webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#ADVENTURE
#SYSTEM

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Huyền huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#ADVENTURE
#SYSTEM

Chapter 4: Morning Call

*Tok!* *Tok!* *Tok!*

Suara ketukan pintu di pagi hari membangunkan ketiga pengelana itu dari tidur mereka yang lelap di atas kasur yang nyaman dan hangat.

"Tuan Gumara!"

Si pemuda Nefret dapat terdengar memanggil nama Gumara.

"Hm…? Iya…?"

Gumara mendudukkan dirinya dan menyahutkan jawabannya.

"Sudah pagi tuan, Datuk Iskandar menunggu kehadiran anda di lapangan strategi."

"Oh?"

Pelukis muda itu lekas menengokkan pandanganya keluar melalui dinding kaca yang berada di sisi timur kamar. Langit masih cukup gelap, untuk disebut pagi. Tapi jelas tanda-tanda mentari akan terbit sudah dapat terlihat.

"Katakan padanya kami akan segera datang."

"Dimengerti tuan."

Langkah pemuda Nefret itu dapat terdengar menjauh, meninggalkan ketiga pengelana untuk menyelesaikan urusan mereka.

"Cia, Shanala, bangun, Datuk Iskandar memanggil kita."

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com