webnovel

Chapter 9

Setelah selesai dari kuil Dewi Zoi. Sesuai janji Aric, ia membawa Alecia jJade-jJade di distrik Emporia lebih tepatnya ke taman bermain Everland Carnival. Taman bermain besar yang cukup terkenal di Everland. Karena Aric ingin membuat Alecia memiliki kenangan yang menyenangkan sehingga ia memutuskan untuk pergi ke taman bermain itu. Namun, karena demi menjaga keamanan Alecia, ia sudah memerintahkan Jade untuk memesan seluruh taman bermain khusus untuk mereka di hari spesial ini.

"Baiklah, Cia. Kamu bisa bermain sepuasnya di sini, karena kita tidak perlu mengantri," ucap Aric.

"Benarkah kak?! Kalau begitu Cia mau main itu lebih dulu," ucap Alecia sambil menarik tangan Aric dengan semangat. Sedangkan Jade dan Morgan dengan setia mengikuti mereka. Bahkan kedua pria itu juga ikut bermain bersama Aric dan Alecia.

Aric dan Alecia terlihat sangat menikmati semua wahana bermain untuk anak-anak di Everland Carnival. Aric tidak pernah berhenti tersenyum ketika melihat tawa gadis kecil berambut merah itu.

"Tuan, nona muda. Apa Anda ingin minum apa?" tanya Jade saat mereka berada di salah satu tempat makan yang ada di dalam Everland Carnival.

"Hm … Cia mau minuman yang ada es krim strawberry-nya," ucap Alecia.

"Hm … oh, baik nona muda. Kalau tuan muda dan tuan Morgan?"

"Seperti biasa," ucap Aric.

"Aku akan pilih kopi," ucap Morgan.

"Baiklah, tolong tunggu sebentar."

Setelah itu, Jade langsung berjalan meninggalkan Aric, Alecia dan Morgan di meja mereka. Tiba-tiba phonsel Aric berdering, ia langsung mengangkat phonselnya setelah mengetahui siapa yang menghubungi dan mengganggu waktunya bersama adik kesayangannya itu.

"Kenapa kau menelepon, Takeo?" tanya Aric dengan nada kesal.

<Ah tidak, aku hanya ingin bertanya. Bagaimana, apa kau sudah berhasil mengangkat Alecia menjadi keluarga kalian?>

"Kenapa kau menanyakan sesuatu yang sudah pasti?"

<Ahaha … sudah aku duga. Jadi, kapan kau akan mengenalkanku kepada adikmu? Bukankah kau tahu jika aku juga memiliki adik, mungkin saja mereka bisa menjadi teman.>

"Jangan berharap kau akan mendekatkan adik laki-lakimu yang berbeda sepuluh tahun dengan adikku, Takeo."

<Hah? Apa kau lupa? Aku kan memiliki dua adik, satu laki-laki dan satu lagi perempuan. Yang aku maksud itu adik perempuanku, dia umurnya hanya berbeda dua tahun dengan Alecia.>

"Begitu … tunggu, kau punya adik perempuan?"

<Astaga, bagaimana kau bisa melupakan hal itu. Adikku bahkan lahir sebelum kau pergi pelatihan, dan kau juga datang bersama orang tuamu saat pesta adikku. Bagaimaan kau bisa melupakan hal yang begitu penting?>

"Baiklah, kau bisa mengajak adik 'perempuan'mu ke rumahku setelah aku kabari. Bukankah kau saat ini juga masih sibuk dengan melatih tim sepak bola nasional."

<Baiklah, kalau begitu kabari saja kapan aku bisa memperkenalkan adikku sekalian aku berkenJade dengannya. Kau tidak perlu masalah itu, aku bisa meminta izin kapanpun.>

"Baiklah," ucap Aric lalu memutus hubungan phonselnya, dan memasukkannya ke saku celana.

"Tadi siapa kak?" tanya Alecia yang terlihat penasaran dengan wajah yang sudah berantakan karena es krim yang ia makan.

"Dia teman kakak yang ingin bertemu dengan Cia. Dia juga mempunyai adik perempuan, apa Cia mau mempunyai teman?" tanya Aric.

Setelah Jade selesai membersihkan wajah Alecia yang kotor karena terkena es krim, gadis kecil itu langsung menundukkan kepala. "Cia, ada apa?" tanya Aric dengan ekspresi khawatir.

Alecia menggelengkan kepala pelan. "Apa tidak apa-apa Cia mempunyai teman? Karena dulu, ibu tidak pernah mengizinkan Cia untuk berteman dengan anak-anak di taman."

