webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 144 - Menjelajahi Reruntuhan Part 7

Melihat ini, Dewi menjadi bingung, dan mulai mempertanyakan apakah dia yang gila. Arman dan sosok itu yang memperhatikan Dewi sejak beberapa waktu lalu tidak peduli dengannya untuk saat ini.

"Guru siapa dia.?" melihat sosok yang muncul dihadapannya membuat Arman bingung, dia lalu menanyakan hal itu kepada guru Indra.

"Itu adalah sabit milikmu.!!" jawab guru Indra santai.

"Maksud guru.?"

"Ini adalah salah satu keahlian saya tuan, dari salah satu senjata legenda saya yang lebih terkenal dengan sebutan sebagai pemanen jiwa. Setiap musuh yang mati, setelah Anda menggunakan teknik itu dimana saya menyerap darah Anda untuk memperkuat diri saya. Jiwa musuh ini atau hanya energi Aura yang diserap olehku. Dengan melakukan ini juga mampu memperkuat ku, dan kamu juga. Kita berdua mendapatkan sedikit energi Aura dari musuh. Tidakkah kamu merasa itu tuan.?" ungkap sosok berjubah hitam itu.