webnovel

Menerobos penjaga keamanan.

"Ya aku tau, bahkan jika aku tidak tau kamu sudah memperingati aku kan? Kata Arya tersenyum

"Dan kamu masih membayar mereka?" Kata gadis cantik itu dengan panik

Arya terus tersenyum saat dia melepaskan tasnya, memegangnya terbuka agar gadis cantik itu bisa melihatnya.

Dia melihat ke arah Arya sebelum mengintip ke dalam tasnya Arya. Ada tujuh bundel di sana.

"Jadi kamu memiliki banyak uang? Kamu seharusnya tidak membuang-buang uang seperti itu bahkan jika kamu memiliki banyak uang kan?" Gadis itu tidak mengerti apa yang sedang di buktikan oleh Arya, bagi gadis cantik itu Arya menunjukkan bahwa dia memiliki banyak uang.

"Ini adalah uang yang sebelumnya" Kata Arya

"Uang sebelumnya? Apa artinya itu?" Gadis cantik itu masih tidak mengerti. "Maksud kamu kalau kamu mengambil uang itu kembali, tetapi bukankah itu uang empat puluh sembilan ribu? Tetapi sekarang kamu memiliki setidaknya tujuh atau delapan puluh ribu di sini?

"Yah, pria yang mengaku profesor itu memang memiliki uang sebanyak tiga puluh ribu padanya, aku hanya mengambilnya sekalian dengan uang aku sendiri." Arya mengangkat bahu, baginya itu tidak lebih sepeti hal yang sepele, seperti mengenakan pakaian atau menuangkan air ke gelas.

"Wooowwww" Gadis cantik itu benar-benar tercengang pada saat ini, jadi Arya bukan lah orang yg idiot. Tidak hanya itu bahkan dia lebih tinggi levelnya dari pada para penipu amatir Yang di kereta tadi, bahkan berhasil mencuri tiga puluh ribu dari profesor beserta uangnya juga.

"Ada apa dengan wajah mu itu, kamu tidak berencana melaporkan aku karna mencuri kan? Arya bercanda ketika melihat ekpresi dari gadis cantik itu.

"Tentu saja tidak" gadis itu menggeleng kan kepalanya dengan wajah yang memerah.

"Di samping lelucon, aku benar-benar Bingin mengucapkan terima kasih, gadis-gadis seperti kamu sangat lah jarang di temui." Arya berbicara dengan tulus. "Apakah kau ingin memakan sesuatu?"

"Nah.." Gadis itu menggeleng kan kepalanya dan gelisah. "Keluarga ku menungguku di gerbang sekarang."

Arya hanya mengangguk. mendekati gadis cantik itu membutuhkan keterampilan, tetapi takdir juga berperan. Terlalu kuat melawan arus akan menghasilkan hasil yang tidak di inginkan. "Baiklah, sampai jumpa"

Gadis cantik itu menyaksikan Arya menghilang ke kejauhan. "Orang yang sangat menarik." Dia tidak keberatan untuk mengenali dia sedikit lebih dekat jika ibunya tidak menunggu di gerbang.

Namun itu tidak berarti bahwa gadis cantik itu menyukai Arya, itu hanya lah daya tarik yang berbeda yang memang pada dasar nya Arya akan selalu menonjol dari kerumunan. Dia memiliki puluhan ribu di tas nya, bukan di rekening bank nya. Dan ada aura tertentu yang di keluarkan oleh arya yang bahkan pakaian jeleknya gagal menutupi aura tersebut.

"Tuan, tertarik dengan hotel untuk malam ini? Sangat murah di sini..."

Arya di serang oleh promotor hotel saat dia meninggal kan stasiun. Lagi pula orang-orang yang tampak seperti pertani adalah target yang ideal untuk menawarkan hotel murah.

Mereka yang punya uang tidak akan repot-repot dengan hotel yang seperti itu, hotel yang lebih besar tidak akan membutuhkan promotor untuk membagikan brosur di lapangan.

Arya melambaikan tangannya sebagai respon saat dia mendorong keluar dari kerumunan, dan terus berjalan ke arah taksi.

