"Samael, kau sudah tidur?"
"...."
Laelia yang tidur membelakangi Samael dimana punggungnya menyentuh punggung hangat Samael di kasur yang sama, tidak bisa mendengar jawaban dari belakangnya dan ini membuatnya sedikit mengangkat tubuhnya dan menoleh ke arah Samael.
Dia melihat bahwa Samael sudah tidur karena nafasnya sudah teratur dan itu membuatnya menghela nafas lega.
"Agak was-was tidur dengan laki-laki di kasur yang sama. Tapi ini lebih baik jika dibandingkan dengan Lucy yang akan mendengkur saat tidur. Terima kasih berkat itu aku menjadi terbiasa."
"Hanya saja...."
Melihat wajah polos Samael saat tertidur disamping, senyuman tipis muncul di wajahnya dan diam-diam dia menyentuh pipinya lalu menyisir rambut emasnya yang indah.
Anehnya dia merasakan rasa nyaman di hatinya saat dia melakukan ini.
Setelah melakukan ini, dia kembali tiduran dan menatap langit-langit, tapi saat dia melakukan ini, Samael membuka matanya dan tersenyum tipis.
Jelas dia tidak tidur dan sekarang dia diam-diam menajamkan telinganya saat dia mendengarkan Laelia menggumamkan: "Dunia Paralel, tidak memiliki semua kemampuan kecuali ingatan pengetahuan yang sudah dikuasai."
"Dunia yang asing, kehidupan yang baru. Dan tujuannya..."
"Menyelesaikan hutang sebab akibat, untuk... melahirkan Lily dan Aura."
Semburat merah muncul ketika dia menyentuh perut ratanya disana, dan akhirnya dia membalikkan badannya sambil menggosok pipinya berkali-kali agar menghilangkan pemikiran tadi.
Tapi jika Samael melihat ini, mungkin dia hanya bisa tersenyum pahit melihat bahwa Saint yang dia kenal, wanita yang selalu memberikan senyuman lembut seolah tahu semuanya...
Sekarang menjadi seorang gadis kecil yang pemalu. Mungkin, ini diri aslinya ketika semua kemampuannya tercabut!
Pada akhirnya Laelia menutup matanya sambil berbisik: "Entah sampai kapan kita akan hidup disini."
-----------
Keesokan harinya.
Samael memarkir sepeda motornya dan langsung memasuki kantor yang terlihat mewah dan tinggi disana.
Dengan senyuman di wajahnya, dia berbisik sangat rendah: "Mari kita lihat, dengan otak dan mulutku, seberapa cepat aku naik jabatan disini?"
"Tetapkan tujuan kecil, jadilah General Manager dalam waktu dua bulan !!!"
Bagi orang yang selalu duduk di atas orang lain selama dua tahun itu, rasa pengalaman yang Samael alami sekarang adalah yang terbaru bahkan sejak dia lulus dari Universitas.
Meskipun bagi semua orang, omongan Samael untuk menjadi General Manager selama dua bulan seperti omong kosong, tapi Samael memang punya modal dan pengalaman untuk melakukan ini!
Jangan takut bermimpi, meskipun ada pepatah "Mimpi terlalu tinggi, jatuhnya sakit", tapi tanpa mimpi, orang tidak akan maju karena mereka yang tidak bermimpi tidak akan memiliki Mindset utama dalam hidup ini!
"Pagi semuanya." Samael menyapa orang-orang di kantor bagian tempat dia bekerja.
"Pagi Samael, apakah hari-hari menjadi pasangan mudamu sudah berakhir?"
"Hahaha, untungnya kau sudah menikah. Akhirnya aku punya kesempatan dengan para wanita di kantor!"
"Hanya kau? Mimpi! Ngaca dulu sana!"
"Samael! Apakah kau ingin kopi? Akan kubuatkan sekalian."
.
.
.
Mendengar jawaban ini, Samael harus puas. Sepertinya identitasnya masih baik di kalangan pekerja yang sama ini.
Dia juga mengatakan: "Kalian semua bercanda, jika kalian iri, cari istri sana. Ahhh, dan tolong siapkan satu kopi juga untukku."
Teman pekerja Samael terlihat ramah dan mudah didekati. Setelah sesi singkat itu, semuanya mulai bekerja satu demi satu di depan komputer mereka.
Bagi Samael sendiri, dia memainkan pulpen di tangannya sembari melihat atau lebih tepatnya mengoreksi data laporan yang sudah tersedia di file penyimpanan komputernya.
"Masih ada banyak celah." Inilah yang Samael temukan disini.
Meskipun terlihat sangat tepat sasaran antara data proyek dengan data di lapangan yang sudah ada, tapi Samael masih menemukan celah diantara data di depan.
Kemudian dia mulai meminta beberapa data dari teman-teman disekitarnya, dan benar saja, ada miss di beberapa tempat.
Segera dia menghentikan gerakan tangannya, meletakkan pulpen ke meja dan mulai membenarkan semua data yang menurutnya kurang tepat sasaran disini!
Setelah dua puluh menit, Samael mengprint hasilnya dan menunggu dengan sedikit perencanaan saat akan menyerahkannya ke ketua bagiannya.
Kesan pertama mungkin sudah lewat baginya, tapi kesan yang ditambahkan dengan sedikit pembenaran pada kelanjutan titik simpang kritis perusahaan pada saat ini...
Itu pasti akan membuatnya diingat oleh Ketua Bagian dan memperoleh kedekatan dengannya!
Saat kedekatan keduanya menyempit, maka itu akan memudahkan Samael untuk memberikan kesan positive padanya dan meningkatkan peluangnya naik jabatan !!!
Ini adalah hal yang baik. Tapi teman-temannya disekitar memandang Samael dengan terkejut.
Pertama, mereka terkejut dengan permintaan Samael akan semua data pengolahan kinerja mereka. Tentu saja mereka tidak menolak, karena hal semacam ini sangat wajar di semua perusahaan.
Tapi masalah kedua, itu benar-benar membuat mereka semakin bengong. Karena saat Samael berdiri dari kursinya sambil membawa laporan di tangannya, mereka melihat Samael terlihat sedikit....dominan.
Mereka tidak tahu apa yang terjadi padanya, apa yang terjadi pada Samael mereka yang ramah senyum dan tenang?
Tapi beberapa orang tua yang berpengalaman hanya menggelengkan kepalanya dan memberikan senyuman penuh pengertian pada junior-junior mereka.
Lagipula, bagi laki-laki yang sedang menikmati masa-masa muda pasangan baru, itu pasti akan meningkatkan kinerja mereka 1000% !!!!
Karena itulah banyak Negara Maju menganjurkan para pekerjanya untuk menikah. Karena selain peningkatan SDM, itu juga untuk meningkatkan kinerja bekerja mereka!
Dan saat Samael berdiri di depan pintu Ketua Bagian Departmentnya, sebuah tepukan di pundak tiba-tiba terasa!
"Apa yang kau lakukan, Tuan Samael?"
Samael berbalik dan diam-diam tersenyum, "Bukankah sudah jelas, saya ingin mengirimkan laporan saya kepada Ketua. Apakah Anda tidak bisa melihatnya?"