" jangan tanyakan kenapa aku bisa mencintaimu sebesar ini. Tapi tanyakan apakah kau mampu menjaga cinta ini untukku?"
- Anonim -
**
" jadi loe sengaja enggak balas pesan gue, biar gue krasak krusuk gitu?" tanya Rere sambil bersedekap dada.
Ikram senyum-senyum kecil melihat rere cemberut dihadapannya. Perempuan yang selama ini ia rindukan telah ada dihadapannya dengan pakaian yang lebih feminim dan tentunya lebih anggun daripada sebelumnya.
" I love you, re!" ucap Ikram sambil memegang tangan rere yang kecil dan putih.
" Apaan sih loe, tiba-tiba romantis gini? siapa yang ngajarin loe sih uda." balas Rere dengan wajah yang memerah karena malu.
" loe nolak-nolak gini gue tambah gemes sama loe re!" ucap Ikram sambil mencubit pipi Rere yang berisi.
" auh! sakit tauu.. kasar amat jadi cowok!" kesal Rere kembali cemberut manja.
" terima kasih ya sudah kembali.. gue senang bisa melihat loe lagi uda." tambahnya dengan suara yang lembut, yang membuat sipendengar dihadapannya saat ini jantungnya berdetak lebih cepat.
Malam ini Rere menghabiskan waktunya bersama Ikram di tempat yang sudah dipesan Ikram jauh-jauh hari. Tempat yang hanya khusus mereka berdua saja. Kepulangan Ikram memberi semangat kembali dalam hidup Rere. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan perkuliahan ini, bekerja lalu menikah dengan ikram. Sebegitu polosnya pemikiran perempuan yang baru mengenal cinta berbalas ini.
" gimana tadi sudah ketemu sama udanya?" goda mama Rita ketika melihat Rere senyum-senyum sendiri didalam kamarnya.
Rere mengangguk dengan semangat dan dibarengi senyum sumringahnya.
" terus dia gak bakal pergi lagikan?" tanya mama Rita yang selalu penasaran perkembangan cinta anak pertamanya itu.
" enggak tahu ma, nantilah re pikirkan yang jelas dia udah pulang.. senang banget.." ucapnya dengan riang sambil memeluk boneka Doraemon pemberian Ikram tadi.
" oh yaa tadi sore sonny kesini." ucap mama Rita.
" ah ya? kok dia enggak bilang sama rere mau kesini." balasnya heran.
" mama juga enggak tahu, kok dia makin kurus ya mama lihat. Memang kerjanya kayak apa ya re?" sahut mama Rita sambil berpangku dagu.
" kerjanya jadi chef mama, mungkin karena terlalu sibuk mikirin resep baru ia jadi lupa makan." pikir Rere spontan.
" eh, mana ada kayak gitu nak. tadi dia kesini enggak nanya kamu, cuma ngajak Amel main-main disekitaran komplek." ucap Mama Rita.
" yahh bagus kalau gitu, uda sonny memang teman terbaik rere." balasnya dengan semangat.
" kalau gitu rere shalat habis itu tidur lagi ya, jangan sampai telat subuhnya." balas mama Rita mengingatkan.
" oke siap bu bos!" balasnya.
" amel, sudah ya main handphonenya waktunya amel tidur." ucap mama Rita mengambil handphone Amel dan menggendong anak bungsunya itu ke atas kasur lalu menidurkannya.
**
Esoknya Rere menyibukkan diri dirumah dikarenakan hari ini tidak ada jadwal kuliahnya. Ia lebih mengerjakan tugas-tugas yang akan dikumpulkan minggu depan ketimbang ia tiduran dan menunggu pesan dari Ikram. Sepulang Ikram dari Jakarta kemarin sampai pagi ini, belum ada kabar dari lelaki yang dicintainya itu.
Sembari Rere mengerjakan tugas sesekali ia mengintip setiap notifikasi yang masuk di handphonenya itu. Pikiran Rere tertuju pada Ikram kali ini, sudah berganti sore pun kabar darinya tak kunjung Rere dapatkan.
" kak makan malam yuk!" ajak mama Rita.
Tak sadar pun dengan tugas yang setumpuk, waktunya habis dengan mengerjakan tugas walau terkadang pikirannya masih tertuju pada notifikasi Ikram.
" Apakah sesibuk itukah kalau sudah semester 6? " batinnya.
" kakak kenapa bingung sichh." protes Amel yang daritadi ingin disuapi sama kakaknya.