Aric tersenyum lalu mengelus kepala Alecia dengan lembut. "Cia, sekarang kamu sudah menjadi bagian dari Shamus. Kamu tidak perlu mengingat masa lalu di keluarga yang tidak penting itu. Kamu sekarang adalah Alecia Zoain Shamus, putri satu-satunya klan Shamus. Jadi, kamu bisa melakukan atau meminta barang apapun yang kamu inginkan, dan kamu tidak perlu peduli lagi apa kata orang. Kamu hanya perlu lebih percaya diri, tenang saja kakak akan selalu bersamamu."

Alecia masih terdiam tanpa menjawab apapun. Namun, tidak berapa lama akhirnya ia menganggukkan kepala. "Baik, kak Aric."

***

Setelah menghabiskan waktu seharian di Everland Carnival hingga sore, Aric dan yang lainnya pulang. Alecia yang kelelahan karena sangat bersemangat selama di Everland Carnival tertidur di pangkuan Aric selama berada di mobil. Begitu mereka tiba di kediaman Shamus, Aric langsung membawa Alecia menuju kamar sementaranya dengan diikuti Monica yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Aric mengelus rambut Alecia yang sedang tertidur pulas setelah menyelimuti gadis kecil itu sambil tersenyum kecil. "Aku akan memperkenalkan Alecia secara resmi kepada pekerja di sini besok pagi. Jadi, siapkan semuanya," ucap Aric kepada Jade dan Monica yang ada di belakangnya.

"Baik, tuan muda."

Setelah itu, Aric berjalan meninggalkan kamar sementara Alecia dengan diikuti Jade, sedangkan Monica menjaga Alecia dari dalam. Sehingga ia duduk di dekat pintu kamar sambil memperhatikan nona mudanya yang terlihat sangat menggemaskan seperti malaikat lalu tersenyum kecil.

"Di mana Morgan?" tanya Aric.

"Tuan Morgan sedang berada di ruangannya."

"Panggil dia ke perpustakaanku. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya," ucap Aric.

"Baik, tuan muda."

Setelah itu, Aric berjalan memasuki perpustakaan pribadinya dan Jade langsung berjalan menuju ke kamar yang di tempati Morgan untuk menjJadekan perintah tuannya.

Begitu tiba di depan kamar Morgan, Jade mengetuk pintu kamar Morgan. "Tuan Morgan, ini saya Jade."

Tidak berapa lama, pintu kamar Morgan terbuka dan terlihat sosok pria yang lebih tinggi darinya itu. "Tuan Aric memanggil Anda di perpustakaan pribadinya."

"Baiklah," ucap Morgan.

Setelah itu, Jade berjalan meninggalkan pria itu, dan Morgan segera pergi menemui Aric. Begitu tiba di perpustakaan ia mengetuk pintu sebentar sebelum masuk. Terlihat Aric yang sedang duduk di meja belajarnya sambil membaca buku. "Apa Anda memanggil, saya tuan muda?" tanya Morgan.

Aric menganggukkan kepalanya lalu menutup buku yang ia baca dan fokus menatap Morgan. "Dua hari lagi ayah dan ibu akan pulang untuk mempersiapkan pesta pengenalan Alecia sebagai anggota keluarga baru. Jadi, untuk sementara waktu kau tidak akan kembali ke markas sampai acara pengenalan Alecia selesai. Untuk menghabiskan waktu, aku ingin kau membantuku memilihkan pengawal untuk Alecia."

"Bukankah ada Monica?" tanya Morgan.

Aric menggelengkan kepala. "Meskipun Monica salah satu agen rahasia Shamus, tapi saat ini status dia adalah pelayan pribadi Alecia. Jadi, aku ingin memberikan dua pengawal lagi untuk Alecia. Aku ingin kau memilihnya dengan teliti, setelah selesai kau bisa memberikan data kandidatnya kepadaku."

"Baik, tuan muda."

"Kau tidak perlu khawatir mengenai perizinan dari ayah. Ayah sudah mengizinkannya, jadi anggap saja ini sebagai liburanmu juga," ucap Aric.

"Baik, terima kasih tuan muda."

"Kalau begitu, kau bisa istirahat sekarang," ucap Aric.

Setelah memberikan hormat, Morgan langsung berjalan meninggalkan Aric sendirian di perpustakaan. Aric mengembuskan napas pelan lalu memutar kursinya menatap kearah pemandangan di jendela besar yang ada di belakangnya. Ia memperhatikan pemandangan langit malam yang begitu indah dengan bulan yang berbentuk bulat sempurna dengan hiasan bintang yang sangat banyak.

"Hm … masih banyak yang harus aku lakukan. Menyelidiki perkembangan monster lima tahun terakhir, mencari guru privat untuk Alecia, memeriksa pembangunan kamar Alecia, dan mempersiapkan pelatihan musim dingin pasukanku yang sudah di undur cukup lama," ucap Aric lalu mengembuskan napas pelan.

Bersambung….

Terima kasih telah mengikuti cerita ini

Semoga kalian tidak bosan

Sampai jumpa lagi

Like it ? Add to library!

DementiviaKcreators' thoughts