webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 215 - Informasi dari Ridho

Melihat serigala-serigala itu semakin dekat, Arman menyiapkan tombaknya dengan senyum di wajahnya. Arman kemudian berlari ke depan di dataran yang sekarang tertutup es. Dia memegang tombak di tangan kanannya, dan melemparkannya. Saat Arman melempar tombak, dia menambahkan putaran ke lemparan dan melepaskannya. Saat tombak itu dilemparkan, tombak itu berubah menjadi sesuatu yang tampak seperti tornado dan mengenai Serigala Hutan yang ada di dekatnya.

Setelah itu Arman mengambil tombaknya dan mengambil sikap. Serigala Hutan yang tersisa, ditambah Raja Serigala Hutan berlari maju, menyerang Arman di semua sisi. Arman kemudian mengayunkan tombaknya dengan gerakan memutar, mendorong Serigala Hutan, dan Raja Serigala Hutan naik ke udara.

Arman kemudian melompat ke atas saat dia menari dan melesat di antara lawan yang bingung dan tak berdaya. Aura yang luar biasa, enam meter panjang meledak dari pisau tajam senjatanya saat dia mengayunkan tombaknya.