webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 180 - Toko Peralatan Misterius Part 4

Dia kemudian melanjutkan untuk menyembuhkan tangannya terus menerus karena itu rusak. Meskipun dia menyembuhkan dirinya sendiri, rasa sakit yang dia rasakan tidak hilang.

Jika itu pria lain, kerusakan dan rasa sakit sebanyak ini akan membuat mereka menjerit kesakitan. Tapi bukan Arman, bukannya berteriak dia malah tersenyum dan tertawa terbahak-bahak.

"Apakah kamu benar-benar berpikir, bahwa rasa sakit sebanyak ini akan membuatku berhenti? Itu bahkan tidak menggelitik. Jika hanya ini yang kamu miliki, terimalah aku sebagai Master kamu." Arman berbicara sambil mengejek senjata, di mana itu merespon dengan menggandakan kekuatan yang dipancarkannya.

Dengan kekuatan dua kali lipat itu melepaskannya sekarang terasa seperti seluruh lengan kanan Arman akan menghilang. Namun bahkan dengan tingkat rasa sakit ini, dia bahkan tidak mengernyit.