"Noah Spencer, pria berusia 32 tahun. Ayahnya meninggal sejak ia kecil dan saat ini tinggal bersama ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit karena tertabrak sebuah mobil saat akan menyeberang jalan. Kondisi wanita itu saat ini berada dalam tahap yang mengkhawatirkan karena ketidak adanya biaya untuk operasi."
Seorang pria muda yang Samantha tugaskan untuk menyelidiki pria yang sudah membuatnya tidak bisa tidur semalam akhirnya menemukan sebuah fakta yang sangat menyenangkan hati gadis itu.
"George, tugasmu adalah pergi ke rumah sakit dan membuat sedikit gebrakan dengan menyuap beberapa orang di sana sementara aku akan ke bengkel."
Samantha tersenyum lebar dengan memainkan sebuah bolpoin di tangan kanannya. George asistennya di kantor benar-benar layak untuk diberikan hadiah setelah pagi ini membawa berita yang sangat menyenangkan.
"Apakah Anda yakin bahwa pria itu bersedia menerima syarat dari Anda, Nona?"
George sebenarnya ragu mengingat dari keterangan orang-orang di sekitar bengkel sosok Noah Spencer tergolong pria yang menutup diri dari orang-orang sekitar. Ia hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah kecil tidak jauh dari bengkel itu.
"Berhasil atau tidaknya aku meyakinkan pria itu tergantung dari kecerdasanmu membuat sesuatu di rumah sakit terkait kondisi wanita itu." Samantha memicing menatap sang asisten yang terlihat ragu.
"Lakukan saja apa yang bisa kau lakukan. Sisanya biar aku yang melakukan. Noah Spencer adalah pria yang akan menjadi suami yang ku beli dengan harga fantastis."
"Saya hanya takut jika Tuan Alan Davis mengetahui rencana kita ini, Nona. Beliau pasti akan menggantung saya hidup hidup di pohon mahoni." George menunduk ketika melihat tatapan sang nona yang seakan mencabik tubuhnya.
"Jangan menjadi pengecut jika masih ingin bekerja denganku. Lakukan sekarang juga. Pergi lah ke rumah sakit!"
Kali ini Samantha sudah mulai kehilangan kesabaran. Gadis itu tidak yakin jika Alan Davis tidak mengetahui rencananya, tetapi yang paling penting ia sudah memenuhi persyaratan untuk mengambil warisan itu apapun caranya.
***********
Kedatangan wanita dengan penampilan seksi yang mengundang hasrat seluruh pekerja bengkel membuat bengkel mobil itu mengeluarkan aura panas meskipun hari masih pagi dan bengkel baru saja dibuka.
Netra Samantha mampu mengenali sosok pria berpostur tegap yang saat ini membersihkan beberapa peralatan bengkel. Dengan balutan busana formal yang bagus, pria itu akan menjelma sebagai pria tertampan yang ada di kota Pearl Santos.
"Apakah mobil Anda juga akan diservis, Nona?" Seorang pria berperawakan tidak kalah atletis tiba-tiba menghampirinya. Samantha mengernyitkan alis. Bengkel ini memiliki para pekerja yang sangat tampan dan mungkin itu adalah strategi usaha dari pemilik bengkel.
"Lakukan apapun yang terbaik untuk mobilku, aku akan membayarnya berapa pun tarifnya."
Pria dengan pakaian montir itu menatap ke arah pandangan wanita ini.
"Noah memang menjadi idola bagi semua wanita," gumam pria itu hingga membuat Samantha menoleh.
"Apakah menurutmu aku terlihat mengaguminya?" Tanpa merasa malu Samantha menanyakan hal itu. Gadis itu terbiasa hidup dengan kebebasan hingga terkadang ia melupakan sopan santun dan etika yang berlaku. Selama tidak terlibat sebuah hubungan bebas bagi Samantha apapun bisa dilakukan. Lagipula hanya satu hal itu saja yang dipesan oleh mendiang kakeknya. Sex before marriage adalah pantangan yang harus ia jauhi.
"Sama seperti wanita lain yang menatapnya, maka saya juga melihat kekaguman itu pada diri Anda, Nona."
"Siapa namamu?"
"Bretton Hamilton, saya adalah teman Noah."
Pria itu terlihat menampilkan senyum tipis di ujung bibirnya, mengisyaratkan sebuah hal yang tidak mudah untuk ditebak, bahkan oleh netra Samantha yang terbiasa melihat sesuatu dengan cekatan.
