webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 28: Neutralizing Chaos

Oleh: Polar Muttaqin

"Pandanganku bersih, tak terhalangi, perlu kah kutembak sekarang?"

Jarak mereka dan penyihir Kaos sudah lebih dekat dari 200 meter. Tiap-tiap dari mereka sudah mengeluarkan senjata mereka, dan terus terjaga memperhatikan sekeliling. Para Suanggi masih belum juga menampakkan batang hidung mereka.

"Tembak kapanpun kamu mau, tapi jangan buat gerakan membidik."

"Dimengerti."

Devan pun memasukkan peluru teringan yang ada di arsenalnya. Ia tak ingin ada satupun suara yang sampai di telinga Uhndak itu, walaupun pada nyatanya pelurunya jauh lebih cepat dari kecepatan suara. Informasi tentang makhluk-makhluk kerdil ini, ataupun para Suanggi, masih terlalu sedikit untuk Devan menentukan keputusan terbaik pada saat itu.

"Aku siap."

"Lakukan!"

Dengan telepati logam komunikasi Manggala memberi perintah pada Devan. Dalam sekejap Istinggar Waraney itu mengangkat senapannya dan menembakkan pelurunya, tak ada mata normal yang mampu melihat betapa cepatnya gerakan itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com