Aku tak tau apakah yuangka sedang mengalami jetlag, hanya saja sejak satu jam lalu kami tiba di indonesia, ia tak bangun dari tidurnya.
Taksi yang kami sewa hampir sampai di tujuan. Apartemen rachel. Aku bawa yuangka ke sana. Menurutku, ia kan dengan mudah mengetahui tentang rachel dari tempat tinggalnya.
"Yua... Yua... Bangun!!! Kita sudah sampai." Ucapku sambil menepuk perlahan pipinya. Namun percuma.
"Ceweknya kecapean ke mas."
Ucap supir taksi itu sambil menatapmu melalui pantulan kaca mobil.
"Mungkin pak. Bisa tolong bantuan saya bawa barang ke atas gak pak? Biar cewek saya, saya yang gendong." Ucapku.
"Boleh-boleh mas. Saya bantuan ya..." Ucap supir taksi itu.
Perlahan ku bawa tubuh langsing dan sintal itu kedalaman gendonganku.
"Emmm....".
Yuangka bergerak. Ia membenamkan wajahnya ke dadaku.

"Dasar muka bantal." Ucapku.
Sesampainya di kamar, aku memberi upah lebih pada supir taksi itu. Kemudian ia pergi setelah berulang kali mengucap kata terimakasih.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com