Aku duduk meringkuk di lantai dengan tubuh gemetar hebat. Tiba-tiba saja Bang Ares sudah berlulut di hadapanku, kemudian memeluk tubuhku erat. Kusadari, tangan Bang Ares juga gemetaran. Wajahnya basah oleh air mata.
"Maafkan aku," bisiknya. Suaranya bergetar. "Aku tidak berniat berbuat kasar padamu. Aku hanya bingung. Aku harus memikirkan hal ini dulu."
Kupaksakan tanganku yang gemetar tak terkendali untuk balas memeluknya. Namun, akhirnya aku hanya bisa mencengkeram kemejanya. Kuhirup aroma tubuhnya dalam-dalam. Perlahan, gemetaran di tubuhku mulai reda.
Cukup lama kami bertahan dalam posisi berpelukan di lantai dan rasanya aku tidak ingin melepaskannya. Aku takut dia akan pergi meninggalkanku. Aku takut dia akan menghilang jika aku melepaskannya.
"Aku mohon ... jangan pergi. Jangan tinggalkan aku lagi. Jangan tinggalkan anak-anak," pintaku lirih.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com