Dilema Pilihan

Mae Mae tidak menyangka Do Do bisa sebrutal itu. Gadis Yang biasanya tenang, dewasa, dan hanya galak ucapan belaka, mampu membanting laptop. Ini yang pertama baginya.

CEO pabrik roti itu harus menjaga sikap untuk kedepannya. Semua salah Pamannya yang menyarankan mengambil langkah berani dengan mengajak Do Do bercumbu, sambil jujur kepada gadis itu jika dia ingin memiliki dua istri. 

Nyatanya tidak. Dia belum berani, walau sudah ada niatan ke sana. Pemuda itu masih bimbang punya dua gadis di pelukannya. 

Dia hanya mengetes perasaan pacarnya. Dan tesnya berhasil mendapat jawaban cinta dari Do Do. Semakin besar kecemburuannya, itu bagus, pertanda dia sayang dan mencintainya.

Suara ketukan pintu mengusik lamunannya. Dia teringat tadi meminta OG datang, untuk membersihkan sisa amukan dokter pribadinya tadi. 

Mae menjawab, "Masuk, masuk saja." 

Pintu ruang kerja dibuka dari luar. Dua sosok membungkuk memberi salam kepada CEO dan membuat dia terkejut. "Ji He?"