webnovel

30. Kejadian Tidak Terduga

Mereka tidak bisa menghentikan Ok sekarang. Yeona akan diusir dan semua pasti kembali normal. Chung-hee akan menjadi milik Ok seorang, ya, cinta, tubuh, perhatian, semuanya.

Jangan salahkan Ok. Dia begini karena cinta. Dia mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Bagi Ok Yeona adalah sumber masalah dan harus pergi selama - lamanya.

Menaruh tas milik Yeona ke atas panggung, Ok memasang Wajah muram sedih. Akting menawan seorang profesional yang bertahun - tahun berlatih drama. "Pemilik tas, mohon naik ke panggung."

Ok tersenyum sinis ketika Yeona melangkah maju. Dia yakin Yeona tidak bisa menghindar dari jebakan yang dia ciptakan kali ini. "Kami mendapat laporan kehilangan dari salah seorang murid lalu melakukan penggeledahan masal pada kamar semua murid."

"Lalu kenapa tasku yang dibawa ke panggung? Ada apa?"

"Kamu mengkhianati kepercayaanku, Yeona. Aku membantumu masuk balai, tapi apa ... apa yang kamu lakukan?"

Yeona bingung. Dia merasa tidak membuat salah, kenapa Ok sedih? Semua pertanyaannya terjawab.

Seorang staff mengeluarkan jam tangan pintar dari dalam sakunya. "Ja In, apa ini punyamu?"

Ja In melangkah naik ke panggung bersama Yoo Joon, lalu mengamati jam itu. Jam yang tadi malam dia sembunyikan di kamar Yeona. "I-iya, ini punyaku, tapi–"

Ok berpaling pada Yeona. "Kami menerimamu, kami berbuat baik padamu, tega kamu mengambil apa yang bukan milikmu?" Dalam hati, bukan jam tangan yang dia maksud tapi Chung-hee.

Yeona mundur dua langkah, menggeleng tidak tahu apa-apa. D "Maksud Kakak apa? Aku salah apa?"

Ja In menengahi mereka. "Kak Ok, sebenarnya–"

Ok memotong ucapan Ja In dengan menyentak Yeona, tanpa memberi lawan bicara kesempatan untuk menjawab. "Maling! Aku tidak menyangka kamu seorang maling!"

Ok berpaling pada Chung-hee. "Kak, segera lapor polisi. Sesuai aturan dia harus pergi ke penjara!"

"Kak!" Yoo Joon memasang badan melindungi Yeona. Dia membelakanginya, memandang langsung Ok. "Kakak jangan asal menuduh."

"Aku tidak asal menuduh. Jam tangan pintar milik Ja In ditemukan dalam tas Yeona. Aku tahu kamu menyukainya, tapi jangan membabi buta melindungi maling!"

Yoo Joon tertawa tanpa suara. Dia tidak percaya sosok lembut seperti Ok berubah menjadi ratu drama. Ja In telah menceritakan semua yang terjadi. "Yeona bukan maling. Kakak tidak tahu apa-apa. Atau, malah tahu segalanya?" Alisnya naik turun seperti mengejek.

Kalimat terakhir Yoo Joon menebar teror di wajah Ok. Dia membatin, Apa dia tahu rencanaku? Apa Ja In menceritakan semua padanya?

"Kak Ok, jangan menuduh sembarangan," sela Ja In, mengambil jam tangan miliknya. "Sebenarnya aku hanya lupa, jika tempo hari Yeona meminjam jam tanganku."

"Apa maksudmu?" tanya Chung-hee pada Ja In.

Dengan polosnya Ja In menggaruk kepala, memejam satu mata, sambil melet. "Maaf Kak Chung-hee, semua hype ini kesalahanku." Dia membungkuk di hadapan Chung-hee, meminta maaf.

Ok terdiam dengan perubahan sikap Ja In dan Yoo Joon. Ok membatin, Sebenarnya ada apa dengan mereka? Apapun itu, aku tidak bisa berhenti sekarang! Terlebih setelah malam itu bertemu Yeona dan Chung-hee sedang berduaan. Semakin lama Yeona berada di balai, semakin berpotensi dia merebut Chung-hee-ku!

"Ja In, aku tahu kamu ingin menyelamatkan Yeona. Tetapi kebohongan ini tidak perlu."

Ja In menggeleng, mengepal tangan, sebal memandang balik Ok. "Aku tidak berbohong. Tanya Yoo Joon kalau tidak percaya!"

Yoo Joon berkata, "Atau mungkin Kak Ok melihat Yeona mengambil jam di kamar Ja In? Atau Kakak meminjamkan kunci cadangan ke seseorang?"

Ok semakin yakin jika Ja In dan Yoo Joon bersekongkol membantu Yeona. Ini tidak bagus. Jika mereka menceritakan yang sebenarnya pada Chung-hee, semua usaha Ok hanya akan menjadi abu.

