Jika wanita itu bukan Luna, mungkin wanita itu sudah berteriak kegirangan karena dirinya dibawa dan diperkenalkan kepada orang tua sang kekasih.
Berbeda ceritanya dengan Luna, yang malah bingung ketika mengetahui semua orang menunggu ia di dalam.
"Kamu itu gemesin banget. Udah dong gemesnya, perasaan setiap hari gemes kamu makin bertambah, ya," ucap Sakti mulai mengguyel-guyel kedua pipi Luna. Membuat wajah polos itu bertambah polos juga imut.
"Swakti ... Pwipwi Lwuna!" ucap Luna terdengar semakin menggemaskan.
Sakti lagi-lagi tertawa. "Iya-iya maaf, udah ah, yu masuk."
Sakti menggenggam tangan Luna, untuk ikut masuk ke dalam rumahnya.
Luna hanya pasrah ikut saja. Tidak tau saja, Luna dari tadi menahan sakit pipi akibat perilaku yang Sakti berikan itu. Ya itu, mengguyel-guyel pipinya.
Tiba di dalam rumah, Sakti dan Luna langsung disambut oleh senyuman manis dari Kia juga Andi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com