webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 35 - Pelelangan Part 2

"hmmm,!!! baiklah aku akan jaga rahasia kalian,!!! aku juga akan menyembunyikan identitas sang pemilik, ketika barang kalian akan dilelangkan,!!"

Sam mengambil keputusan seperti itu, di samping dia berteman dengan Irwan, dia juga merasa sangat bahagia bisa mendapatkan busur Elf yang dimana akan melengkapi koleksinya.

"terimakasih kawan,!!! aku akan berutang budi kepada kamu,!?!"

Irwan lantas memeluk Sam setelah mengatakan demikian, dia sangat senang akan keputusan yang diambil oleh Sam. Hal yang sama terjadi terhadap Arman dan Ridho, awalnya mereka merasa khawatir ketika Sam mengetahui bahwa barang mereka berasa dari dalam Hutan Terlarang, namun setelah Sam mengambil keputusan seperti itu mereka akhirnya menjadi tenang dan tersenyum kembali.

Rahasia aman dan ditambah dengan mendapatkan sejumlah uang yang lebih banyak, itu baru satu barang bagaimana dengan semuanya.

"sama-sama kawan,!!! oh iya nih, aku ingin memberitahu kamu, kemungkinan barang yang lainnya dilelangkan pada keesokan harinya, karena aku ingin mempersiapkan sesuatu untuk semuanya,..." ungkap Sam.

Sam mengatakan seperti itu dikarenakan barang mereka sangatlah istimewa, maka perlu juga dilakukan secara berbeda pula.

"kenapa seperti itu kawan,!!!! oh sepertinya aku paham,!!! .... baiklah aku setuju dengan keputusan itu," ucap Irwan kepada Sam dan setelah itu dia melirik kearah Arman dan Ridho yang tidak mengetahui maksud dari semuanya terlihat dari wajah mereka yang penuh dengan tanda tanya.

Awalnya Irwan merasa kaget ketika mendengar barang mereka akan dilelang pada keesokan harinya, namun setelah mencerna baik-baik tiap kata dari Sam akhirnya dia paham. Yah barang mereka sangatlah langka sehingga banyak kolektor yang akan mencarinya, Sam membutuhkan waktu untuk hal itu.

"terimakasih kawan,!! soal harga dan pendapatnya akan aku berikan juga pada keesokan harinya, kecuali busur ini, aku akan membayarnya hari ini juga, kalian tunggu sebentar disini, aku akan mengambilnya!!!"

Sam segera meninggalkan ruangan pribadinya setelah minta izin kepada Irwan, dia lalu menuju ruangan sebelah guna mengambil coin emas untuk membayar busur Elf tersebut.

Tak lama setelah Sam meninggalkan ruangan itu, Irwan menghampiri Arman dan Ridho seraya menjelaskan mengapa Sam membutuhkan waktu untuk melelang barang mereka.

Setelah dijelaskan panjang lebar, akhirnya mereka berdua mengerti akan kondisinya, mereka lalu setuju dan mempercayakan sepenuhnya kepada Sam.

"aku tak menyangka busur itu laku dengan harga seperti itu,!?!" ungkap Ridho dengan mengepalkan tangannya.

"iya aku juga bro tidak menyangka Sam akan menawar dengan harga seperti itu," ucap Irwan seraya menepuk pundak Ridho.

"akhirnya kita bisa membeli perlengkapan yang lainnya kak, kita bisa menyiapkan segalanya sebelum mendaftar jadi petualang," ungkap Arman yang merasa bahagia karena keinginannya bisa tercapai yaitu menjadi seorang petualang.

"hah,!!!!" kaget Irwan.

"kenapa kak Irwan,?!? apa ada yang salah dengan kata-kata aku,?!?" tanya Arman.

"tidak apa-apa man,!! aku hanya kaget ketika kamu mengatakan ingin membeli perlengkapan, sedangkan guru Rasyid adalah seorang blacksmith yang terkenal,!!!! jujur yah, aku saja tidak pernah membeli perlengkapan karena guru selalu membuatkannya untukku dan aku rasa kalian juga pasti sudah disiapkan berbagai perlengkapan,...!!!"

Dengan nada rendah Irwan menjelaskan kepada Arman tentang perlengkapan tersebut, dan memang benar seperti itu, saat ini paman Rasyid tengah menyiapkan berbagai perlengkapan untuk Arman dan Ridho. Hal itu dia lakukan ketika mengetahui bahwa mereka ingin membalas dendam akan kematian guru Bahar yang tidak lain adalah sahabatnya, paman Rasyid merasa sangat bersalah jika tidak membantu murid dari sahabatnya, maka dari itu dia telah menyiapkan segalanya termaksuk perlengkapan mereka.

"benarkah seperti itu,!?!" tanya Arman.

Arman dan Ridho saling melirik satu sama lain ketika mendengar perkataan dari Irwan, mereka tidak menyangka kalau paman Rasyid telah menyiapkan segalanya buat mereka berdua.

"iya benar,!!! aku tidak bohong, asal kalian tahu bahan-bahan yang aku cari ini untuk pembuatan perlengkapan kalian,"

Irwan memasang wajah yang serius seraya memberitahu mereka tentang segalanya.

"berarti kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan kak," senang Arman.

"iya man, kita mesti berterimakasih kepada paman ketika pulang nanti,!!!" ucap Ridho.

