"Siapa bilang aku nggak bisa mengusirmu?" potong wanita tua yang ada di belakang mereka.
Pratama dan Senopati langsung menoleh ke arah yang sama. Keduanya terkejut, lalu Pratama melepaskan kerah baju Senopati.
"Nenek, kok bisa di ..."
Wanita tua itu melangkah ke arah mereka. Sesampainya di depan Pratama dan Senopati, nenek Sopia langsung menampar wajah Senopati.
"Itu untuk Meysa. Berani sekali kamu menampar anakku. Kamu pikir kamu siapa?" Nenek Sopia tampak kesal sekali. Emosinya sudah meluap dan ingin sekali memukul wajah Senopati lagi.
Senopati hanya diam menunduk mendapat tamparan itu. Bahkan ia tak berkutik sedikitpun.
"Kenapa kamu diam?" tanya nenek Sopia. "Kamu benar-benar keterlaluan. Menampar istrimu di depan umum. Kamu lupa, kami keluarga Haditama. Keluarga terpandang dan terhormat di negeri ini. Pejabat pun sungkan untuk menyakiti kami. Tapi kenapa kamu seenaknya sama Meysa. Lihat ini! Berita tentang keluarga Haditama menjadi viral di sosial media," tuturnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com