" eh maaf ya adek cantik tadi kakak mikir tugas kakak yang belum kelar." balasnya berdusta.
" nanti pikilin ugasnya, nanti makanan mel enggak enak lagi kakak." protesnya lagi pada kakak perempuannya itu.
Rere tersenyum lalu menyuapi adeknya dengan pelan.
" kak, nanti habis suapi makanan amel tolong antarkan pesanan kerupuk ini ya dan ini alamat rumah beliau." ucap mama Rita kemudian Rere mengecek alamat rumahnya.
" Ny. Bella?" tanya Rere.
Mama Rita mengangguk, lalu menyahut ucapan anaknya " memang kenapa kak? kakak kenal?"
" dari nama dan alamatnya rere tahu ma.. ini rumahnya Ikram." balas Rere.
" alhamdulillah berarti nanti kakak enggak susah nyari alamatnya. Ibunya minta diantarin malam ini karena ada tamu. habis makan ini kakak antarin yah." pinta mama Rita pada anak pertamanya.
" baik maa aman.." balas rere sambil mengacungkan jempol kanannya.
" Terima kasih kakak." balas mama Rita dibarengi dengan senyum simetris rere.
**
Dikomplek perumahan ini Rere berada. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, tidak biasanya ia segugup ini mengantar pesanan konsumen. Ia mengendarai motornya dengan santai sambil melirik kiri kanan rumah yang megah dan terkesan modern itu. Lalu tibalah Rere didepan gerbang halaman rumah minimalis modern berwarna coklat tua. Tampak banyak mobil berderet disana, salah satunya ada mobil yang dipakai Ikram sewaktu menjemputnya pada pernikahan sepupunya beberapa waktu yang lalu. Berarti Ikram ada dirumah.
" Assalamu'alaikum, permisi." sapa Rere di depan gerbang.
Satu orang berpakaian security berjalan ke arahnya.
" wa'alaikumussalam dek, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bapak penjaga itu.
" ini pak orderan atas nama Nyonya Bella." ucap Rere sambil menyodorkan satu kantong kresek bening yang berisikan 3 kerupuk talas yang pedas.
" ooh baik.. saya kasih ke ibu Bellanya ya." ucap Pak Penjaga itu.
" hmm.. tidak bisakah saya yang mengantarnya sendiri pak?" tanya Rere.
" maaf tidak bisa, dan sekarang dirumah lagi ada acara." balas pak penjaga menolak dengan halus.
" kalau boleh tahu, acara apa pak?" tanya Rere penasaran dan ada perasaan yang tidak enak saat ini muncul dalam hatinya.
" maaf saya tidak bisa beritahu ke orang yang tidak kami kenal." ucap Pak Penjaga lalu meminta Rere untuk pamit dari halaman rumah itu. Rere mengiyakan dan pergi bersama kendaraannya.
" pantesan seharian tidak ada kabar, rupanya lagi ada acara." monolog Rere sambil mengendarai motornya. Meskipun begitu hatinya masih tidak tenang sebelum ada kabar dari kekasihnya itu.
Setiba dirumah pukul jam 10 malam, Amel sudah tidur dengan lelap. Mama Rita masih sibuk menonton dangdut di salah satu siaran televisi sambil mengemil kerupuk yang dia buat sendiri. Rere memilih untuk merebahkan badannya diatas kasur. Sambil menatap langit-langit kamar ia masih menunggu kabarnya dari Ikram.
drrtt.. ( handphone berdering )
Rere tersenyum sumringah melihat satu notifikasi masuk dan itu dari Ikram. Ia membuka pesan tersebut, namun sekali lagi notifikasi itu tiba-tiba dihapus oleh sipengirim pesan itu padahal sudah dibaca oleh Rere.
" I'm falling in love with you?" monolog Rere.
" kenapa ia mengirim pesan itu lalu menghapusnya?" herannya sambil menatap lama layar pesan Ikram itu.
Rere pun mengirim pesan kepada Ikram
Rere : kenapa dihapus?
Ikram : itu yang ngirim bukan aku, tapi agnes maaf ya re..
Rere : re? hello?
Pesan terakhir rere tak dibalas oleh Ikram. Perasaan Rere mulai aneh dan berpikiran macam-macam tentang Ikram saat ini. Biasanya Rere tidak memperdulikan soal perasaannya namun kali ini hatinya teriris dan sakit meski hanya sekedar pesan yang dihapus saja.
***