webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
402 Chs

Bab 118 - Naik Level

"Hah?" Berhenti, Arman melihat ke belakang untuk melihat Dewi yang masih berdiri di halaman rumah Rini dan belum naik keatas kereta kuda yang menjemputnya. Keadaan itu membuat jantungnya mulai berdetak cepat lagi.

Dewi mengenakan jubah hijau dengan ikat pinggang ungu yang berkibar tertiup angin, dia terlihat sangat cantik dan anggun.

"Besok … apakah kamu akan mau menemani Aku jalan?"

Di depan kereta kuda milik keluarganya, wajah halus gadis itu memerah merah saat giginya menggigit bibir merah mudanya. Sepasang mata yang indah sedang melihat Arman dengan sedikit antisipasi.

Sulit untuk percaya bahwa Dewi yang elegan akan mengucapkan kata-kata manis seperti itu, pesona yang dipancarkan olehnya membuat pikiran Arman jadi mengembara lagi.

Diam-diam mengkritik dirinya lagi, Arman menjawab dengan nada pelan. Setelah itu, dia melarikan diri masuk kedalam rumah sambil berada di bawah tatapan tersenyum Dewi.