webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
413 Chs

Chapter 15: How Gods Fight

Oleh: Polar Muttaqin

Amartya melihat jubah api sudah bertengger di punggung Manggala. Pria itu pun tersenyum bangga pada pemuda yang saat ini gelagapan setelah dilanda rasa takut dan putus asa yang teramat dalam.

"Kamu sudah bertahan dengan baik Manggala…"

"Sekarang… biar aku yang ambil alih."

Tangan Amartya perlahan terangkat tinggi ke atas, dan kunang-kunang api bermunculan di sekitarnya, tertarik berkumpul di depan telapaknya. Sepucuk senapan api pun terbentuk, dengan api merah yang berkobar-berkobar menyelimutinya.

"Ledakan Api…"

Di arahkan lah senapan itu pada barisan para Taanji, dengan tangan kananNya yang terbentang ke depan. Sembilan lingkaran api raksasa seketika bertaburan di depan Tembok utara, dengan cahaya cerah yang membuat langit merah semakin merah. Mereka berputar dan menarik panas dari udara, mengeluarkan suara layaknya turbin mesin yang sedang dinyalakan.

"Dakagentera!"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com