"Pria itu memang tampan, juga terlihat sangat maskulin. Ia memiliki tubuh yang atletis dengan otot di lengannya yang tentu saja keras. Tetapi bukan itu yang ku inginkan. Maksudku tidak secara fisik karena aku memang ingin mengadakan kerjasama yang lebih luas dengannya." Samantha mengerling ke arah pria bernama Bretton itu.
"Noah sudah diincar oleh Nona Ariana Lawson, putri pemilik bengkel ini. Ia menjadi yang diistimewakan di antara para pekerja di tempat ini."
Dengan setengah berbisik Bretton mengatakan kalimat itu yang ditanggapi Samantha dengan tersenyum santai.
"Apakah menurutmu menjadi putri dari pemilik bengkel ini bisa mengalahkan diriku yang merupakan pewaris dari Emerson Industries dan Connor Industries?"
Samantha teringat perkataan Chloe, Terkadang kesombongan itu menyelamatkan wibawa dan harga diri seseorang. Sekali-kali bersikap lah sombong untuk menunjukkan kepada orang yang berniat merendahkanmu bahwa kamu berada di atas mereka. Bukan sebuah kalimat bijak, tetapi Samantha tahu jika saat ini ia membutuhkan kesombongan itu.
"Tentu saja kekayaan yang keluarga Anda miliki tidak ada tandingannya di Pearl Santos ini."
"Tidak, bukan begitu, tetapi itu memang benar. Apakah mereka sudah berpacaran?" Rasa penasaran mendorong Samantha menanyakan hal itu.
"Belum, Nona. Noah tidak pernah menanggapi seorang wanita yang ingin mendekatinya."
"Sempurna!"
Mata gadis itu berbinar. Bretton sekilas menatapnya. Sekali lagi pria itu tersenyum tipis, sangat tipis hingga tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui perubahan ekspresinya.
Samantha menatap ke arah jam di pergelangan tangannya. Menghitung detik demi detik dimulai dengan angka dua puluh.
Tanpa diketahui gadis itu, Bretton sudah mengawasi gerak-geriknya. Nona muda Connor memang terkenal sebagai gadis yang luar biasa cerdik dan licik seperti kelakuan ayahnya. Tetapi, seorang Bretton Hamilton memiliki kepekaan luar biasa jika menyangkut tentang Noah Spencer.
Tidak ada sesuatu yang serba kebetulan. Semua hal yang terjadi dan akan terjadi memang sudah direncanakan. Gadis itu mungkin akan bertindak merendahkan harga diri seorang Noah Spancer, tetapi ia tidak akan pernah menyangka bahwa apa yang dilakukannya akan membawa dampak berbalik pada hidupnya kelak.
Samantha menghitung dalam hati. Tinggal tiga detik tersisa dan ....
"Noah! Ada kabar buruk dari rumah sakit. Ibumu harus dioperasi sekarang!"
Seorang wanita berpakaian administrasi bengkel berlari untuk menemui pria bernama Noah itu. Pria bernama Noah itu segera meletakkan peralatan bengkel yang berada di tangannya. Terlihat kekhawatiran di wajah tampannya.
"Aku harus segera ke rumah sakit. Brett!" teriak pria itu memanggil sahabatnya.
Pria bernama Bretton yang sejak tadi berada di samping Samantha mendekat ke arah Noah.
"Ibuku harus menjalani operasi, tolong kamu lanjutkan pekerjaanku!"
"Jangan membawa motor sendirian, biarkan Nic mengantarmu!" Tidak ingin terjadi apa-apa pada sahabatnya, Bretton kemudian segera melempar kunci motor pada salah seorang pekerja yang lain di bengkel itu.
Semua yang dilakukan pria bernama Bretton itu tergambar jelas di mata Samantha. Rupanya di zaman saat sekarang ini masih ada sahabat yang benar-benar baik dan peduli pada keselamatan sahabatnya.
Semua rencana akan dimulai dari sekarang Samantha bergerak ke luar dari bengkel beberapa saat setelah mengatakan bahwa seseorang akan mengambil mobilnya nanti sore. Pria bernama Bretton itu menatap kepergian gadis yang sebenarnya ia tak ketahui tujuannya itu.
Ingin menarik Tuan Muda Spencer ke dalam kehidupan kalian? Apakah kalian tahu tindakan yang akan kalian lalu membuka pintu karma selebar mungkin. Sudah waktunya dendam itu dibalaskan.