Penyesalan tidak ada gunanya, semua telah terjadi. Kiara teringat kembali kejadian tadi malam. Bagaimana dirinya pun ikut menikmati setiap sentuhan yang Leo berikan. Bagaimana dirinya merelakan dengan suka cita ketika Leo berhasil merobek selaput daranya.
Menangis? Atau harus bahagia? Kiara tidak tahu. Semua telah terjadi.
"Ibu, maafkan anakmu ini. Yang telah lalai menjaga kesucian yang selalu Ibu ingatkan padaku. Maafkan Kiara, Bu." Air mata kembali jatuh dari sudut matanya.
"Bagas, maafkan aku. Mengkhianati cinta yang kamu percayakan kepadaku. Mengkhianati semua keinginan kita. Betapa jahatnya aku padamu. Maafkan aku Bagas." Air mata tidak berhenti ke luar dari sudut matanya.
Detak jam terus menemani Kiara yang sedang melamun, terbaring melepaskan semua rasa penat dan lelah di hati dan tubuhnya. Perlahan mata yang dari tadi terus menangis karena penyesalan yang teramat dalam, akhirnya tertutup membawanya ke alam mimpi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com