webnovel

Bukan Salah Rasa

(Mengandung Konten 21+) Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. . . . Silahkan Colection agar bisa membaca lebih lanjut, jangan lupa tinggalkan reviewnya ya.. Terima Kasih !! . . . CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA! KARANGAN AUTHOR 100 % DAN BUKAN CERITA DUNIA NYATA YAH !!! WARNING MENGANDUNG KATA KASAR DAN BEBERAPA HAL SENSITIF !!! *Cerita Lain : 1. UNCOVER 2. POLIGAMI 3. Jika Takdir Berkehendak *FOLLOW JUGA IG KU YA.. @shasecret_

SA_20 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
280 Chs

Gelombang Godaan

Pernikahan Miko dan Zahra berjalan lancar dan baik-baik saja, sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 10 malam dimana batas penggunaan hotel sudah maksismum. Miko pun mulai mengantar para tamu untuk meninggalkan aula hotel, hingga semua tamu-tamu itu pergi dari sana. Kini hanya tersisa 10 pasangan saja, yaitu Ruri, Simon, Nando, Nindy, Louis, Adila, Refan, Reisya, Miko dan Zahra. Mereka masih berbicara satu sama lain.

"sudah waktunya pulang guys," ucap Nando mengingatkan.

"ya, gw juga tau. Ayo beb kita pulang?" jawab Ruri lalu beralih pada Simon.

"tentu beb, pengantinnya mau olahraga juga kan? Jadi sebaiknya kita pulang sekarang," balas Simon menggoda Miko dan Zahra.

Miko yang di sindir seperti itu menunjukkan seringainya, sedangkan Zahra jelas sudah merona sejak tadi. Otaknya mulai travelling kemana-mana, hanya karna godaan itu.

"ya ampun Ra, pipi lo merah banget deh. Pasti mikirin yang enak-enak ya?" goda Adila lebih lanjut.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com