webnovel

Ep 25 : Anugerah

Karena mengalami beberapa patah tulang rusuk akibat serangan dari Rudra, aku pun terpaksa tinggal di desa elf untuk memulihkan diri. Setelah mengantarkan ku ke mari, Anastasia lalu kembali ke desa itu untuk menjemput yang lain nya dan membawa mereka kemari. Jadi nya kami ber lima menetap sementara selagi menunggu lukaku sembuh.

Yukka terlihat tertidur di samping tempat tidur ku, matanya sembab karena dia menangis seharian melihat ku yang terluka cukup parah, dia dengan tekun terus merawat ku sampai dia kelelahan dan tertidur.

Sedangkan yang lainnya membantu ratu Lily menyelesaikan permasalahan internal desa elf, secara mereka sudah mengenal desa ini sejak lama.

"Aghhh... lagi lagi merepotkan orang ya... " gumam ku sambil menutup mata dengan tangan.

"Sepertinya kau suka sekali ya jadi babak belur. "

Saat aku membuka mata, Dewi Natash dan Himari sudah berdiri di samping tempat tidur ku.

"Mau apa kalian kesini?. "

"Aku cuma ingin melihat mu, tidak ada maksud lain. "

Natash lalu menaruh tangannya diatas kepala Himari, dengan susah payah Himari berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa.

"Aku ingin menilai, seberapa berat aku akan menghukum dia untuk kejadian kali ini. " Kata Natash dengan tatapan marah kepada Himari.

Himari pun hanya bisa terdiam.

Natash lalu melepaskan tangannya dari kepala Himari, lalu mendorongnya maju mendekat kearah ku.

"Minta maaflah pada Nian dan aku akan mengurangi hukuman mu. "

Himari melompat kearah ku dan memelukku sambil menangis.

"Nian... tolong, nenek sihir ini mau memukuli ku.... tolong, Nian!!. "

Natash segera menarik kerah baju Himari dan melemparkan Himari ke sebuah portal.

"Lupakan apa yang dikatakan anak itu, biar aku yang mengurusnya. "

Setelah itu, Dewi Natash lalu berjalan kearah Yukka. Dia lalu mengusap usap kepala Yukka sambil membacakan sebuah mantra padanya.

"Apa yang kamu lakukan pada Yukka, hentikan!!. "

Aku mencoba bangun untuk menghentikannya.

"Sstt... nanti dia bangun. " Sambil menaruh jari nya di depan bibir mengisyaratkan untuk diam.

"Kalau begitu, aku pergi dahulu. "

Natash menjentikan jarinya lalu sebuah portal terbuka, dia berjalan masuk dan menghilang bersamaan tertutup nya portal.

Aku lalu mengecek keadaan Yukka.

"Sepertinya, tidak ada apa apa. Semoga Yukka akan baik baik saja. "

Aku mencoba berbicara dengan Himari.

"Oi Himari, kau disana?. "

"Himari... "

Tapi tidak ada jawaban darinya, sepertinya dewi Natash benar-benar menghukum nya.

Aku pun semakin bingung, kenapa dewi kehancuran begitu peduli padaku, apakah dewi loa tau tentang ini. Pertanyaan itu memenuhi pikiran ku.

Setalah mencoba mengira-ngira jawabnya aku pun menyerah dan kembali berbaring. Aku melihat ke sudut ruangan, disana ada pedang pemberian dewi Natash, sedangkan pedang mithril ku tampak hancur meninggalkan gagangnya saja di atas meja.

Aku mengambil gagang itu.

"Seperti mithril tidak sekuat itu ya.. bahkan tidak bisa menahan amukan ku.. "

Aku melemparkan gagang itu ke sudut ruangan, aku hanya berbaring sambil menatap langit langit kamar.

Bruak...

Tak lama pintu kamar terbuka, terlihat Tohru yang masuk sambil membawakan makanan dan obat untuk ku.

"Kau sudah sadar ya... "

"Hahhaa.. sejak kapan kau baik begini... " Ucap ku bercanda.

"Diamlah, anggap saja ini tanda terimakasih ku untuk yang kemarin. "

Tohru lalu duduk di pinggir tempat tidur ku, sambil membawa mangkuk sup.

"Duduk lah... aku akan menyuapi mu.. "

"Serius?. "

Tohru hanya mengangguk. Setelah itu aku makan dengan lahap sambil disuapin oleh Tohru.