webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 36: Wrath of the Heaven

Oleh: Polar Muttaqin

Asger segera mengambil salah satu bom elemen yang ia bawa, lebih tepatnya bom elemen alam.

*Krank!*

Ia genggam bom itu sekuat tenaga dan pecahlah bola kaca yang mewadahi cairan kristal alam di dalamnya. Asap merah muda mengebul di antara Asger dan Seija yang saat ini terbaring lemas di tangannya. Ia pun membuka topeng di wajahnya, agar dirinya bisa melihat dengan jelas keadaan si gadis kadal itu.

Asger bisa merasakan tulang gadis itu mulai membenahi kembali dirinya, bersama dengan luka-luka lain yang dideritanya. Tubuh yang tak berdaya itu bertahap kembali sembuh seperti sedia kala.

Tapi Seija tak juga terbangun.

"Ja…?"

Angin musim gugur bertiup dingin, bersama dengan kehampaan yang kini mengelilinginya. Sebuah kesunyian yang luar biasa pahitnya.

"Ja! Seija, bangun Ja!"

Tak satupun jawaban datang dari gadis itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com