webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 33: Alberto's Whale

Langit masih kian gulita, namun tak butuh waktu lama bagi mentari untuk memulai patrolinya di langit-langit Bumi. Lagi pula, Pelukis Samudra memiliki penglihatan yang super baik di kala gelap, malam tak akan menghentikan pencarian paus ini.

"Hmm... aku menghabiskan waktuku terlelap di atas ranjang, kamu gak ngeliat paus berkeliaran emangnya selama aku tak sadarkan diri?"

Tanya Gumara pada Costancia begitu mereka berjalan keluar melalui pintu kubah Kuil Air.

"Aku? Enggak tuh, dari semenjak Yang Mulia membaringkan diri di ruang kesehatan, belum sekalipun aku keluar dari Kuil Air."

Jawab gadis itu cukup bingung mengapa Gumara berpikiran kalau ia akan berkeliaran selama pemuda itu masih dalam kondisi yang tidak fit.

"O...ke... kalau begitu kita akan memulai pencarian kita dari 0."

Gumala menengok ke sana kemari, mencari-cari lokasi yang setidaknya terlihat seperti sesuatu yang bisa ditempati kerumunan paus.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com