Dia memegang selembar kertas di tangan nya yang di berikan Pak tua Rafi yang menuliskan alamat ke tempat yang dia tuju.

Dia memasuki taksi, dan pengemudi yang bersemangat menoleh kepadanya. "Kemana kamu pergi, nak?"

"Alamat ini di sini." Arya menyerahkan kertas itu kepada pengemudi itu.

Sopir itu adalah penduduk lokal yang tinggal di sekitar stasiun itu. Dan dia memiliki mata yang tajam untuk pelanggan nya. Arya jelas bukan orang lokal, sopir itu berspekulasi bahwa Arya kemungkinan besar adalah seorang warga desa yang mencari pekerjaan di kota, dan dia berencana mengambil beberapa jalan memutar untuk meningkatkan ongkos, dia mengambil catatan itu dengan gembira.

Wajahnya menjadi hijau ketika melihat alamat yang di tuliskan di kertas itu.

Kota songshun, high light avenue no. 36 menara Pengzhan. 11,2 kilometer dari stasiun. Gunakan jembatan lingkaran kedua.

Bahkan rute ini sudah di rencakana, beserta jaraknya jadi tidak ada ruang untuknya untuk bermanuver, dia bertanya-tanya mengapa anak ini ingin pergi ke menara Pengzhan? di situlah perusahaan terbesar kota songshan berada, seorang pertani yang terlihat seperti dia sepertinya tidak mengenal siapa pun dari dalam.

Sopir menghela nafas, mengesampingkan catatan itu sebelum memulai perjalanan.

Songshan memiliki lalu lintas yang baik dan banyak jembatan, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka sampai ke tujuan, Arya membayar taksi itu dua puluh empat kuai untuk ongkos taksi sebelum turun.

Arya tidak bisa membantu akan tetapi merasa pusing dengan gedung pencakar langit yang setinggi ini menjulang di atas nya, bukan kah ini lebih tinggi dari gunung besar di rumah? klien kali ini kelihatannya sangat kaya sehingga Arya benar-benar bisa mencapai pensiun dini nya, Arya bertanya-tanya apakah dia akan mati kalau dia jatuh dari atas gedung tersebut.

Arya harus memastikan kalau itu adalah tempat yang tepat untuk berbisnis.

"Siapa yang kamu cari pak?" Arya belum mengambil beberapa langkah sudah ditanyai dan menghentikan langkahnya.

"Oh tunggu mari kita lihat...." Arya meraih sakunya ketika dia merenungkan keamanan kota, pasti tidak akan ada yang seperti ini di tempat tinggalnya. akan tetapi para penjaga ini sepertinya tidak banyak tau tentang bela diri, dan bahkan Ergaozi di rumah nya dulu bisa membersihkan lantai dengan mereka.

Ergaozi adalah teman bermainnya Arya di rumah, dia tidak mengerti tentang kungfu akan tetapi sekali pukulan nya bisa membunuh seekor banteng yang sudah dewasa, penjaga di sini sangat jauh lebih lemah dari sapi jantan mana pun.

Arya mengeluarkan cacatan dan melihat nama diatasnya. "Aku mencari Chu Pengzhan."

"Chu Pengzhan siapa itu? sepertinya aku pernah mendengan nama itu sebelumnya?

salah satu penjaga itu bergumam.

"Ini ketua bung" Penjaga lain menarik lengan rekannya untuk membungkamnya, memastikan tidak ada yang mendengar nya. "Apa-apaan kamu ini? Apa kamu ingin di pecat atau apa?"

"Sial!!" Mata penjaga itu melebar karna terkejut dan menyesal setelah mendengar kata-kata seniornya. Keamanan macam apa dia jika dia bahkan tidak tahu nama majikannya?

Dia melihat Arya lagi dan melihat apa yang Arya kenakan, dari kelihatan nya bocah laki-laki itu di sini tidak tampak dari seseorang yang terkait dengan sang ketua. Bagaimana pun juga, tampaknya tidak mungkin seorang petani seperti dia akan memiliki koneksi dengan orang yang memimpin Pengzhan Industries, salah satu dari lima ratus perusahaan teratas di dunia.