webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
282 Chs

Peduli

Lingga dan Arrabella tersentak mendengar bunyi dari dalam.

"Bundaaa!" teriak Lingga, dan langsung berlari kedalam mansion.

Arrabella pun berlari kedalam mansion mengikuti Lingga dari belakang. Arrabella menghentikan langkahnya, melihat seseorang yang sedang terbaring lemah diatas kasur.

"Bunda, bunda gak papa? Ada yang sakit?" tanya Lingga pada bundanya.

"Kepala bunda sakit lagi nak," ucap bunda Lingga lemah.

"Ngga, bunda lo kenapa?" tanya Arrabella seraya mendekat kearah Lingga.

"Lo buta? Lo gak liat ha! Bunda gue itu lagi sakit," jawab Lingga membentak Arrabella.

"Hustt Lingga, jangan kasar sama perempuan nak, bunda gak pernah ngajarin kamu seperti itu, dan almarhum ayah kamu juga gak pernah ngajarin gitu," lirih bunda Lingga, sesekali meringis menahan sakit kepalanya.

"Tante sakit apa? Kita kerumah sakit aja ya," ucap Arrabella seraya duduk disamping bunda Lingga.

"Tante gak mau kerumah sakit lagi nak, percuma! Tante gak bakal sembuh," jawab bunda Lingga dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan bilang gitu tante, tante pasti sembuh," ucap Arrabella, sambil menahan tangis.

"Ayo tante. Sekarang kita kerumah sakit ya," ucap Arrabella sambil memegang tangan bunda Lingga.

Lingga hanya diam melihat Arrabella yang bersekukuh ingin membawa bundanya kerumah sakit.

"Tante gak mau nak, biaya rumah sakit mahal, tante gak punya uang lagi buat biaya dirumah sakit, selama ini Lingga yang udah banting tulang buat biaya obat tante dirumah sakit, tapi tante gak juga sembuh," jawab bunda Lingga menangis.

"Soal biaya gak usah dipikirin tante, yang penting sekarang tante mau berobat kerumah sakit, dan tante harus semangat untuk kesembuhan tante, demi Lingga," ucap Arrabella.

"Ngga, bawa bunda lo ke mobil gue, kita kerumah sakit sekarang," ucap Arrabella seraya berdiri.

"Lo pulang aja, gue bisa sendiri urus nyokap gue," jawab Lingga datar.

"Sekarang bukan waktunya lo gini Ngga, lo pikirin kesembuhan bunda lo, kalo lo gak mau? Oke! Gue sendiri yang akan bawa tante kerumah sakit," ucap Arrabella membentak Lingga dan seraya memapah bunda Lingga untuk berdiri.

"Sini, gue aja yang bawa bunda, lo jalan duluan aja," ucap Lingga.

Arrabella membukakan pintu mobil untuk bunda Lingga masuk kedalam, setelah merasa siap, Arrabella melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

***

Nata memandang keluar, melihat mobil yang lalu lalang dijalanan. Hari ini Nata pulang bareng Amanda, karena Kenzo tidak dapat mengantarnya pulang kerumah, karena ada urusan.

"Ehh Man, itu bukannya mobil Arra?" tanya Nata sambil menunjuk sebuah mobil yang melaju dijalanan.

"Iya ya Nat, kok ngebut gitu?" tanya Amanda pada Nata.

"Kita ikutin yuk"

Amanda mengangguk menyetujui ajakan Nata untuk mengikuti Arrabella.

"Kok malah kerumah sakit," ucap Nata saat melihat mobil Arrabella masuk kedalam perkarangan rumah sakit.

***

Arrabella menghentikan mobilnya setelah sampai dirumah sakit, dan bergegas keluar membantu bunda Lingga masuk kedalam.

"Sus, papa Arra dimana, ya?" tanya Arrabella pada seorang suster.

Papa kamu ada diruangannya," jawab suster itu.

Arrabella bantu memapah bunda Lingga menuju ruangan papanya, karena papa Arrabella seorang dokter dan dinas dirumah sakit itu.

Arrabella membuka pintu ruangan papanya, dan melangkah kedalam.

"Pa, bunda temen Arra lagi sakit, papa bantu obatin ya, kasian temen Arra," ucap Arrabella memberitahu papanya.

"Temen kamu yang mana, hm?" tanya papa Arrabella.

"Temen sekolah Arra pa, mereka ada diluar," ucap Arrabella seraya menarik tangan papanya keluar.

