webnovel

Bab 1

" Mas,, " panggil Shela pada suaminya

" hmm "

Shela membuang nafasnya sedikit kasar,

ia menatap suaminya yang sedang fokus pada ponselnya. Ia sedikit kesal melihat tingkah suami nya yang setiap hari terkesan cuek pada nya.

 

" gak terasa besok Anniversary pernikahan kita yang ke lima Mas. " berkata dengan senyum kecil

 

" terus kenapa emangnya ? bukan kah pernikahan kita ini biasa saja, apa lagi kamu tidak bisa memberikan aku anak !." ketus nya

 

tak di sangka Shela jika suaminya tak pernah membahas soal anak selama ini, ternyata mengungkit nya.

 

dada Shela terasa sesak untuk menghirup di ruangan itu.

Shela meneteskan air matanya yang lolos begitu saja dari pelupuk matanya.

ia mengusap air yang membasahi wajahnya.

 

" kenapa kamu berkata seperti itu Mas ? bukannya selama ini kamu tidak pernah mempermasalahkan hal itu, " berkata dengan mulut bergetar.

" yaaa ... !! Dulu memang aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu Shel. Entah kamu bisa memberiku anak atau tidak. Tapi sekarang aku sadar, hidup tanpa ada nya anak akan terasa sepih. Lihat rumah tangga kita semakin hambar, tidak ada suara tangis bayi, tidak ada tawa anak kecil di rumah ini. " ucap Bara penuh penekanan

Shela terdiam mendengar penuturan sang suami.

 

padahal dirinya ingin sekali memiliki seorang anak.

" aku tau Mas, dalam pernikahan yang di cari adalah anak. Aku juga sudah berusaha untuk mengandung. Tapi kamu tau sendiri Mas kandunganku lemah. Aku juga ingin seperti wanita yang lain nya Mas. " ucap Shela di selah isak tangisnya.

 

Sejak Shela keguguran yang ke dua kalinya, perubahan sikap Bara sangat terlihat jelas berbalik seratus delapan puluh persen.

 

 

Shela menyadari perubahan sikap Bara, mungkin Bara masih merasa terpukul karena dua kali anaknya gugur dalam kandungan pikir nya itu.

" Terserah kamu besok dengan Anniversery pernikahan kita besok, aku tidak mengharapkan itu karna percuma kamu tidak bisa mengandung anak dariku. " Bara berkata datar

Bara pun pergi entah kemana.

 

Shela diam mematung setelah mendengar perkataan Bara tadi.

 

Andai kamu tau Mas keadaanku yang sebenarnya, mungkin kamu akan mengikuti mauku untuk tidak tinggal satu atap dengan ibumu.

*****

 

malam harinya, Bara tidak pulang ke rumah. Shela tidak pernah heran dengan Bara yang terkadang jarang pulang kerumah.

 

Ia lebih senang pergi ketempat teman-teman nya.

Ibu mertua Shela pun tak pernah mempermasalahkan Bara mau pulang atau tidak. Asal tiap bulan Bara memberi jatah padanya.

 

terdengar suara bell berbunyi, Shela segera berlari kecil keluar untuk membuka kan pintu, ia berpikir jika itu suaminya. karena waktu memang sudah jam setengah satu dini hari.

ceklek..

 

" Duuhh lama amat sih bukain pintunya. gak tau apa orang lagi kesusahan ini. mana berat banget " grutu seseorang yang membopoh tubuh Bara.

 

" kenapa dengan suami saya ". kemudian ia membantu membawa Bara ke dalam Kamar. Namun Bara menolak untuk di ajak Shela.

" jangan sentuh saya, kamu tidak bisa memberikan saya anak. Biarkan Ratu yang membawa ku. " ucapnya dengan keadaan mabuk.

 

Shela tidak memperdulikan perkataan Bara,

ia tetap membawa Bara, namun belum sempat di bawa, Bara mendorong Shela hingga tersungkur ke lantai.

 

" ck .. sudah di kasi tau masih ngeyel. Bara itu sudah tidak cinta lagi sama kamu. "

 

Deg.. !!

 

 

Shela meringis kesakitan karena tubuhnya itu mengenai sedikit ujung meja di ruang tamu.

 

usai membawa Bara ke dalam kamar nya, Ratu pamit pulang.

 

" siapkan mental mu besok agar kamu tidak setress. " ucap Ratu sebelum benar-benar pergi.