webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 31: Lily Seed pt. 1

Oleh: Manggala Kaukseya

"Van tenang, kita bakal bawa Ghanimah kembali, oke?"

"Iya kak, semangat! Kak Imah pasti bakal balik ke rumah kita."

Malam itu kami ber-7 berangkat menuju Tarauntalo dengan Dakruo seperti biasa menjadi supir kami. Ruang kecil ini terasa begitu canggung karena kesunyian yang tercipta dari Devan yang terus termenung, tak bicara apapun, tenggelam dalam kesedihan.

"Mang, Ta, ikut gua."

Bang Asger mengajak kami keluar, ke tempat di mana kami dapat bicara tanpa mengganggunya. Di luar kamar Dakruo, di atas awan yang udaranya berhembus teramat dingin, bahkan aku bisa merasakan betapa tebalnya pakaian bang Asger dan Seija saat ini.

"Oke… kurasa di sini cukup ribut untuk dia kagak denger."

Angin di sini memang sedang kencang-kencangnya… aku tak mengerti aturan gerakan angin di Dunia ini, ataupun bagaimana mereka berpindah tiap musimnya. Yang jelas saat ini sekitar kami cukup rusuh oleh suara mereka.

"Ada apa bang?"

"Mau gimana jadinye? Rencana by the way…"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com