webnovel

Chapter 18

Setelah kekacauan yang dilakukan oleh keluarga Kishi di pesta Alecia, perusahaan keluarga Kishi mengalami penurunan saham secara drastis setiap harinya hingga dalam waktu satu minggu perusahaan Kishis bangkrut dan kepala keluarga Kishi, Aito Dai Kishi masuk penjara karena melakukan perdagangan ilegal dengan masa kurungan lima puluh tahun. Sedangkan, istri dan anak Aito tidak dapat di temukan dimanapun.

Sehingga pasukan pertahanan negara mengeluarkan surat 'wanted' untuk menemukan istri Aito, Fumiya Eito Kishi yang masih belum diketahui keberadaan mereka di seluruh negara Everland. Tentu saja, Aric, Jayden dan Adela memastikan agar Alecia tidak mengetahui informasi mengetahui dengan apa yang terjadi kepada mantan keluarganya. Karena, menurut mereka itu adalah informasi yang tidak penting untuk diketahui Alecia.

Selama masa liburan Jayden dan Adela, satu keluarga selalu menghabiskan waktu bersama, untuk memberikan kenangan yang indah bagi Alecia. Setiap sore, setelah menghabiskan waktu keluarga bersama Aric dan Jayden akan mengurung diri di markas yang ada di bawah tanah untuk memantau keadaan di seluruh negara.

Karena peningkatan kemunculan monster yang semakin sering terjadi. Sehingga, harus membuat semua pasukan siaga dan selalu membawa senjata rahasia mereka kemanapun. Alecia juga telah memulai pembelajaran bersama Aric, dan Takeo akan berkunjung ke kediaman Shamus tiga kali dalam seminggu untuk berlatih bersama Jade.

Terkadang ia akan mengajak Belyn untuk bermain dengan Alecia, dan menginap di kediaman Shamus. Sehingga, keluarga Grissham dan keluarga Shamus menjadi semakin dekat. Namun, Aric masih belum mengizinkan Takeo membawa adik laki-lakinya, meskipun umur Alecia dan adik laki-lakinya tidak begitu jauh.

Alecia selalu mengulangi hari yang sama hingga dua tahun berlalu dan akhirnya Fumiya berhasil di tangkap saat ingin pergi ke luar negeri dengan identitas palsu. Namun, pasukan pertahanan tidak bisa menemukan keberadaan putra keluarga Kishi, Hideoki Jun Kishi.

Namun, karena Hideoki tidak ikut campur dalam kejahatan yang dilakukan kedua orang tuannya. Sehingga, pasukan pertahanan membebaskannya dalam catatan 'wanted', dan sesuai dengan janji Aric kepada Takeo. Takeo telah mendapatkan lima belas persen saham keluarga Kishi.

Kini Alecia telah berusia tujuh tahun, dan sesuai dengan umurnya, Alecia masuk ke sekolah yang sama dengan Belyn yang ada di distrik Potelis. Selama dua tahun ini juga Aric telah mengupdet ketertinggalnya mengenai perkembangan monster selama lima tahun terakhir ia absen.

Karena hari ini menjadi hari pertama masuk sekolah, Aric mengantar Alecia secara langsung ke sekolah untuk menggantikan kedua orang tua mereka yang tidak bisa hadir. Namun, Ari juga tidak keberatan jika ia harus setiap hari mengantar Alecia pergi ke sekolah. Aric yang sedang bercermin tersenyum kecil saat ia merasa sudah siap dan segera menuju ke meja makan untuk sarapan.

Setelah menunggu lima menit di meja makan, Aric dapat melihat Alecia yang sedang berjalan dengan diikuti Monica. Alecia mengenakan seragam berwarna hitam dengan ukiran emas, dasi pita besar berwarna merah, dan mengakan baret yang sewarna dengan seragamnya. Aric yang melihat penampilan Alecia merasa bangga dengan penampilan menggemaskan adiknya.

"Selamat pagi, kak Aric!" sapa Alecia sambil tersenyum ceria.

Aric tersenyum lembut. "Selamat pagi. Apa kamu sudah siap dengan hari ini?"

Alecia menganggukkan kepala setelah ia berhasil duduk dengan sendiri di kursi makannya. "Mhm! Aku sudah tidak sabar ingin bertemu teman baru! Oh iya kak, Belyn di kelas berapa ya?"

"Hm … kalau tidak salah dia sekarang kelas tiga. Kau tidak perlu khawatir, kelas satu sampai kelas tiga berada di satu gedung. Hanya saja kelas tiga ada di lantai tiga sedangka kelas satu ada di lantai satu. Jadi, kau masih bisa bersama dengan Belyn," ucap Aric.

