webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 228 - Perjalanan Ridho Part 3

Makhluk kuno itu menatap Ridho, menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Aku merasakan cahaya dari pahlawan di dalam dirimu … Cahaya yang sama dengan yang dulu kurasakan ribuan tahun yang lalu." Sekarang ketika makhluk kuno semakin dekat, Ridho bisa melihat dia adalah seorang pria paruh baya yang tampak galak. Jika Arman melihat orang ini, dia akan terkejut, karena orang ini tidak lain adalah yang disebut Arman sebagai pahlawan keempat, pahlawan yang dia pikir sudah mati.

Makhluk kuno juga tahu siapa Arman sebagai pahlawan keempat, memandang Ridho dengan geli. Baginya memandang Ridho seperti melihat dirinya kembali pada hari-hari ia dipuji sebagai pahlawan. Pahlawan keempat sudah memperhatikan mata jujur ​​itu yang hanya bisa melihat keadilan, mata yang sama yang dia miliki saat itu sekarang bisa dilihat di Ridho.