Kecemasan yang membingungkan

Do Do membiarkan Eun Sik pergi lantaran pemuda itu terburu-buru, mungkin sedang ada urusan penting. 

"Eun Sik!" Gadis cantik bak foto model menyukainya sembari meluncur mengejarnya. "Kau mau ke mana? Kau mau bertemu pelacur itu lagi, iya?!"

Jantung Do Do nyaris terhenti oleh kalimat yang menurutnya kasar. Dia heran pada gadis di hadoaannya. Dia mengepal tangan, menghentakkan kaki, dan suara lengkingannya menggelora.

"So Eun Sik! Kau dengar tidak? Ji He sudah punya lelaki lain yang lebih kaya! Kau hanya dijadikan mainan saja, Eun Sik Oppa!"

Do Do memberanikan diri menegur, "Nona, kamu kenal Ji He dan Eun Sik?"

Sibis raut wajahnya ketika berbalik badan, mengamati Do Do di ujung kaki hingga rambut sambil melipat dua tangan di depan dada. "Kau siapa? Apa kau kenalan si oelacur? Kau mau apa, hmm?"

"Saya Dokter Do Do, saya yang mengobati Eun Sik tempo hari, setelah kerusuhan di pabrik roti Yeona. Bisa kita bicara sebentar?"

"Kau mau apa?"