Alecia menganggukkan kepala lalu segera menikmati sarapannya sebelum ia terlambat d hari pertama masuk sekolahnya.

"Makanlah secara perlahan, kita masih memiliki banyak waktu. Sekolahanmu tidak begitu jauh dari sini. Jadi, kau tidak perlu khawatir."

Alecia menganggukkan kepala sekali lagi tanpa menghentikan aktivitasnya memakan sarapannya.

***

Setelah selesai sarapan, Alecia dan Aric berangkat ke sekolah yang hanya menghabiskan waktu lima belas menit untuk sampai di sekolah baru Alecia. Terlihat bagian depan gerbang sekolah yang masih banyak mobil yang mengantri untuk menurunkan penumpang mereka. Karena hari ini adalah hari pertama masuk murid baru. Sehingga suasana lebih ramai dari biasanya.

Terlihat ada banyak orang tua yang juga ikut turun untuk mengikuti upacara penyambutan murid baru. Meskipun giliran Alecia dan Aric masih menunggu tiga mobil lagi sebelum mereka bisa turun. Namun, Alecia dapat melihat bagian depan gedung sekolahnya yang terlihat sangat besar dan begitu indah dengan struktur modern.

'Potelis Elementary School' adalah sekolah dasar terbaik di Kota Tersia yang ada di distrik Potelis. Sekolah ini mengajarkan seluruh pelajaran dasar dan kelas khusus penjurusan yang sesuai dengan kesukaan setiap murid, sehingga setiap murid dapat masuk ke SMP yang sesuai dengan penjuruan mereka.

Meskipun, sekolah ini berada di disrik Potelis yang merupakan distrik bagi perumahan mewah, namun sekolah ini tidak mendeskriminasi siapapun untuk dapat mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah ternama ini. Sehingga, ini merupakan alasan utama kenapa orang tua Aric setuju untuk memasukkan Alecia ke sekolah ini.

Karena mereka tidak ingin membatasi anak-anak mereka bergaul dengan siapapun tanpa mementingkan status keluarga mereka. Setelah akhirnya mobil keluarga Shamus berhenti di depan gerbang sekolah. Seluruh mata langsung tertuju kepada Aric yang turun bersama dengan Alecia.

Semua orang tua murid yang mengenali mobil dengan lambang keluarga Shamus tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari pemuda yang sangat mereka yakini adalah pewaris klan Shamus dan putri tunggal keluarga Shamus. Namun, Aric tidak mempedulikan tatapan mereka dan berjalan masuk ke sekolah dengan menggandeng tangan Alecia menuju ke aula sekolah untuk mengikuti acara penyambutan murid baru.

Acara penyambutan untuk anak sekolah dasar tidak membutuhkan waktu lama. Setelah sambutan dari kepala sekolah dan penyebutan ruang kelas dan guru yang bertanggung jawab. Seluruh murid dapat meninggalkan aula sekolah dan orang tua atau wali dapat menghabiskan waktu untuk saling mengenal di taman sekolah.

Namun, karena Aric tidak tertarik dengan kegiatan untuk orang tua atau wali. Setelah memastikan Alecia telah masuk ke kelasnya, Aric langsung berjalan meninggalkan sekolah tanpa ada yang menyadarinya.

***

"Baiklah anak-anak, karena semua sudah duduk di tempatnya, kita akan memulai perkena lebih dulu. Perkenalkan saya Nia Abigail Streya, kalian bisa memanggil ibu dengan sebutan bu Nia. Ibu yang akan menjadi walikelas kalian sampai kelas tiga. Baiklah mari kita mulai perkenalannya agar saling mengenal," ucap Nia sambil tersenyum ceria.

Satu persatu murid telah memperkenalkan diri mereka, hingga tiba waktu bagi Alecia untuk memperkenalkan diri. "Salam kenal semuanya … na, namaku Alecia Zoain Shamus. Senang bisa berkenalan dengan kalin," ucap Alecia dengan wajah yang sedikit malu.

"Salam kenal, Alecia!" ucap seluruh murid dengan senyuman ceria.

Setelah Alecia selesai memperkenalkan diri, ia kembali duduk dan giliran murid lain yang memperkenalkan diri mereka. Begitu semua murid telah selesai memperkenalkan diri mereka masing-masing. Nia memulai pembelajaran mereka. Karena ini adalah hari pertama dan ia mengajar murid kelas satu, sehingga di hari pertama masuuk, Nia memperkenalkan berbagai jenis kegiatan yang akan mereka lakukan selama kelas satu lalu melakukan kegiatan menggambar bersama.

