Hari minggu Sonya dan Yoga, sudah harus pindah dari rumah Sekar ke kontrakkan karena Sekar, mengajarkan kepada mereka harus hidup mandiri, tidak boleh menyusahkan orang lain apalagi bila sudah berumah tangga, kalau mereka hidup berumah tangga tetapi masih ikut orang tua atau saudara mereka akan tidak punya apa-apa, dan mereka tidak berpikir untuk mempunyai apapun karena sudah serba ada bukannya Sekar, tidak mau ditumpangi atau diikuti saudara.
Sesudah Sonya dan Yoga pindah rumah ke kontrakkan, maka rumah mereka terasa agak sepi.
Dan sekarang Johannes suaminya Sekar, juga semakin sibuk dan sering keluar daerah untuk tugas yang penting, Sekar juga mulai tenggelam kembali dalam pekerjaan, karir Sekar semakin menanjak begitu juga Johannes suaminya Sekar, dan mereka hampir jarang bertemu, karena masing-masing disibukan pekerjaan, terkadang kedua anaknya Chandra dan Olivia rindu pada Papanya hanya dapat bertemu dan berbicara melalui video call saja.
Sekarpun terkadang rindu kepada suaminya tapi apa daya resiko pekerjaan untuk mengobati rasa rindu Sekar jika malam tiba ia akan video call Johannes suaminya.
Karena suaminya tidak ada di sampingnya jadi kedua anaknya tidur bersamanya.
Keesokan pagi ketika mereka sedang sarapan pagi Yoga suaminya Sonya datang dan Sekar bertanya, "Yoga kamu tidak masuk kerja hari ini."
Dan jawabnya, "Tidak kak hari ini aku izin."
Sekar bertanya lagi, "Izin untuk apa memang ada urusan yang penting, kamu baru saja masuk kerja jaga nama baik Mas Johannes mu."
"Iya kak," jawab Yoga pendek.
Sesudah berbicara panjang lebar dengan Yoga lalu Sekar bergegas menuju kamarnya hendak mengambil tas kantornya karena ia akan berangkat bekerja tetapi tanpa sepengetahuannya Yoga mengikutinya dari belakang dan setelah masuk kamar, ketika Sekar membuka lemari akan mengambil tas kantornya dan alangkah terkejutnya Sekar, karena ada yang memeluknya erat dari belakang sambil menciumi tengkuknya, dan Sekar meronta karena ia tahu bukan suaminya yang memeluknya, setelah terlepas dari pelukannya Sekar, lalu mengambil apa saja untuk di lempar ke Yoga karena dia manusia yang kurang ajar tidak tahu diri dan Sekar berteriak kepada Yoga,
"Hei.. kamu jangan kurang ajar apa kamu kurang puas dengan adikku Sonya."
Yoga menjawab, "Aku lebih bergairah sama kamu kak, sebab kakak terlihat sangat menggairahkan."
"Dasar kurang ajar keluar kamu dari kamarku," teriak Sekar.
Dan karena di kamar Sekar terjadi ke gaduhan Yudi sopirnya dan Mbak Irah berlari menuju kamar Sekar dan berteriak memanggil ku,
"Ibu ada apa buka pintunya."
Dan Sekar berteriak, "Yudi tolong aku dobrak pintunya."
Kemudian setelah mendengar Sekar berteriak minta tolong lalu Yudi mendobrak pintu dengan linggis dan alangkah terkejutnya Sekar sudah dalam keadaan setengah telanjang dan diatasnya ada Yoga adik iparnya, dan tanpa pikir panjang lagi Yudi memukulkan linggisnya ke kepala Yoga sampai akhirnya Yoga pingsan dan Sekar dengan gemetar melaporkan kejadian ini pada polisi dengan saksi-saksinya.
Kemudian polisi datang dan menangkap Yoga.
Pagi hari itu Sekar tidak jadi berangkat bekerja karena kejadian itu, dan meminta kepada Yudi untuk merapikan barang-barang yang rusak agar Johannes suaminya tidak tahu dan tidak perlu tahu kejadian itu, takut mengganggu pekerjaannya disana,
Pada malam harinya Sonya datang ke rumah sambil lmenangis meminta maaf atas kekhilapan suaminya, "Maafkan aku kak, dan maafkan juga Yoga demi aku yang sedang hamil besar kak."