"Cukup." Chung-hee menengahi mereka lalu mengamati raut wajah Ja In, mencoba mencari tahu kejujuran gadis itu. "Kamu yakin?"

"Yup, seratus persen yakin. Maaf, gara-gara aku semua masalah terjadi."

"Kamu sadar berapa jam waktu terbuang untuk hal ini?"

Wajah Ja In pucat ketika memandang wajah Chung-hee yang semakin memerah membuatnya merinding. "Apa aku kena hukum?"

Chung-hee menyentil kening gadis centil, "Tentu, dan sangat berat. Segera minta maaf pada Yeona, gadis nakal." lalu berdiri tegak seperti pensil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.

Semua memandang geram Ja In yang tengah membungkuk meminta maaf pada Yeona.

Yeona bingung, tapi dia cepat tanggap menyalami Ja In. "Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf jika punya salah."

Semua staff bertepuk tangan melihat apa yang terjadi. Kecuali Ok, dia memeluk ipad dengan erat. Bibirnya bergetar. Rencana yang dia susun dengan baik berantakan.

Yoo Joon berdiri di sebelah Ok, bersedekap memandang kerumunan. "Aku tidak tahu apa masalah Kakak, tapi cukup menyebalkan ketika kita tahu diri kita dimanfaatkan."

"Apa maksudmu?"

"Ja In menceritakan semuanya kepadaku. Jika kita hubungkan dengan ide menarikmu tempo hari tentang bagaimana mendapatkan cinta Yeona, aku bisa menarik benang merah. Kenapa kamu membenci Yeona? Iri? Atau persaingan cinta?"

"Tahu apa kamu?"

"Kakak tahu, wajah Yeona mirip Kak Sohee. Ingat, power ranger kelima dalam kelompok kita? Aku jadi berpikir, jangan-jangan Kak Chung-hee membencinya juga karena kepicikan Kakak."

"Akhir yang indah!" Paman berkumis mengangkat dua tas hitam milik Yeona. "Biar aku kembalikan semua ini ke tempat semula."

Tiba-tiba giok hijau jatuh dari tas satchel Yeona, menggelinding menabrak sepatu Chung-hee.

Perlahan Chung-hee memungut benda seukuran jempol itu. Seketika matanya membesar lalu bergetar.

Ok menghampiri Chung-hee lalu tangannya menutup mulut. IDia tidak percaya giok hijau warisan keluarga Gao yang hanya ada dua di dunia bisa muncul dari dalam tas Yeona.

"Tunggu. Kalian jangan ke mana-mana. Tetap di sana." Perintah Chung-hee. Dia berlari menuju kamar Tuan Gao, kamar kepala balai.

Sesampainya di ruabg kepalai balai, Chung-hee membuka pintu brankas di dinding. Benar dugaannya. Giok hijau Tuan Gao hilang. Giok hijau warisan keluarga Gao dari dinasti Tang lenyap!

"Ada apa, Kak?" tanya Ok, menghampirinya.

"Giok warisan jatuh dari dalam tas lengan Yeona," jawab Chung-hee. "Bagaimana bisa semua ini terjadi?"

Ok menyeringai. Siapa sangka Dewi keberuntungan berada di pihaknya.

"Kak Chung-hee, sebaiknya kita kembali ke auditorium. Jangan membuat kesalahan. Kita harus berhati-hati menangani hal ini. Mungkin Ja In dan Yoo joon merasa kasihan tadi sehingga mereka mengarang cerita untuk menyelamatkan Yeona."

Ok menggenggam telapak tangan Chung-hee. "Tapi bisa saja Yeona mencuri jam dan giok. Aku tahu Kakak mulai dekat dengannya. Mungkin dia mendekati Kakak untuk merampok harta keluarga Gao?"

Chung-hee tidak menjawab. Dia mengibas tangan Ok, lalu melangkah cepat menuju ruang auditorium.

Ok tertawa kecil menyibak rambut hitamnya ke belakang mengikuti Chung-hee sambil membayangkan hukuman apa yang akan Chung-hee beri untuk Yeona.

Dengan begini semua akan kembali normal. Chung-hee bakal menjadi suaminya dan dia akan mengucapkan selamat tinggal Yeona.

****

Terima kasih telah membaca. Kedepannya karya ini akan menjadi premium. Kalian bisa buka bab pakai koin atau freepass. Kalian juga bisa bergabung dengan priviliage, sehingga bisa buka bab lebih cepat.

Novel akan semakin menarik dan balas dendam Yeona akan berlangsung setelah masalah balai selesai. Banyak secondary cerita yang bagus.

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, baca sampai tamat!

Kalau kalian bersedia, beri komen dan votenya, ya. Beri Gift juga nggak apa - apa kalau iklas.

Selamat membaca.

Adityo_WNcreators' thoughts