Edo mengabaikan omelan Yudha. Ia masih fokus mengamati kucing putih yang masih di atas meja, yang mengibas-ibaskan ekor panjangnya.
Kucing itu balik menatap Edo dan mengeong seperti layaknya kucing biasa.
"Sudah kubilang, kucingmu ini aneh, Yudh! Dengarlah, dia bisa berbicara bahasa manusia," racau Edo sambil menunjuk-nunjuk kucing temannya itu.
Yudha kembali mengerutkan kening. "Jangan ngaco, Edo! Kau kira ini drama fantasi, heh? Mana ada kucing yang bisa berbicara seperti manusia. Itu hanya ada di cerita fantasi dan juga mimpi," lirih Yudha yang tiba-tiba mengingat kembali mimpinya semalam.
"Ini serius, Yudh! Sebaiknya kau buang saja kucing itu. Sepertinya itu kucing siluman," saran Edo. Ia sembari mengusir kucing putih itu.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com