webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#COMEDY

Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu!!

Qiao Anxia seorang assassin dengan masa lalu kelam. Suatu hari berniat merebut suami dari musuhnya bebuyutannya. Kehilangan malam pertama hanya demi balas dendam namun...yang ia tiduri adalah saudara suami musuhnya?? Richard Calvin, pria yang terkenal sebagi hero bagi para korban ketidakadilan para penguasa. Apa jadinya ketika kedua orang bertolak belakang ini menikah hanya karena seorang anak jenius yang imut serta menyenangkan ingin menjodohkan mereka. Dan anak itu adalah hasil pembuahan mereka di malam yang panas itu! Yang satu merupakan HERO dan yang satu adalah ASSASSIN! Sang HERO berusaha merayu istrinya di tiap kesempatan sementara sang ASSASSIN ingin melarikan diri dan bila perlu… membunuh suaminya! *** Excerpt: “Ini sudah semuanya?” Richard tidak percaya wanita dihadapannya telah menyerahkan semua alat komunikasi serta senjata yang disembunyikan didalam pakaiannya. “…” Anxia tidak menjawab dan hanya menatap lurus ke mata pria yang kini secara legal menjadi suaminya. “Xia Xia, kita tidak akan berangkat sebelum kau menyerahkan semuanya.” Kedua tangan Anxia terkepal karena dia berharap setidaknya dia memiliki satu alat yang bisa digunakannya untuk memberi sinyal pada Ling Meng. Tapi tampaknya, Richard mengetahuinya dan mendesaknya untuk menyerahkannya. Dengan gerakan enggan namun mata masih dipenuhi dengan aura membunuh ke arah Richard, Anxia menyelipkan kedua tangannya ke belakang punggungnya masuk kedalam kaos hitamnya. Richard mendelik kaget sama sekali tidak menyangka istrinya akan melepas branya! Alat macam apa yang dipasang di bra wanita? List of Heir Series My Only Love: The Targeted Heiress (vol 1, completed) The Flame Queen And Her Sly Lover (vol 2-3, completed) The Ice Prince: Change Her Fate (vol 4-5, completed) Awas, Papa! Mama Mau Membunuhmu (ongoing) The Heir's Beloved Is Not A Human (coming soon)

VorstinStory · Thành phố
Không đủ số lượng người đọc
336 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#COMEDY

Bag 126 Keinginan Quinn (1)

Malam itu di acara pesta kelulusan, tidak ada hal yang mencurigakan sehingga Richard masih menemani Quinn ke acara kampusnya dengan santai.

Quinn membuatnya minum begitu banyak bir membuat kepalanya agak sedikit pusing. Toleransinya terhadap minuman berakohol tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak rendah.

Tapi saat itu dia lengah dan tidak terlalu berpikir saat Quinn mendekatinya dengan nada penuh kekhawatiran.

"Richie, kau baik-baik saja?"

"Hm. Apakah kau sudah selesai? Sebaiknya kita pulang." Richard ingin segera pulang karena dia tidak ingin dia kehilangan akal sehat gara-gara mabuk.

Untungnya mobil yang dibawanya sudah memiliki fasilitas auto drive, sehingga dia tidak perlu khawatir mengendarainya sendiri dan mengakibatkan kecelakaan.

"Tapi, acaranya masih belum mencapai puncak. Kalau kau merasa tidak enak badan, bagaimana kalau kita mencari tempat yang lebih sepi?"