webnovel

Tragedi Memalukan

Sore itu kafe Mila terlihat ramai seperti biasanya.

Sudah satu bulan lebih kafenya beroperasi saat itu.

Setiap hari pelanggan wanita selalu membanjiri kafenya karena ingin betemu dengan pegawainya yang bernama Jaehyuk.

Tak jarang banyak yang ingin berswafoto dengan pemuda itu.

Dan yang lebih bersemangat adalah Sinta yang selalu berusaha mendekati Jaehyuk.

"Jaehyuk ..." goda Sinta.

"Iya,,," jawab Jaehyuk dengan senyum khasnya.

Dia memang murah senyum, dan jika ia senyum selalu menampilkan smile eyes nya yang menjadikan hal itu daya tariknya.

"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Sinta iseng di sela kesibukan mereka.

"Memang kenapa?" Jaehyuk malah balik bertanya seolah enggan menjawab pertanyaan dari Sinta.

"Ah, kamu pasti sudah punya pacar," gumam Sinta dengan nada kecewa.

Sedangkan Jaehyuk hanya tersenyum seperti biasanya.

"Padahal kamu itu, tipe idaman ku loh,, " ucap Sintaa dengan cekikikan.

Dia menutup wajahnya karena malu.

Namun saat ia menurunkan tangannya, Jaehyuk sudah tidak ada di depannya.

"Eh, kemana dia?" tanya Sintaa pada dirinya sendiri.

Ternyata Jaehyuk pergi menghampiri Mila yang saat itu baru keluar dari ruangannya dan duduk di meja dekat jendela di sudut kafe.

Ia menulis laporan keuangan kafe di sana, sambil memperhatikan pelanggan yang hadir di kafenya.

"Kopi spesial untukmu noona," ucap Jaehyuk sambil menaruh segelas kopi hangat kesukaan Mila.

"Terima kasih, kamu sangat baik," kata Mila.

"Sepertinya sudah mulai musim hujan. Noona jangan lupa jaga kesehatan dan selalu gunakan pakaian hangat saat keluar," kata Jaehyuk sambil memperhatikan langit yang sore itu sudah mendung.

"Kamu benar. Aku akan mengikuti nasihatmu," ucap Mila.

"Oh iya, bagaimana kamu betah bekerja di sini?" tanya Mila kemudian.

"Tentu saja aku betah bisa bekerja dengan noona yang baik dan cantik,"

"Aku jadi merinding, tapi sayang sekali aku sudah menikah," kata Mila sambil menunjukkan cincin yang berada di jari manisnya.

"Aku tahu. Karena itu aku memanggilmu noona yang berarti panggilan kepada perempuan yang lebih tua. Karena aku sudah menganggapmu seperti kakak ku sendiri," ucap Jaehyuk sambil tersenyum pada Mila.

"Jaehyuk sini!!" panggil Sinta.

"Sepertinya aku harus kembali bekerja. Selamat menikmati kopimu noona," Jaehyuk lalu kembali ke tampat kerjanya karena di sana sudah ada beberapa pelanggan wanita yang menunggu untuk melihatnya secara dekat.

Mila kembali fokus pada pekerjaannya.

Di temani dengan kopi buatan Jaehyuk yang sangat nikmat.

Sampai tiba-tiba dia merasa ada yang keluar dari area sensitifnya.

"Tanggal berapa ini? Jangan-jangan aku kedatangan tamu bulanan. Mana aku lupa bawa pembalut," gerutu Mila.

Dia segera menuju toilet untuk memastikan hal itu.

Dan ternyata benar, sedikit noda darah sudah mengotori celana dalamnya.

Ia bergegas keluar untuk membeli pembalut di minimarket terdekat.

"Aku keluar dulu ya, ke minimarket depan," pamit Mila saat ia melewati Sinta dan Jaehyuk.

Jaehyuk lalu menghampiri Mila dan menyerahkan sebuah payung untuknya.

"Sebentar lagi turun hujan. Sebaiknya noona berjaga-jaga dengan membawa payung," ucap Jaehyuk sambil menyerahkan payung itu.

"Ah iya terima kasih Jaehyuk. Kamu sangat baik..."

Mila mengelus rambut Jaehyuk dan membuat lelaki itu tersipu.

"Apa-apaan itu. Apa Jaehyuk menyukai Mila??" gumam Sinta.

Setelah Jaehyuk kembali, Sinta menjadi kesal seteah melihat pemandangan tadi.

"Ingat, Mila sudah punya suami," kata Sinta dengan tegas.

