webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Prologue

Di tengah gelapnya malam, di putaran ke-10 Sang Rembulan, sebelum intipan malu ke-17 Sang Mentari. Pada kehidupan ke-3 Pohon Kehidupan, untuk pertama kalinya, Neraka menikmati hari libur mereka. Sembilan belas malaikat penjaga Neraka turun ke Bumi demi menghadiri malam yang suci. Mereka mengelilingi kota Afaarit, ibu kota suku Api, untuk menyambut kelahiran dia yang mempunyai api neraka mengalir bersama darah dagingnya. Bahkan Malik, sang Penjaga Agung Neraka, tidak sekalipun memiliki api anugrah yang sama mengalir bersama dirinya.

Tetapi bayi itu masih terlalu muda dan rapuh, tubuhnya takkan mampu menguasai api yang bergejolak keras. Atas alasan inilah, para malaikat datang untuk menancapkan segel yang akan menahan kobaran Neraka 1000 tahun lamanya, agar si bayi tak terlahap bersama Bumi di dalamnya.

*

Kini malam menutup rapat mulutnya. Seisi kota mendadak terdiam dan mengunci pandangan mereka pada Istana Kepala Suku. Tak lama hingga suara bayi memecah sunyinya malam. Tangisannya terlampau nyaring, bahkan penghuni Angkasa terbangun dari mimpi mereka.

Si kecil akhirnya membuka matanya, melihat Dunia untuk pertama kalinya. Terlukiskan warna merah cerah di atas irisnya, yang amat membara angankan api yang menyala-nyala. Langit kian hanyut ditatapnya, meninggalkan Angkasa merona pada malam itu. Siapapun yang memandang keelokkannya, akan langsung terpikat di dalam keanggunannya.

Warga suku Api pun berbaris di depan Istana. Kepala mereka tertunduk, memberikan penghormatan mereka kepada bayi yang akan menuntun impian-impian mereka. Sementara para malaikat mengelilingi Istana, membentuk formasi dengan sayap terkembang megah, bersiap menyegel api buas yang bertengger di dalam tubuh anak malang itu.

Sang Agung Malik memimpin mereka, makhluk-makhluk cahaya itu mulai memasangkan segel pada diri si bayi. Kobaran matanya perlahan tertahan, memadam, tertarik sendu bersama dinginnya malam. Tangisnya pun tenang kian mereda, Langit kembali menghitam, terlena dalam kabut biru yang menari-nari menggodanya. Api itu pun tersegel dan malam kembali terlahap sepi. Si bayi akhirnya menutup matanya, bermimpi indah di pangkuan ibunya. Berjayalah Sang Ardiansyah, berjayalah Amartya (penguasa yang abadi).