webnovel

Asmarandana

Malam yang beranjak pagi, meninggalkan sepi yang bergilir menjadi harapan.  Bersama Sang pagi yang kini telah merindukan malamnya. "Kau tau pagi dan malam bagaikan tembang Asmarandana, ya itu sebuah perumpamaan dimana mentari di pagi hari membara tatkala menemui bulan," kata laki-laki itu yang kini tengah berdiri di depan sang gadis. Gadis yang kini telah berumur 19 tahun itu biasa dipanggil dengan nama Anatasyia Viona Hammid. Dia kini telah berada dipinggiran sungai menikmati mentari yang tengah tenggelam bersama seorang laki-laki yaitu Anandra Jeno Ardiansyah.

Tulisan_Pyy · Khoa huyễn
Không đủ số lượng người đọc
56 Chs

4. Medsos

"Entah hanya perasaan saja atau sebatas akrab, mungkin itu hanya khayalanku saja, yang selalu melebihkan dalam menyikapi perilaku seseorang" —Salsabila Nada Virendra

.

.

Siang ini Viona, Nada, Yeri, dan Suhyun berencana hiking ke gunung bareng pecinta alam, sebelum lusa mereka aktif mata kuliahan. Mereka sejak tadi malam setelah pulang dari kedai wagu sudah menyiapkan perlengkapan mendaki, mulai dari minjem tent ke bang Kun sepupu Nada, beli P3K, sampe Yeri dan Nada borong mie instan. Mereka berangkat kesana bersama sepupunya Suhyun naik mobil.

Sebelum nanti siang berangkat, Nada berniat untuk pulang katanya uang cashnya habis mau minta uang pesangon walaupun uang di ATM dia masih banyak.

"Assalamu'alaikum, sepada neng nada pulang nihhh," ucap Nada, padahal dia baru masuk gerbang rumahnya tapi sudah teriak-teriak.

"Waalaikumsalam, silahkan masuk non," sahut salah satu pembantu rumah Virendra membukakan pintu.

"Papi sama mami ada di rumah bi?" Tanya Nada setelah meletakkan tasnya di atas sofa.

"Ada non, di halaman belakang bersama den chenle." Jawab sang bibi lalu meminta izin ke dapur untuk membuatkan Nada minuman.

Nada berjalan ke halaman belakang yang lebarnya kira-kira seluas lapangan basket. Di salah satu pondok tempat bersantai sudah ada orang tua dan adik Nada, mereka sedang pesta minum teh kecil-kecilan.

"Yuhuuu nada hereeee," heboh Nada berlari ke arah maminya.

"Kok pulang," sahut Chenle, dia sedang tidur di atas hammock sambil memainkan ponselnya.

"Kenapa hah nggak boleh, alah bilang aja kangen lu," cerocos Nada lalu duduk di samping mami Yoona.

"Kenapa kak?" Tanya mami Yoona, wanita itu hafal dengan tingkah anaknya kalo sedang menginginkan sesuatu.

"Hehe pi minta uang,"

"Buat apa, kan kemarin udah papi transfer," sahut papi Siwon Virendra.

"Aku mager ambil uang di ATM pi, nanti siang mau hiking bareng temen-temen," ucap Nada sambil memainkan rambutnya.

Mami Yoona yang kakinya dijadikan bantal Nada, mengelus lembut rambut putri semata wayangnya. Sedangkan Chenle kini sedang mendusel-dusel Nada agar berpindah duduk, ya anak itu iri kalo Nada sedang bermanja-manja di depannya. Nada yang kesal segera berpindah di samping papinya.

"Ya udah sayang, nanti kalo kamu udah siap-siap papi kasih," ucap papi Siwon tersenyum ramah.

"Emang mau hiking kemana sih, sok-sokan amat padahal sekalipun nggak pernah hiking," ketus Chenle yang kini sudah merebahkan kepalanya di atas pangkuan mami Yoona.

"KEPO," sahut Nada menekankan di setiap ucapannya.

"Songong amat jadi kakak,"

"Udah sana kakak siap-siap nanti mami bawain paket makanan, jangan aneh-aneh kalo di gunung," ucap mami Yoona.

"Biarin mi, sekalian biar dibawa awewe," ucap Chenle setelah itu mendapat geplakan kakaknya.

"Mulut nggak ada remnya," ketus Nada lalu meninggalkan halaman belakang.

Di lain tempat, Viona sedang mempersiapkan pakaian yang akan dia bawa ke gunung. Tiba-tiba abangnya datang ke kamarnya dan tidur di kasur.

"Ihhh abang jangan ditiduri bajuku nanti kumel," gerutu Viona lalu menarik bajunya yang ada di bawah badan Doyoung.

"Mau kemana sih dek, keluyuran mulu." Ucap Doyoung yang kini malah meringkuk memeluk guling.

"Hiking bang sama temen-temen tadi udah izin bunda," sahut Viona sambil memasukkan bajunya ke backpacker.

