webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Prologue

Oleh: Manggala Kaukseya

Waraney, kebanyakan dari kami mungkin tak terlahir atas pernikahan antara ibu dan ayah, namun bukan berarti kami tak lebih terhormat ketimbang mereka yang menjadi garis utama dari keluarganya. Tiap darah yang kami tumpahkan, baik dari lawan atau dari tubuh kami, menetes demi kasih sayang Kalpataru.

***

Ah singa… benar-benar sebuah mahakarya. Hewan yang merajai singgahsananya, menggambarkan kebanggaan dengan rambut lebatnya yang terkibas-kibas dibawa angin. Bahkan kaum wanita mereka memuja keindahannya.

Tak ada binatang yang lebih pantas untuk menggambarkan rasa hormat dan bangga yang diberikan pada kami, sekumpulan tuama (laki-laki terhormat) yang menggenggam pusaka dari api, sebuah senjata yang meneriakkan keindahan di tiap tebasannya. Ah... mendengar namanya saja siapapun sudah bisa merasakan kecantikannya, Santi.

***

"Semuanya sudah siap, kak~"

"Adikku terkasih, mulai langkah ini sejarah akan mengingat keluarga kita sebagai yang terbaik, bahkan Tuan Agung Amartya kuyakin akan bangga mendengar kisah kita."

"Tentu saja, tak ada satupun yang mampu menghalangi impian kakak, dan mimpi itu… kini juga jadi mimpiku juga."

"Biarlah setangkai tawa'ang ini menjadi saksi pertama kita, dengan janji suci sebagai jubah yang menyelimutinya."

"Bersama, selamanya."

"Bersama, selamanya."