webnovel

A Secret

Sebuah rahasia kelam di masa lalu perlahan-lahan tersirat ke permukaan. Kevin berjalan di sepanjang lorong rumah sakit. Dia tahu tindakan buruk apa lagi yang akan eomma nya perbuat. Dia memilih mengambil langkah aman.

Hyunjin menatap kamar ruang sakit dengan bau khasnya dengan tatapan sedih. Malam ini, dia harus menjalankan hukumannya dengan beberapa polisi dan appa Songkang sebagai dokternya. Dia menatap ke arah Hyerin, kedua orang tuanya, Songkang dan Kevin.

Hyerin memeluknya dan mengantarkannya ke ruang operasi. Dia berharap operasinya lancar dan Hyunjin tetap sadarkan diri. Operasi tanpa obat bius adalah ciri khas dari appa Songkang. Songkang mengiringnya ke ruang operasi dan menyemangatinya.

Kevin tiba-tiba menghentikan semua orang disana. Dia melihat Hyerin sedih dan dia ingin gadis itu bahagia. Dia mencabut semua tuntutannya dan dia ingin Hyunjin mendapat perawatan yang layak. Appa Songkang yang mendengar itu, dia meletakkan semua alat-alatnya dan membawa kembali Hyunjin ke kamarnya.

Hyunjin sangat berterimakasih kepada Kevin, dia menangis dan mengucap syukur. Kevin hanya menatapnya dan meninggalkan dia bersama yang lainnya. Kevin mendapat kabar jika eomma nya belum meninggal dunia. Dia takut akan ada sesuatu yang buruk menimpa sahabatnya.

"Jin, aku harus pergi" ucap Kevin setelah mendapat sebuah pesan misterius

"Apa yang terjadi?"tanya Hyunjin

"Aku mendapat sebuah pesan misterius" Dia menunjukkan pesannya kepada bebera polisi dan orang yang stay di sana

"Siapa pengirimnya?" Hyunjin bergidik ngeri begitupun Hyerin

"Jin, untuk keselamatan Hyerin, tolong biarkan aku bersama dengannya untuk beberapa waktu. Song, tolong jaga Jin untuk beberapa saat ke depan. Untuk Sohyun ahjumma dan Appa tolong waspada, aku hanya tidak ingin ada yang membahayakan nyawa kalian. Sebaiknya secara diam-diam Hyunjin di obati di Daegu saja" Kevin memutuskan dan semua setuju

"Kev, jika memang hari ini terakhir kali, aku bertemu dengan Hyerin... Izinkan sekali saja memeluknya untuk terakhir kalinya" Ucap Hyunjin seolah dia merasakan firasat buruk

Kevin mengangguk, Jin berjalan dengan terpincang-pincang dia memeluk Hyerin sangat erat. Hyerin menangis sedih seolah ada sebuah pertanda. Dia mencium Hyunjin dan mengatakan dia sangat mencintainya. Hyerin meninggalkannya dan pergi bersama Kevin.

Songkang membantu Hyunjin duduk, dia mendengar Hyunjin berbicara empat mata dengannya. Dia ingin Songkang menjaga eomma dan appanya. Dia ingin tak seorang pun ikut dengannya. Dia merasakan hari ini terakhir kalinya dia bertemu semuanya.

Hyunjin bertingkah aneh, dengan memeluk kedua orang tuanya. Dia mengajak mereka semua makan malam sekeluarga, padahal Songkang tahu Hyunjin memaksakan diri. Dia tahu sahabatnya tidak bisa makan sama sekali karena kerusakan orang di dalam perutnya parah. Dia tersenyum dan bercanda tawa dengan orang tuanya, hingga dia pamit untuk pergi ke daegu seorang diri saat dia merasakan tubuhnya tidak kuat lagi, orang tuanya memeluknya.

Songkang yang masih memiliki perasaan kepadanya, ikut dengannya diam-diam. Dia melihat Hyunjin bersandar di bus sambil memegangi perutnya yang terluka. Mereka tiba di daegu, di sebuah rumah sakit di daegu. Hyunjin berjalan gontai dengan kepala yang berat, pandangannya mengabur, Songkang berlari untuk menangkap tubuhnya yang tiba-tiba lemas, dia terkejut.

"Kenapa kamu ikut denganku?" tanya Hyunjin sedih

"Aku ingin menemanimu hingga saat terakhir itu tiba" Songkang menggendongnya

Mereka menuju rumah sakit dan Hyunjin tidak sadarkan diri. Dokter yang melihat keadaanya membawanya ke ruang operasi. Kondisi Hyunjin sangatlah parah, Songkang memberi kabar kepada orang tua Hyunjin dan Hyerin. Songkang menunggu seorang diri di depan ruang operasi selama semalaman hingga dokter keluar dari ruang operasi dengan tatapan sedih.