"Aku tahu. Tapi semua tidak seperti yang kamu pikirkan," jawab Jaehyuk tanpa memandang Sinta.

Sinta mencibir pengakuan Jaehyuk yang mengelak jika dia menyukai Mila.

"Lebih baik kamu menyukaiku. Jelas-jelas aku wanita single. Jadi..."

Belum sempat Sinta meneruskan kalimatnya Jaehyukk lagi-lagi sudah pergi dari hadapannya.

"Dasar anak itu," Sintia mendengus kesal.

***

Milakeluar dari minimarket dengan perasaan lega setelah mendapatkan barang yang ia butuhkan.

Dia harus bergegas kembali ke kafe untuk memakai barang tersebut sebelum darah keluar lebih banyak.

Benar kata Jaehyuk, hujan tiba-tiba turun walaupun tidak begitu deras.

Mila lalu membuka payung yang ia bawa dari tadi.

Namun matanya teralihkan saat melihat pemuda yang sedang duduk di depan minimarket dengan beberapa luka di wajahnya.

Mila mengangkat kedua bahunya dan melangkah melewati lelaki tersebut.

Namun lelaki itu tiba-tiba meraih pergelangan tangannya.

"Hei, tolong bantu aku," ucap lelaki itu lalu menarik tangan Mila.

Lelaki itu mendekat dan berada di payung yang sama.

Tatapannya begitu tajam, dan membuat Mila takut.

"Apa yang kamu lakukan?!" tanya Mila dengan emosi.

"Ssttt... Tolong sembunyikan aku sebentar saja," jawabnya.

Tangannya lalu mengambil alih pegangan payung dan sedikit menurunkannya hingga wajah mereka sekarang tidak dapat terlihat orang lain.

Milaa membulatkan matanya saat lelaki itu menyentuh tangannya yang masih memegangi payung.

Namun dia sama sekali tidak bergerak dan mulutnya terkunci.

Entah kenapa dia menurut saja saat lelaki itu meminta bantuannya.

"Ke mana perginya anak sialan itu?!!" seru seorang pria paruh baya dari samping mereka berdua.

Tidak lama pria paruh baya itu pergi dari hadapan mereka.

Setelah aman, lelaki itu melepaskan tangannya dari pegangan payung dan tangan Mila.

"Terima kasih, aku sudah lelah untuk berlari lebih jauh lagi tadi," ucap lelaki itu dan berniat pergi dari hadapan Mila.

"Tunggu, apa kamu pencuri?!!!" tuduh Mila.

Dia tidak bisa membiarkan dia kabur jika ternyata ia adalah seorang pencuri.

Mila pun meraih kaos yang dipakai lelaki itu dari belakang.

Namun tidak sengaja kakinya tersandung dan ia jatuh tersungkur di samping lelaki tersebut.

Sebuah kantong keresek yang ia bawa dari tadi melayang ke udara dan isinya keluar dari tempatnya.

Yang lebih memalukan barang tersebut mendarat dengan sempurna di tangan lelaki tersebut.

Lelaki itu memandang barang tersebut dengan canggung.

Saat ia ingin mengembalikannya perhatiannya malah tertuju pada celana Mila.

"Celanamu berdarah," ucap lelaki itu.

"A apa?"

Setelah menyadari situasinya Mila malu bukan main, iapun lalu bangkit dan mengambil barangnya dari tangan lelaki itu.

Sambil menutupi celana bagian belakangnya, Mila bergegas berlari meninggalkan lelaki itu dengan perasaan malu.

"Tunggu, payungmu ketinggalan," seru lelaki tersebut yang tidak dipedulikan oleh Mila.

Akhirnya dia memungut payung tersebut dan membawanya pergi bersamanya.

***

Mila sampai di kafe dengan penampilan yang kacau.

Bajunya basah kuyup dan rambutnya berantakan.

"Loh Mil, kenapa penampilanmu jadi seperti itu? Kamu habis di terkam harimau??" tanya Sinta yang terkejut melihat temannya itu.

"Jangan mendekat! Kalian berdua balik badan," perintah Mila.

Untung saja saat itu kafe sudah sepi, hanya tinggal beberapa orang saja yang tidak peduli dengan kedatangan Mila yang seperti itu.

Dengan cepat ia berlari menuju toilet untuk membersihkan tubuhnya.

Jaehyuk memandang heran ke arah Sinta.

Seolah bertanya apa yang terjadi dengan bos mereka itu.

Namun Sinta hanya mengangkat kedua bahunya.

"Memalukan.. memalukan.. memalukan!!" runtuk Mila sambil membenturkan dengan pelan kepalanya ke tembok toilet.