"Kok nggak ngajak abang sih,"

"Kan abang besok masih masuk kuliah,"

"Iya juga sih, tapi kan bisa berangkat hari sabtu,"

"Kelamaan, udah ah mau mandi sana keluar," Doyoung yang ditarik-tarik Viona segera berjalan keluar kamar malas.

Doyoung berjalan menuruni tangga menuju ruang tv mendapati Jisung sedang bermain PS.

"Ahhh hampir aja goal," seru Jisung.

"Duel yok dek," ucap Doyoung lalu mengambil joystick.

"Bang, kak ana mau kemana?" Tanya Jisung.

"Ndaki,"

"Ihh nggak pernah ngajak ahsan,"

"Abang aja nggak diajak apalagi kamu dek,"

"Baggg, kak ana udah berangkat belum?" Tanya bunda Sooyoung datang dari kamarnya.

"Belum bun, masih mandi adek," jawab Doyoung.

"Bun ahsan boleh ikut?" Tanya Jisung tapi tetap fokus pada game.

"Mau bolos kamu," sahut bunda Sooyoung.

"Izin lah bun kepentingan keluarga,"

"Itu mah cuma kepentingan kamu dek, nanti kita keluar bareng lah, biar ana iri," ucap Doyoung sambil memainkan joystick.

"Baguss tuh, ahsan like banggg," sahut Jisung girang.

"Apanya yang bagus?" Tanya Viona yang baru turun dari tangga membawa backpacker dan beberapa alat mendakinya.

"Ssttt diem dek nggak usah dikasih tau," bisik Doyoung pada Jisung, Jisung mengangguk pelan.

"Wahhh ngadi-ngadi nih, sekongkolan nggak ngajak ana awas aja kalian." Viona yang tidak mendapat respon dari abang dan adiknya itu berjalan didepan PC menghalangi mereka bermain.

"Minggir gak lu!!!" Kesal Jisung.

"Ehhh berani ya lo bocil, SINI LO." Jisung segera berlari saat Viona mulai menarik kaosnya, Doyoung yang mendapat cubitan dilengannya segera beralih, apa coba salah dia sampai mendapat kemurkaan adik perempuannya. Emang nggak ada benernya kakak beradik Hammid dan Virendra.

Lain dengan Yeri dan Suhyun mereka sudah bersiap-siap ke kosan sepupunya Suhyun naik motor, soalnya kosan mereka lumayan jauh dari kampus dan tidak searah dengan jalan menuju gunung, jadinya mereka harus ke kosan sepupu Suhyun yang searah dengan rumah Viona sekaligus arah gunung. Yeri dan Suhyun itu satu kos-kosan makanya mereka selalu pulang pergi sama-sama.

Sedangkan Nada dan Viona bakal dijemput di rumah Viona. Nada sudah berada di sana, tadi dianterin papi dan adiknya naik mobil. Katanya Chenle sekalian mau minjemin buku paket matematikanya lalu pulang, faktanya sampai rumah Hammid dia malah nimbrung ke tempat PS Doyoung dan Jisung, dan minta pulang nanti dianterin Doyoung. Memang si bocil banyak alasan.

Setelah mobil sepupunya Suhyun sampai didepan gerbang rumah Viona, papi Siwon pun pamit meninggalkan pekarangan rumah Hammid dan Chenle yang bahkan kini asik bermain Grand Theft Auto Five bersama Jisung. Sedangkan Doyoung mengantarkan adiknya dan Nada ke depan bersama bunda Sooyoung, setelah itu mobil melaju meninggalkan pekarangan.

Di dalam mobil, Suhyun memperkenalkan sepupunya yang juga bagian dari anggota lintas alam. Laki-laki itu setahun lebih tua dari Suhyun dan Viona, namun wajahnya terlihat seumuran dengan mereka begitu lucu dan imut.

"Gaiss, kenalin ini kak jungwoo kating prodi kedokteran gigi," ucap Suhyun yang duduk disebelah laki-laki itu yang bernama Jungwoo.

"Lah sekelas sama bang kuntoro dong," sahut Nada.

"Eh iya bang kun bukannya fkg juga sih," sahut Viona.

"He'eh, kok kalian kenal?" Tanya Jungwoo. Laki-laki itu menyetel speaker music agar mencairkan suasana.

"Sepupunya nada kak," jawab Viona yang sudah kenal sejak lama keluarga dan sepupunya Nada.

"Kak jungwoo emang besok nggak ada kelas?" Tanya Yeri.

"Nggak ada kok kan baru responsi jadi dosennya pada males masuk, tenang aja." Sahut Jungwoo sambil sesekali bergumam mengikuti alunan lagu.

Setelah perjalanan lebih dari empat jam dan beberapa kali mereka beristirahat untuk membeli kopi, akhirnya mereka sampai di rest area gunung. Sebelum dilakukan pendakian, mereka berlima berswa foto didepan pintu masuk gunung. Disana mereka bertemu pecinta alam lainnya yang satu organisasi dengan Jungwoo.

