian aku juga ga kenapa-napa kan," Yuki menenangkan Tommy sahabatnya.

"Aduh…jantungku rasanya mau copot, tiap kali deket sama Tommy," gumam Yuki dalam hati.

Kemudian, keduanya pun kembali ke kelas masing-masing setelah terdengar bel masuk berbunyi.

Suara ponsel Yuki berbunyi, tanda panggilan masuk Yuki pun mengeser gambar hijau ke kanan menerima panggilan itu.

"Yuki nanti malem ada acara ga?," Tanya Tommy, dari seberang sana.

"Ga ada tuh…paling nonton tv sama ibu," jawab Yuki singkat.

"Ortu gw ngundang loe makan malem, sekarang kita ketemuan yah di mall," Tommy bersemangat.

"Kok ke mal,l kan acaranya nanti malem," ucap Yuki heran.

"Udah…pokoknya, gw tunggu loe di mall," ucap Tommy, yang langsung menutup obrolannya dengan Yuki.

"Jadi, grogi gini yah…mau ketemu orangtuanya Tommy," keluh Yuki, sembari bersiap-siap pergi keluar untuk menyusul Tommy di mall.

Malam pun tiba, Yuki terlihat cantik dengan long dress berwarna biru muda dan makeup natural di wajahnya, setelah pergi bersama Tommy di mall,

"Tom apa ga berlebihan, aku pake baju dan dandan kayak gini," ucap Yuki pelan, yang sudah di depan pintu rumah Tommy.

"Ga kok…malah gw pangling banget liat loe, sumpah cantik banget," puji Tommy.

"Ah Tommy…bikin aku malu aja deh," ucap Yuki pelan.

"Yahudah, sekarang kita masuk udah di tunggu mamah sama papah," ajak Tommy, sembari menggandeng tangan Yuki.

Ketika sampai di meja makan, mamah dan papah Tommy bertanya pada Yuki.

"Namamu siapa nak?," Tanya papah Tommy.

"Namaku Yuki om," jawab Yuki ramah.

"Kamu hebat loh…bisa di ajak Tommy maen ke rumah, mana pernah dia bawa temen perempuannya ke sini," puji mamah pada Yuki.

"Masa sih tante, perasaan aku belum lama kenal sama Tommy," Yuki tak percaya.

"Apaan sih mah, pah…udah dong, jangan di tanya terus Yukinya kan kasian," ucap Tommy pelan.

"Iya deh…yahudah, kita makan keburu dingin nanti masakannya," sambung mamah menghangatkan suasana.

"Ternyata bukan Cuma Tommy yang baik sama aku, tapi orangtuanya juga," gumam Yuki dalam hati, sembari menikmati hidangan makan malam di rumah Tommy.

Usai makan malam, Tommy pun mengantar Yuki pulang ke rumahnya.

Suara teriakkan para siswa angkatan Yuki, setelah melihat pengumuman pelulusan ujian nasional di mading.

"Yuki, abis SMA ini loe mau lanjut kemana?," tanya Tommy, di kerumunan teman-temannya yang sedang asyik, mencoret-coret baju seragam mereka dengan pilok.

"Aku mau lanjut ke ui Tom," jawab Yuki bersemangat.

"Yah…gw ga bisa bareng loe lagi," ucap Tommy lemas.

"Emang, kamu mau lanjut kemana Tom?," tanya Yuki penasaran.

"Aku mau lanjut ke amerika Yuki," jawab Tommy, seketika itu Yuki menitikan air matanya.

"Jadi, kamu mau ninggalin Indonesia," Yuki tak bisa menahan air matanya yang jatuh.

"Iya tapi kita masih bisa kok, komunikasi lewat skype Yuki…terus kalo libur kuliah aku pasti pulang," ucap Tommy panjang lebar.

"Iya deh, aku ikhlas kamu pergi ke sana tapi janji yah, kamu bakal komunikasi terus sama aku," ucap Yuki, sembari menghapus air matanya.

"Iya, gw janji buat loe deh," ucap Tommy, yang tersenyum pada Yuki sahabatnya itu.

Walaupun Yuki sedih, harus kehilangan orang yang di cintainya selama ini bahkan Tommy tak pernah tahu sedikitpun.

6 tahun berlalu, selama itu juga Yuki dan Tommy tetap berkomunikasi jarak jauh lewat skype ataupun bertemu saat libur kuliah datang.

Kini penampilan Yuki berubah total, menjadi wanita dewasa yang cantik dan berani sementara Tommy semakin tampan, dan menjadi pribadi yang lebih baik.

"Yuki…besok abis wisuda gw balik ke Indonesia, loe jemput gw yah di airport," ucap Tommy ketika skypean dengan Yuki.

"Beneran Tom…kalo gitu, besok gw siap-siap buat jemput kamu yah," ujar Yuki histeris.

"Oke, gw tunggu yah loe di sana dah…," ucap Tommy, sembari menutup laptopnya.

"Akhirnya, dia balik untuk selamanya ke Indonesia…itu impian gw sejak lama," gumam Yuki pelan, lalu memejamkan mata seketika tertidur lelap di kamarnya menanti pagi datang.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 wib, Yuki sedang menikmati sarapannya sembari melihat berita di tivi pagi ini.

"Kecelakaan pesawat, dari amerika menuju Indonesia terjadi pagi ini menelan banyak korban, yang tewas di antaranya sebagai berikut," ucap pembawa berita di tivi, sontak saja Yuki terdiam saat melihat, nama Tommy Pangestu tertera di sana.

"Ini ga mungkin…baru semalem, aku komunikasi sama Tommy!," teriaknya segera menyetop taksi yang melintas di depan rumahnya, dengan raut wajah berderai air mata menuju bandara sukarno hatta.

Kemudian orangtua Tommy pun menyusul kesana, dengan kesedihan yang teramat dalam seperti yang Yuki rasakan.

"Ya tuhan…kenapa kau ambil dia secepat ini, udah lama aku memendam perasaan ini padanya" keluh Yuki, lemas tak berdaya kehilangan orang yang ia cintai selama ini.

Di bandara, mayat Tommy terbaring kaku tak bernyawa terlihat pucat pasi dan Yuki hanya bisa menangis sejadi-jadinya, masih tak percaya atas kematian Tommy.

"Mbak, kami menemukan surat di saku korban tewas ini silahkan di baca," ucap petugas tim sar.

"Makasih pak," ucap Yuki dengan mata yang masih basah, lalu membuka surat itu perlahan.

Dear Yuki

Sebenernya, aku udah tau kalo kamu pengagum rahasiaku. Aku juga punya perasaan yang sama kayak kamu, Yuki mau ga jadi istri aku? dan aku janji bakal bahagiain kamu selamanya.

By: Tommy