webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 21: Gate to Tarauntalo

Esok paginya kedua Pelukis bersama dengan gadis kucing yang dikirim mengawal mereka hendak berangkat menuju tujuan mereka yaitu markas para bandit di Nefret.

Alea sebagai penanggung jawab Shanala tentu ikut mengantar mereka sampai perbatasan Umanacca-Tarauntalo, sekalian membimbing mereka berurusan dengan Genka yang berjaga di sana.

"Telpon? Atos dicandak?"

Semenjak ini pertama kalinya Shanala berkelana meninggalkan Umanacca, Alea memastikan dirinya membawa tiap barang yang harus disiapkannya.

"Atos teh…"

Sebagai anak yang baik, tentu saja Shanala tak memiliki masalah dengan Alea terlalu mengurusinya.

"Samisal teh aya nanaon kitu, langsung telpon teteh nya."

Wanita tua itu mengelus-elus kepala kucing itu dengan lembut, mengharapkan dirinya akan baik-baik saja selama petualangan kecilnya ini.

"Terang teh!"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com