Kelas satu sampai kelas tiga mendapatkan jadwal pembelajaran setengah hari. Sehingga, mereka pulang lebih cepat dibandingkan murid kelas empat sampai enam. Meskipun baru di hari pertama, Alecia sudah mendapatkan dua teman perempuan yang satu kelas dengannya. Satu duduk di depan meja Alecia dan satu lagi duduk di samping mejanya.

Sehingga mereka bisa saling mengenal dengan cepat. Selama setengah hari itu, mereka mendapatkan jam istirahat yang di isi dengan waktu tidur dan makan di kantin yang berada di gedung kelas satu sampai tiga. Meskipun selama bersekolah Alecia tidak bertemu dengan Belyn. Namun, Alecia masih bisa menikmati hari pertama sekolahnya dengan teman-teman baru.

Saat jam pulang sekolah, Alecia yang sedang berjalan bersama dua teman barunya mendengar suara teriakan yang begitu familiar baginya. Ia berbalik dan melihat Belyn yang berlari kearahnya dan langsung memeluknya. "Hah … aku sangat merindukanmu, Cia!" ucap Belyn.

"Hihihi … kita kan bertemu kemarin, Lyn," ucap Alecia.

"Huh … seandainya saja aku bisa selalu tinggal bersama Cia!" ucap Belyn yang terlihat tidak ingin melepaskan Alecia dari pelukannya.

"Hm … Alecia?"

Mendengar panggilan itu, Alecia tersadar dengan dua temannya yang terlihat terkejut saat melihat kemunculan Belyn. "Oh maaf … dimana sopan santunku," ucap Belyn lalu melepaskan Alecia dan memperkenalkan diri dengan angun. "Salam kenal, aku Belyn Kaya Grissham sahabat masa kecil Alecia. Senang bisa berkenalan dengan kalian."

Kedua teman baru Alecia yang melihat sikap Belyn menatapnya dengan tatapan takjub. "Ah ... hm … senang bisa berkenalan denganmu, a-aku Lelin Beatrix Remon," ucap gadis berambut biru muda dengan wajah yang malu.

"Aku Amanda Eilaria Lestar, senang bisa berkenalan dengan kakak!" ucap gadis berambut silver dengan senyuman ceria.

"Lyn, mereka teman-teman yang satu kelas denganku," ucap Alecia.

"Huhuhu … Cia, kamu tidak akan menggantikanku, bukan?" tanya Belyn dengan air mata palsunya.

"Haha … apa yang kau bicarakan? Tentu saja tidak. Kita kan bisa bermain bersama. Lagipula, kelas kita hanya berbeda lantai," ucap Alecia.

"Benar kak! Kami juga ingin bermain dengan kak Belyn!" ucap Amanda tanpa menghilangkan senyuman cerianya.

Belyn yang mendengar Amanda memanggilnya dengan sebutan 'kakak' menjadi sangat senang. Karena ia anak terakhir di keluarga Grissham, sehingga ia tidak pernah merasakan bagaimana jika menjadi seorang kakak. Belyn sudah terbiasa dengan Alecia yang memanggil nama singkatnya. Jadi, ia sangat senang saat Amanda memanggilnya dengan sebutan 'kakak'.

"Baiklah kalau begitu! Kita akan sering bermain bersama!" ucap Belyn dengan semangat.

Alecia, Amanda dan Lelin menganggukkan kepala. Setelah itu, mereka langsung berjalan bersama meninggalkan lorong di depan kelas Alecia. Amanda dan Lelin berpisah dengan Alecia dan Belyn, karena orang tua mereka yang sudah menunggu di depan gerbang, sedangkan Alecia pulang dengan diantarkan mobil Belyn. Karena Aric sudah berpesan kepada Alecia untuk pulang bersama Belyn jika ia tidak bisa menjemput adik kesayangannya itu.

"Hm … apa kamu mau langsung pulang?" tanya Belyn setelah mobil yang mereka tumpangi melaju meninggalkan gedung sekolah.

"Aku tidak tahu. Jika langsung pulang, mungkin aku akan membaca buku. Karena kak Aric sedang ada pekerjaan," ucap Alecia.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita mampir ke toko es krim kesukaanku?" tanya Belyn.

Alecia terlihat berpikir sebentar lalu menganggukkan kepala. "Baiklah!"

Belyn langsug memberitahu supirnya untuk mengantar mereka menuju ke toko es krim kesukaannya yang tidak begitu jauh dari sekolahan.

Bersambung…

Terima kasih sudah mengikuti cerita ini

Sampai jumpa lagi

Like it ? Add to library!

DementiviaKcreators' thoughts