Aksa menepati janjinya. Ia memboyong para sahabatnya ke Jakarta.
"Gila. Ini rumah lo, Sa?" tanya Galih ketika sampai di halaman depan rumah Aksa.
"Bukan. Ini rumah orangtua gue" jawab Aksa.
"Ini bukan rumah kayaknya, Lih. Tapi istana"
Kedatangan mereka semua disambut hangat oleh para pegawai kediaman Aksadana.
"Selamat datang*
"Buset. Gue udah kayak tamu terhormat" bisik Daffa
"Hooh. Gue ngerasa kayak beneran masuk ke dalam istana" sahut Galih.
"Jangan pada bisik-bisik lo berdua. Mending cepet masuk" sindir Aksa.
"Na, lo beneran tinggal di sini?"
"Iya, Rin. Ini rumah ayah dan bundanya Aksa"
"Bagus banget, ya. Udah kayak istana, halamannya luas, juga interiornya mantep banget"
Tak hentinya mereka memuji kemegahan rumah Aksa. Rasanya, setiap mereka memasuki ruangan, dekorasi tersebut tidak akan sama.
"Gue yang China kalah kaya ini mah" gumam Galih.
"Lo kan emang China miskin"
"Sembarangan! Toko elektronik gue berceceran di setiap penjuru wilayah"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com