webnovel

Beautifull

Semakin lama dia melihat wajah Clare, semakin Zefa ingin menghancurkan wajah wanita di depannya. Dia tidak habis pikir tentang bagaimana Clare mengajari anak laki-lakinya itu tentang sopan satun dalam berbicara kepada teman sebayanya.

'Sepertinya memang tidak pernah diajari, tapi aku juga tidak bisa membiarkan Noah sedih dan merasa kalah dengan temannya itu. Aku juga harus membantunya karena ini juga tugasku'

Zefa yang sudah paham dengan maksud dari Noah langsung memeluk erat tubuh mungil Noah sambil menatap pongah ke arah Clare lalu ke Neo. "Seperti yang sudah kamu lihat sendiri kalau Noah juga sudah mempunyai Ibu jadi, kamu tidak perlu mengejeknya lagi seperti itu." Salah satu sudur mulut Zefa terangkat.

Tak terima putranya di hina serta menanis, Clare langsung menggebrak meja serta berteriak, "Beraninya kau menghina putraku seperti itu!"

Semua pandangan mengarah ke mereka ketika mendengar gebrakan meja dari Clare dan dengan tenang Zefa menjawab, "Bukankah sejak awal yang menghina itu putramu?"

Neo yang menangis bahkan juga berkata, "Ibu, Noah jahat." Sambil menunjuk menunjuk ke arah Noah dan memeluk Clare.

Clare menunduk menatap putranya yang masih saja menangis, lantas dia menoleh kearah suaminya yang diam saja ketika darah dagingnya sedang mengeluarkan air mata membuat Clare semakin marah. "Bagaimana mungkin kau bisa diam seperti ini?" tanya Clare dengan nada tinggi.

Mendengar Clare yang membentak suaminya membuat Estevan berfikir, 'Sepertinya sekertaris Zefa tidak perlu bantuanku, paham dengan apa yang dilakukan Noah saat ini'

Mendengus. "Tenanglah Clare, lihat semua orang sedang menatap ke arahmu yang sejak tadi teriak saja."

"Sejak tadi kau terus menerus menghina anak dan istriku, akan aku adukan ke temanku agar kau dan suamimu itu mendapatkan masalah yang besar, nanti aku akan menandatangani kontrak baru dengan perusahaan Zorger Company dan CEO disana adalah teman masa kecilku jadi kalian akan mendapatkan masalah!"

Zefa menoleh kearah Estevan, disana pria itu menggeleng--tidak Zefa langsung tertawa hingga membuat pasangan suami istri di depannya bingung. Setelah puas tertawa Zefa menatap Clare dan suaminya lalu berkata, "Kalau memang kau sahabatny bisa hubungi dia sekarang."

Noah yang berfikir kalau ayahnya adalah CEO disana ingin menjawab perkataan dari Zefa namun dengan cepat Zefa menoleh ke arah Noah lalu menggeleng tidak. 'Noah tidak tahu apa maksud dari kakak cantik tapi sebaiknya Noah diam saja'

Suami Clare terkejut mendengar perkataan Zefa bahkan istrinya juga terus mendesaknya untuk menghubungi CEO dari Zorger Company oleh sebab itu dengan terpaksa pria yang ada di samping Clare mengambil ponsel dari saku lalu menekan nomor milik Estevan.

Dddrrttt

Dering telfon dari posel Estevan yang ada di atas meja mengagetkan Clare beserta suaminya ditambah lagi Estevan menarik ikon hijau di atas layar gawai sambil berkata, "Halo?"

Dari ponsel milik suami Clare terdengar suara Estevan hal tersebut benar-benar membuat pasangan suami istri itu malu dan berusaha menutup wajah mereka di depan Estevan, seketika itu juga sambungan telfon dimatikan oleh suami Clare.

Kini tibalah Estevan yang bergerak, dia sendiri sudah gemas sejak tadi oleh karena itu dengan santai dia menoleh kearah Zefa yang masih memeluk Noah lalu berkata, "Sekertaris Zefa, apakah kita ada jadwal tanda tangan kontrak lagi?"

Zefa menoleh kearah Estevan lalu menjawab, "Tidak pak, semua kontrak telah kita tanda tangani semuanya tadi siang sebelum jam makan siang."