Viona, Nada, dan Yeri kompak mengupload foto di instagram, mereka mengabadikan pengalamannya dengan berfoto disekitar gunung. Nada yang mendapat komentar dari seseorang laki-laki lebih tepatnya teman sekelasnya itu sedikit tidak nyaman, pasalnya sejak keberangkatan mereka ke gunung Nada terus-menerus diberondong chat oleh laki-laki itu, ya walaupun sebenarnya wajar saja sih sebagai seorang teman.

Viona yang ada disebelah Nada ngedumel kesal saat tau Doyoung dan Jisung pergi ke pantai siang tadi setelah Viona berangkat, dia tau dari postingan keduanya yang sedang asik berswa foto dipinggiran pantai. Meskipun mereka tidak menginap tapi Viona tetap kesal dan memberondong chat di group line keluarganya.

Viona yang kesal sendiri setelah mengomeli abang dan adiknya di room chat keluarga, dia pun melempar ponselnya ke matras yang ada di dalam tenda, dan segera keluar ikut dalam kerumunan pecinta alam yang menyalakan api unggun.

"Kenapa lo?" Tanya Suhyun.

"Sebel gue sama abang adek, mereka ke pantai huhuhu," sahut Viona lalu mencomot jagung bakar yang ada ditangan Yeri.

"Yeee kamvret lu, sini yang bakar situ yang nyomot," ketus Yeri lalu mengambil jagung lagi.

"Kan lu juga ninggalin mereka ndaki," ucap Suhyun.

"I-iya sih tapi gue kan juga pengen mantai, dah ah bodoamat."

"Yer anterin ke kamar mandi yuk, kebelet nih." Suhyun dan Yeri berjalan menjauhi kerumunan.

"Vi gue mau ceritak nehh," ucap Nada ragu.

"Paan dah,"

"Dua hari terakhir ini tuh gue bingung sama si jaemin, sering banget tuh anak chat tanya ini tanya itu kemarin ketemu mah diem-diem bae." Ucap Nada sambil menggigit jagung manisnya.

"Modus tuh minta diperhatiin," ceplos Viona.

"Dih ah ogah cemewewnya banyak,"

"Awas aja lu kalo kemakan omongan sendiri, gue bakal ketawain sampe puas."

"Paan sih, ga banget." Sahut Nada sambil menggigiti bibir bawahnya ragu.

"Nggak ah, nggak mungkin," lanjutnya.

"Dih ya sapa tau lu kepincut pesonanya," ucap Viona sambil tertawa. Satu timpukan jagung manis mendarat mulus di kepala Viona.

"Lagi perang jagung yak, ikut dong." Ucap Yeri setelah dari kamar mandi.

"Bodoh-__-" ketus Viona.

Nada dari tadi bingung mau membalas chat line-nya atau membiarkannya saja, Jaemin dari tadi mengirim pesan sejak Nada dan teman-temannya menuruni gunung.

'Nih anak kenapa sih, kumat dah overnya' batin Nada yang akhirnya membuka chat setelah sampai di pos rest area.

Line

Line

Line

"Gilak emang ni bocah..." Ketus Nada lalu meneguk air mineralnya sampai habis. Kembung-kembung dah tuh.

"Siapa?" Sahut Suhyun.

"Kembaran si memble,"

"Maksud lo jaemin?" Sahut Yeri.

"Dah lah asli lu jadi inceran dia haha," ucap Viona sambil tertawa.

Nada kesal sendiri setelah mendapat spam chat dari Jaemin yang isinya nggak penting, laki-laki itu hanya menanyakan keberadaan Nada setelah itu mengakhiri chat begitu saja. Ada ya laki-laki selabil Jaemin yang bahkan chatnya aja nggak berguna. Hanya membuat Nada semakin kesal dengan tingkahnya.

Line

Mereka berempat serentak kaget ketika mendapat notif line bersamaan.

"Pasti para ubur-ubur nih," ucap Viona lalu membuka room chat.

Ya benar saja teman-teman yang biasa mereka sebut dengan bala echan itu sedang mengomel karena tidak diajak hiking bersama. Karena pasalnya para gadis itu ingin menghabiskan waktu bersama sepeti halnya women quality time. Jadi teman laki-lakinya tidak terima dan mereka ingin memamerkan kalau laki-laki juga bisa quality time sendiri.

Kini kelima mahasiswa itu tengah kembali pulang, Nada turun dirumah Viona lagi karena dia akan dijemput sopir keluarganya.

Nada kali ini pulang ke rumah, katanya sih mau mandi air hangat biar badannya nggak pegal-pegal. Beda sama yang tiap hari mandi air dingin pegunungan mah :')

Nada duduk di bathtub sambil mendengarkan lagu kesukaannya Timeless by NCT U.

du nuneul gameumyeon

gieokeun eoneusae

uril dasi gegoseuro deryeoga

"Huft.....apa dia udah lupa sampe nggak pernah ngasih kabar." Gumam Nada lalu menenggelamkan setengah wajahnya ke dalam air.