"Ya, aku maafkan tapi bilang pada si Yoga, jangan coba-coba kurang ajar padaku lagi, karena dia hendak memperkosaku tahu," kata Sekar.
Setelah Sonya, pulang ke kontrakkan dan aku ke kantor polisi untuk mencabut laporan dan kemudian Yoga dibebaskan, Sekar mengatakan kepada Yoga,
"Sekarang belum waktunya dihukum nanti hukuman yang sebenarnya akan lebih sakit atau huluman itu yang mengambil nyawamu ingat itu."
Mendengar itu Yoga hanya tersenyum sambil mengatakan, "Kakak itu sangat menggairahkan hasratku,"
Setelah urusan dengan polisi selesai, lalu Sekar pulang kerumah dan memanggil kedua asisten rumah tangganya dan Yudi sopirnya dan Sekar mengatakan,
"Coba tolong masalah ini dirahasiakan jangan sampai Pak Johannes tahu." Mereka menjawab dengan serentak, "Baik Bu."
Dan ketika Sekar sedang berada di ruang kerjanya Herman mampir keruangannya dan mengatakan kalau dia habis meeting dengan Direksi Pemasaran yang membawahi Divisi Sekar, dan disini Sekar lalu bercerita semua kejadian yang di alaminya bahwa dia hampir saja diperkosa adik iparnya sendiri, mendengar cerits Sekar itu Herman, sangat marah luar biasa dan dia lalu mengatakan,
"Sekar memang laki-laki manapun kalau melihat kamu ada rasa gairah yang istilahnya kamu itu sangat menggairahkan, walaupun tubuhmu yang kecil mungil tapi rasa itu ada di mata laki-laki aku juga tidak mengerti, tetapi adik ipar kamu orang yang tidak tahu malu dan kurang ajar, dimana dia bisa menempatkan diri dengan siapa, ini kakak ipar sendiri mau diperkosa."
Kemudian Sekar mengatakan, "Herman apa mungkin dia itu sakit jiwa kali ya."
"Dia tidak sakit jiwa tapi orang gila," ujar Herman.
Sesudah berbicara dan memuntahkan isi hati ke Herman, Sekar merasa agak lega, dan kemudian mereka keluar dari kantor pulang kerumah masing-masing.
Sesampai dirumah Sekar senang bukan main karena orang yang Sekar rindukan sudah ada sedang bermain dengan kedua anak Sekar dan Sekar berlari menghampirinya dan memeluknya dari belakang dan kemudian suaminya Sekar berbalik lalu memeluk dan menciumi Sekar.
Tidak lama kemudian Papanya Sekar datang mereka menghampiri dan mencium tangan Papanya Sekar dan Sekar mengatakan,
"Papa menginap ya.." Jawab Papanya Sekar, "Iya tapi tidak lama karena mama dirumah tidak ada yang urus."
"Oh ya Pa bukannya mama sudah sembuh," kata Sekar. "Sudah tapi minum obatnya harus teratur supaya dia tidak marah-marah tidak karuan," kata Papanya Sekar.
Keesokan harinya ketika Johannes sudah berangkat bekerja lalu Sekar menceritakan kejadian bahwa dia hampir diperkosa Yoga, Papanya Sekar terkejut mendengar itu, tetapi oleh Sekar, tidak perlu diperpanjang nanti juga ada balasannya sendiri, sesudah Sekar, menceritakan semuanya Papanya Sekar pamit mau pulang tetapi dicegah oleh Sekar dan katanya, "Pa pulangnya biar Yudi yang antar Papa jangan pulang sendiri."
Kemudian Papanya Sekar pulang diantar Yudi, Sekar tidak masuk kerja hari ini.
Tengah malam ketika Sekar sedang tidur dengan lelapnya tiba-tiba ia di kagetkan dengan suara telpon dan dilihat siapa yang menelpon tidak tahunya Sonya, dan Sonya mengatakan hendak melahirkan minta tolong diantarkan ke rumah sakit.
Dan kemudian Sekar, membangunkan Yudi untuk mengantarkan Sonya ke rumah sakit sedangkan Sekar tidak ikut, tidak lama kemudian aku dapat telpon dari Yudi kalau Sonya sudah melahirkan dengan selamat dan anaknya perempuan, tetapi tidak didampingi Yoga.