"jangan lakukan itu,!!!" panik Irwan ketika Ridho berencana mengajak Arman untuk berterimakasih kepada paman Rasyid sepulang dari guild.

Mereka berdua berencana mengucapkan terimakasih kepada paman Rasyid yang telah membantu mereka, namun dilarang oleh Irwan karena sebenarnya paman Rasyid ingin memberi mereka kejutan.

"kenapa bro,?!?"

"pokoknya jangan dulu, nanti setelah semua selesai baru kalian bisa melakukannya,"

"hmmm baiklah kalau seperti,!!"

Pembicaraan mereka terhenti karena tak lama kemudian Sam datang.

"sepertinya aku mangganggu kalian,!?!" ucap Sam ketika melihat Irwan dan yang lainnya tiba-tiba berhenti mengobrol.

"ah ... tidak kok, kami hanya membahas tentang rencana kami kedepannya," ucap Irwan.

"oh, tak apalah, itu juga bukan urusan aku, hehehe," canda Sam yang mencairkan suasana yang jadi kaku.

"hehehe iya nih,"

"ngomong-ngomong ini adalah pembayaran untuk busur Elf dan anak panahnya, aku simpan semuanya didalam cincin penyimpanan ini, agar mudah untuk membawanya,"

Sam memberikan cincin itu kepada Irwan, dimana telah terisi oleh coin emas yang berjumlah sebanyak 2500 coin untuk pembayaran Busur Elf yang dia beli.

"baiklah aku terima ini,"

Irwan mengambil cincin itu dan memberikannya kepada Arman, Sam sempat merasa aneh dan curiga kenapa Irwan dengan sangat santai memberikan cincin itu kepada pengawalnya, padahal itu berisi coin emas yang lumayan banyak. Tapi itu bukan menjadi urusan dari Sam, dia lalu menepiskan pikiran aneh yang menghantui otaknya.

"apakah kamu tidak ingin memeriksanya terlebih dahulu,?!?"

"tidak usahlah, aku percaya sama kamu," ucap Irwan seraya menepuk pundaknya.

"hehehe, terimakasih," cengir Sam ketika diperlakukan seperti itu.

Sam merasa sangat senang bisa berteman dengan Irwan, dia banyak belajar darinya, begitupun sebaliknya.

"oh iya kawan, kira-kira berapa nanti penghasilan dari pelelangan barang lainnya,"

Irwan menanyakan hal itu, karena dia ingin memastikan kira-kira berapa yang bisa mereka dapatkan dari pelelangan barang-barangnya lainnya.

"kalau itu mungkin akan jauh lebih banyak dari yang tadi, terutama koleksi senjata ini yang bisa mencapai setidaknya 2000 coin emas untuk masing-masing senjata, sedangkan untuk alat sihir ini paling banyak bisa 500 coin emas bahkan mungkin bisa lebih," ungkap Sam yang menjelaskan rincian dari perkiraan hasil penjualan nanti, semua itu berdasarkan dari pengalamannya dalam memimpin sebuah pelelangan.

"hah,!!!"

"benarkah,!!!"

"serius,!!!"

Arman, Ridho dan Irwan kaget mendengar rincian yang jelaskan oleh Sam, saking kagetnya mata mereka ingin melompat keluar dan berubah menjadi coin emas.

"ada apa dengan kalian,?!? kompak begitu kagetnya, ahahaha," tawa Sam santai.

"heh,!!!" Arman dan Ridho tidak sadar mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"maaf tuan, aku hanya kaget mendengar rincian yang tuan katakan,"

Ridho langsung menundukkan kepalanya dan meminta maaf kepada Sam, karena sebagai pengawal telah bertindak gegabah dalam urusan tuannya.

"santai saja,!!! aku dan tuan kamu adalah teman jadi tidak perlu seperti itu," ucap Sam.

"benar jangan lakukan seperti itu, angkat kepalamu, tidak baik bagi seorang pengawal menundukkan kepalanya," tegur Irwan.

Irwan sengaja berkata seperti itu agar sandiwara mereka tidak terbongkar dan diketahui oleh Sam, meskipun Sam dan Irwan adalah teman karib tapi belum saatnya untuk memberikan identitas asli mereka.

"baik tuan," angguk Ridho yang langsung mengangkat kepalanya dan berdiri kembali di samping kanan Arman.

"oh iya dari tadi aku belum memberikan minuman kepada kalian, sungguh bodohnya aku sebagai tuan rumah sehingga melupakan hal seperti itu,!!!! tunggu sebentar, aku akan meminta kepada pelayan untuk membawakan sebuah minuman dan cemilan untuk kalian,!!!" ungkap Sam.

Sam lantas berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar ruangannya, untuk memanggil pelayan guna membawakan minuman dan cemilan kepada mereka bertiga.

"eh, tidak usah Sam,!!! kami juga akan segera pergi, karena kami masih punya urusan yang perlu diperhatikan,!!!"

Irwan menahan langkah Sam yang menuju pintu keluar, dia tidak ingin lebih lama lagi berada di ruangan itu, karena makin lama mereka disana maka penyamaran mereka akan terbongkar.

"benarkah,!!!"

Seketika Sam menghentikan langkahnya yang sedikit lagi membuka pintu ruangannya, iya lantas berbalik dan mengatakan hal itu.

"iya nih,!!! mohon maaf, mungkin lain kali saja," ucap Irwan.