"Maaf, kami tidak dapat menyelamatkan sahabat anda, kondisinya sangat parah dan terlambat di tangani. Kondisi lambungnya terluka parah dan ginjalnya tidak dapat beroperasi dengan baik. Jantungnya tidak berfungsi semestinya dan organ vitalnya juga tidak berfungsi, kami sudah mengusahakan yang terbaik dan beliau tutup usia lima menit yang lalu, alat pacu jantung tidak dapat membantu" Seorang dokter mengatakannya membuat Songkang shock berat

"Seandainya dia di bawa lima menit lebih awal mungkin hasilnya berbeda" ucap dokter itu, dia merasa gagal menyelamatkan Hyunjin

Songkang menangis dan memeluk Hyunjim yang terbujur kaku tak bernyawa. Dia shock berat atas berita kepergian Hyunjin yang tiba-tiba. Dia menelepon orang tuanya dan juga Hyerin, mereka bersiap-siap menuju Daegu. Songkang mengurus semua biaya kematian Hyunjin dan menunggu mereka di rumah duka.

Songkang menangis semalaman, dan saat orang tua Hyunjin tiba dia memeluk mereka. Orang tuanya sudah mengikhlaskan kepergian putra mereka, mereka sudah tidak dapat menangis lagi. Hyerin memeluk Hyunjin dan menangis, dia terus memanggil namanya namun tidak ada yang menjawabnya. Kevin merasa bersalah karena dia menghentikannya dan seandainya operasi itu tetap di jalankan maka Hyunjin masih bisa selamat.

Kevin merasa bersalah, dia meninggalkan mereka semua dan menangis sejadi-jadinya. Songkang menghampirinya dan menghiburnya. Dia merasa bersalah dan merasa membunuh saudaranya. Dia sangat menyayangi Hyunjin, sahabat sekaligus saudara baginya.

Hyerin sangat kesal pada Kevin, dia menghampirnya dan marah. Dia mengatakan semua perkataan yang tak ingin di dengar Kevin. Hyerin menarik tangan Songkang masuk ke dalam ruangan. Hyerin menatap Kevin penuh kebencian.

"Rin, maafkan aku terlambat membawanya ke rumah sakit" ucap Songkang menangis

"Kamu tidak salah, justru aku berterimakasih padamu jika tidak dia akan meninggal dengan sangat menderita. Aku tidak tahu jika Hyunjin mengalami luka yang sangat parah. Aku sama sekali tidak mengetahuinya" Hyerin terisak

"Semua sudah jalanNya, tidak ada yang perlu di sesali dan di tangisi" Sohyun mengatakannya dan memeluk Hyerin

"Ahjumma, Hyunjin anak yang sangat baik, aku yakin dia bahagia di sisi Bapa dari pada menderita di dunia. Aku sangat mencintainya walau aku baru mengenalnya" ucap Hyerin sedih

Dorrr! terdengar sebuah tembakan memecah keheningan suasana duka. Hyerin, Songkang dan kedua orang tua Hyunjin keluar dari ruangan. Mereka terkejut melihat Kevin bersimbah darah dan seorang laki-laki baju hitam berlari meninggalkannya dengan sebuah surat ancaman. Kevin, yang masih sadar menyuruh mereka untuk berhati-hati sebelum dia kehilangan kesadarannya.

Songkang mengambil surat itu dan menelepon polisi dan ambulans. Mereka membawa Kevin ke rumah sakit dan untungnya tidak terlambat. Nyawa Kevin masih bisa di selamatkan setelah mendapat tranfusi dari Hyerin dan Songkang. Kebetulan golongan darah mereka bertiga sama.

Songkang membacakan isi suratnya...

Dear Kevin Jung

Bagaimana rasanya di tembak di perutmu? tentu mengejutkan bukan. Aku membenci memiliki anak bodoh sepertimu. Hanbin yang menyusahkanku sudah mati karena kebodohannya, sekarang kamu ingin cari mati ya?! Siapa yang menyuruhmu menolong anak haram itu? apa kamu tidak tahu betapa aku membencinya, Hyunjin adalah anak haram yang tidak tahu diri. Eommanya merebut appa darimu. Eommanya membuat appa meninggalkan eomma. Dia tidak pantas hidup, syukurlah dia sudah mati! Asal kamu tahu, eomma akan membunuhmu sebelum rahasia eomma kamu katakan, eomma juga akan membunuh si gay itu, orang tua hyunjin dan terakhir Hyerin gadis bodoh itu. Jika kalian ingin hidup tangkap aku!"

Songkang bergidik ngeri, mereka semua bergegas menuju ruang duka dan setelah semua acara prosesi kematian Hyunjin selesai. Hyunjin di makamkan di sebelah Hanbin lalu mereka menuju Daegu untuk melihat keadaan Kevin. Namun mereka tidak menemukan Kevin, mereka menemukan sebuah guci di tempat tidur Kevin. Guci itu berisi abu milik Kevin, dia sudah meninggal dunia.

Mereka berempat sangat shock berat dan ada sebuah flashdisk di bawah bantal Kevin. Songkang mengambilnya dan menyerahkannya pada pihak berwenang. Mereka meletakkan abu Kevin di rumah krematorium dengan layak. Mereka masih sulit percaya jika Kevin sudah meninggal dunia.

Songkang merasakan ada sesuatu yang aneh, dan dia ingin menyelidikinya tanpa ada yang tahu karena cukup berbahaya. Dia juga berjanji untuk menjaga orang tua Hyunjin dan Hyerin. Dia memilih untuk diam dan mencari bukti-bukti bersama kepolisian. Dia meminta tolong appanya, dan appanya setuju.