"maaf." satu kata terucap darinya setelah melihatku menyerahkan kertas kepadanya. sepertinya ia tau apa maksud kedatanganku. dan aku pun tau tentang ucapan maaf darinya.
satu tarikan nafas berhasil membuatku sedikit tenang. dan kembali dalam keadaan yang harus memaksaku untuk membuka jawaban.
"sudah terjadi.." jawabku dengan menghela nafas.
"kenapa kamu tidak marah? kamu bisa pukul aku..." jawabnya dengan wajah yang putus asa.
"kenapa? kenapa aku harus marah pada kenyataan yang memang sudah benar adanya?"
"marahlah padaku yang membuat namamu buruk dimata mereka?"
"kenapa aku harus melakukan itu?" jawabku dengan santai. seolah tak terjadi apapun tentang dia. "justru aku berterima kasih kepada mereka, karena dengan cara itu, aku tau kenapa kamu meninggalkan ku. sehingga aku tidak perlu lagi untuk berfikir alasan kamu meninggalkan ku. setidaknya ini semua salahku." air mata yang harusnya kubendung kini sudah terlalu banyak untuk menetes dipipiku.
ia hanya membisu. menelan kata-kata yang baru saja ku lontarkan.
"ketika kita ditinggalkan. itu adalah sebuah moment dimana semua rasa, semua cinta akan menjadi benci dalam waktu yang sama. aku sangat sedih dan benci waktu itu karena tidak menemukan jawaban mengapa kamu tinggalkan. ternyata aku salah.. aku yang membuatmu benci. dan aku sangat senang jika aku adalah alasan kamu meninggalkan ku. setidaknya bukan kamu yang salah. tapi aku..."
"kamu..."
"kalau kita hanya mampu memiliki cinta, itu tidak akan pernah merubah seseorang menjadi yang lebih baik, tidak akan bisa merubah orang itu sedikitpun. tau kenapa? karena dia belum membuka hatinya pada kita."
sedikit lagi ia tak bisa membuka suaranya. hanya diam terpaku, menunduk dan merutuki rasa bersalahnya.
"kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan pernah marah padamu." tegasku
"tapi namamu sudah tercemar buruk didepan mereka."
"kamu bercerita hal buruk tentang ku juga bukan menjadi masalah. aku berterima kasih kepadamu, karena berkat kamu sekarang aku tidak perlu lagi membuat mereka tau keburukanku. jadi sekarang aku bisa tau juga siapa teman yang baik, yang menerima keburukan dan kebaikan aku. dan untuk alasan kekecewaan kamu juga bisa membuat ku sadar, mana hal yang salah yang harus ku hindari di kehidupan cintaku selanjutnya" jawabku sambil tersenyum.
"terima kasih.." senyumnya mengembang.
"tolong datang ke pernikahan aku dan mas ferdyl ya.."
"kamu bercerita dengan ferdyl tentang kita?"
"bagaimana aku bisa kalau tidak menceritakan tentang cinta pertamaku? dia juga berhak tau. tentang kita."