Oleh: Manggala Kaukseya
"Van tenang, kita bakal bawa Ghanimah kembali, oke?"
"Iya kak, semangat! Kak Imah pasti bakal balik ke rumah kita."
Malam itu kami ber-7 berangkat menuju Tarauntalo dengan Dakruo seperti biasa menjadi supir kami. Ruang kecil ini terasa begitu canggung karena kesunyian yang tercipta dari Devan yang terus termenung, tak bicara apapun, tenggelam dalam kesedihan.
"Mang, Ta, ikut gua."
Bang Asger mengajak kami keluar, ke tempat di mana kami dapat bicara tanpa mengganggunya. Di luar kamar Dakruo, di atas awan yang udaranya berhembus teramat dingin, bahkan aku bisa merasakan betapa tebalnya pakaian bang Asger dan Seija saat ini.
"Oke… kurasa di sini cukup ribut untuk dia kagak denger."
Angin di sini memang sedang kencang-kencangnya… aku tak mengerti aturan gerakan angin di Dunia ini, ataupun bagaimana mereka berpindah tiap musimnya. Yang jelas saat ini sekitar kami cukup rusuh oleh suara mereka.
"Ada apa bang?"
"Mau gimana jadinye? Rencana by the way…"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com