"Ini bunda temen Arra pa, dan itu Lingga temen sekolah Arra," ucap Arrabella memberitahu.

"Yaudah, silahkan bawa keruangan papa, akan papa periksa," jawab papa Arrabella seraya melangkah kedalam ruangan.

Setelah mengantarkan bunda Lingga kedalam ruangan, Arrabella duduk dikursi disamping Lingga.

"Sejak kapan bunda lo sakit?" tanya Arrabella menoleh kearah Lingga.

"Bunda udah lama sakit, tapi tiga bulan belakangan ini sakit bunda tambah parah, gue udah coba bawa berobat sana sini, tapi gak ada kemajuan," jawab Lingga menunduk.

"Lo yang sabar, semoga bunda lo cepat sembuh," ucap Arrabella sambil menepuk bahu Lingga.

"Apa kanker otak stadium akhir, bisa sembuh?" tanya Lingga mendongak menatap Arrabella penuh harap.

"Se-semoga aja Ngga, kita berdoa yang terbaik buat kesembuhan bunda lo," jawab Arrabella menenangkan Lingga. Jujur Arrabella tidak tahu pasti apakah penderita Kanker otak stadium akhir seperti bunda Lingga bisa disembuhkan, semoga aja ada keajaiban.

"Itu kok Arra sama Lingga? Itu siapa yang sakit?" tanya Nata pada Amanda.

" Mana gue tau Nat, gue aja disini dari tadi sama lo," jawab Amanda.

"Besok aja kita tanya sama Arra, sekarang kita balik ya, gue capek," ucap Amanda lagi.

Setelah mendapat persetujuan dari Nata, Amanda melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah sakit.

***

Nata dan Kenzo berjalan beriringan dikoridor sekolah menuju kelasnya, dengan tangan yang saling bertaut.

Sesampai dikelas, Nata menghampiri sahabatnya terlebih dahulu, sedangkan Kenzo duduk berkumpul bersama antek anteknya disebelah Nata, sebelum guru masuk kedalam kelas.

"Ra, kemaren gue sama Amanda liat lo bareng Lingga dirumah sakit," ucap Nata memulai pembicaraan.

"Ka-kalian liat gue?" ucap Arrabella gugup.

"Iya Ra, siapa yang sakit?" tanya Amanda menoleh pada Arrabella.

"Itu-itu bunda Lingga yang sakit," jawab Arrabella.

"Sejak kapan lo deket sama Lingga? Sampe tau kalo bundanya lagi sakit?" tanya Nata.

"Oh itu, kemaren gue cuma lewat, gue liat Lingga mau bawa bundanya kerumah sakit, jadi gue kasih tumpangan aja, sekalian gue juga mau kerumah sakit juga, tempat papa."

"Owh gitu," jawab Nata sambil mengangguk mengerti dengan penjelasan Arrabella.

"Oh iya guys! Nanti kita liat tim Kenzo sama tim Rio tanding sepak bola, yuk?" ajak Nata pada sahabatnya.

"Boleh, kapan tanding mereka?" tanya Amanda menoleh pada Nata.

"Nanti pulang sekolah Man, jam 4 sore," jawab Nata.

"Ok. Kalian ikut, gak?" tanya Amanda sambil menoleh pada Arrabella, Keysia, dan Indah.

"Ya ikut dong, gue mau liat Libra tanding, sekalian kasih semangat, biar tim mereka menang," jawab Keysia.

"Giliran ada Libra, baru semangat," cibir Indah pada Keysia.

"Biarinn, wleeekkk," jawab Keysia sambil menjulurkan lidah pada Indah.

Nata terkekeh, dan geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

***

Nata duduk ditepi lapangan bersama sahabatnya. Mereka sudah datang beberapa menit yang lalu, dengan Nata yang dijemput oleh Kenzo, sedangkan Amanda dan yang lainnya berangkat bersama.

Nata memandang kearah lapangan, dan melihat Kenzo yang sudah berganti pakaian dengan kostum bola berwarna hitam merah. Nata tersenyum, dalam hati memuja ketampanan laki lakinya itu.

"Ngapain lo senyum senyum, gitu?" tanya Amanda sambil menyikut Nata.

"Ehh, enggak," jawab Nata, dan cepat cepat mengalihkan pandangannya dari Kenzo.

"Apa yang enggak? Gue liat lo senyum senyum gitu sambil mandang Kenzo," ucap Indah menimpali.

"Hehe, ketahuan gue," jawab Nata sambil cengengesan.