"Gimana nih," bisik Clare ke telinga suaminya.

"Ya mana aku tau, kau sendiri yang mencari gara-gara dengan mereka," jawab suami Clare. Dan dengan menahan rasa malu mereka berdua meninggalkan meja Estevan begitu saja tanpa berbalik wajah.

Setelah melihat Neo dan keluarganya pergi cukup jauh barulah Noah mendongak kearah Zefa lalu berkata, "Kakak terima kasih ya sudah mau membantu Noah."

Zefa yang sedang menatap wajah Noah langsung tersenyum lalu menangkup wajah mungil dari anak laki-laki di depannya. "Iya, tapi Noah harus ingat ya anak baik itu tidak boleh berbohong," tutur lembut Zefa.

Noah mengangguk paham. "Baik, Noah tidak akan berbohong lagi."

Zefa tersenyum lalu mengusap lembut kepala Noah. "Anak baik."

Estevan sangat asing dengan pemandangan di depannya dimana Noah sangat patuh terhadap orang lain sedangkan pada dirinya, Noah sangat sulit di atur. 'Apa yang membuat sekertaris Zefa istimewa di mata Noah?'

Tak lama setelahnya nada dering ponsel Zefa berbunyi, di saat Zefa hendak bangkit dari tempat duduknya Noah memeluk kedua kaki Zefa dan seakan enggan untuk melepaskannya oleh karena itu terpaksa Zefa menoleh kearah Estevan untuk meminta izin darinya dan setelah Estevan mengangguk zefa langsung mengangkat telfon dari ponselnya.

Terdengar suara Ibu yang mengucapkan kata 'Halo' dari sambungan telfon kemudian Zefa menjawab, "Iya Bu, ada apa?"

"Zefa kau tidak lupa dengan acara keluarga nanti siang, 'kan?" tanya Ibu dari sambungan telfon. "Disini semua orang juga sudah menunggumu, tahun lalu kau tidak mau datang dan hari ini kau harus datang."

Jelas Zefa sangat menghindari acara seperti itu karena menurutnya pasti mereka memberikan beberapa pertanyaan yang tidak berguna untuknya oleh seban itu Zefa menjawab, "Aku sedang sibuk bekerja Ibu."

"Kalau begitu apa kah mau Ibu datang ke kantormu dan mengahap atasanmu agar kau diizinkan pergi?"

Zefa menoleh--kaget ke arah Estevan yang terlihat sedang membaca artikel di ponsel. 'Kalau memang begitu nanti bisa gawat' Zefa menatap kearah Noah yang ada di bawah lalu berkata, "Baiklah, aku akan kesana tapi, aku tidak ingin ada yang tahu tentang keberadaanku nanti."

"Tentu, Ibu tunggu disini." Clara mematikan telfon secara sepihan dan tepat saat itulah Zefa menghembuskan nafas panjang.

'Bagaimana bisa kau bisa berfikir pergi ketempat itu Zefa?' batin Zefa yang terlihat tertekan.

Noah yang melihat Zefa sedang susah berinisiatif untuk membantunya oleh karena itu dia menoleh kearah Estevan. "Papa, bagaimana kalau kita nanti ikut kakak cantik ke acara keluarga milik kakak cantik?"

Sontak Estevan dan Zefa terkejut mendengar perkataan dari Noah. Dan dengan bijak Estevan menjawab, "Seperinya kita tidak perlu kesana karena acara itu milik sekertaris Zefa."

"Tapi pa...." Noah mulai merengek dan ingin ikut.

Zefa yang tidak tega melihat Noah menangis langsung berkata, "Kalau diizinkan Noah bisa ikut."

'Pergi ke acara keluarga? Aku juga ingin tahu tentang bagaimana sekertaris Zefa bersikap dengan keluarganya' Estevan sudah mengambil keputusan. "Baiklah, karena Noah putraku aku juga harus ikut dan masalah izin dikantor biar aku yang mengurusnya."

"Hore!" seru Noah yang senang.

'Aish! Kenapa juga aku harus pergi ke acara yang menyebalkan seperti itu? Andai saja tadi aku mematikan ponsel pasti Ibu tidak akan bisa menghubungiku dan menyuruhku untuk pergi ke acara seperti itu' batin Zefa yang sedikit kesal.

To Be Continued...