webnovel

Chapter 17

Hari ketiga pesta semua anggota keluarga hadir termasuk seluruh keluarga tamu undangan. Sehingga, semua orang bisa menikmati pesta dengan meria dan Alecia tidak akan merasa bosan karena berkumpul dengan orang-orang yang lebih tua dengannya. Alecia menghabiskan waktunya bersama Belyn dan teman-teman barunya.

Sedangkan Aric dan kedua orang tuanya disibukkan menyambut seluruh tamu undangan. Sehingga Tekeo terpaksa harus mengawasi Alecia dan Belyn bermain di arena anak-anak."Hah … kenapa aku yang menjadi pengawas bagi anak-anak ini?" tanya Takeo sambil menikmati minuman yang ada di tangannya.

Awalnya pesta berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan keluarga Kishi yang berjalan masuk seperti mereka adalah pemeran utama dalam pesta ini. Suasana pesta yang awalnya meria seketika menjadi sangat sunyi. Takeo yang meliha keluarga Kishi menjadi takjub dengan kebodohan keluarga itu.

Takeo melirik kearah Alecia dan Belyn yang masih tidak menyadari kesunyian ini dan fokus untuk bermain lalu kembali fokus menatap pemandangan di hadapannya. Terlihat keluarga Kishi yang tersenyum ceria dan tidak mempedulikan tatapan bingung dari seluruh tamu undangan berjalan menghampiri Aric dan kedua orang tuanya.

Aric yang bahkan awalnya tersenyum benar-benar terdiam dan menatap mantan keluarga Alecia itu berjalan mendekatinya. "Wow … aku tidak pernah tahu jika keluarga Kishi benar-benar bodoh."

"Maaf, sepertinya kalian bukan termasuk tamu undangan kami. Bagaimana jika kalian keluar dari sini dengan baik-baik dan tidak menghancurkan pesta untuk menyambut kehadiran 'adik manisku'?" tanya Aric sambil tersenyum ramah.

Meskipun Aric terlihat tersenyum ramah kepada tamu yang tidak diundang itu. Namun, seluruh ruangan dapat merasakan tekanan aura yang begitu berat di dalam aula pesta. Bahkan Alecia dan Belyn yang awalnya bermain di samping Takeo langsung bersembunyi di belakangnya dengan ekspresi bingung sekaligus takut.

Namun, kepala keluarga Kishi yang seperti tidak merasakan ancaman di hadapannya tetap tersenyum lebar. "Meskipun Alecia sudah menjadi bagian dari keluarga Shamus, bukankah kami sebagai keluarga yang membesarkannya dapat ikut adil dalam pesta ini? Mungkin karena Anda terlalu mudah untuk mengerti hal ini, tapi bukankah sebagai orang tua kami seharusnya juga di undang dalam pesta penting ini? Saya sebagai ayahnya begitu sedih saat putri kesayangan saya harus jauh dari keluarga kami. Tapi, saya juga senang jika dia bisa hidup lebih baik di sini."

Aric dan kedua orang tuanya terlihat hanya diam saja tanpa menunjukkan ekspresi mereka. Karena mereka sama sekali tidak peduli dengan perkataan apapun yang keluar dari mulut pria di hadapan mereka ini, dan tentu saja seluru tamu undangan memahami hal itu. Karena mereka yang mendapatkan undangan dari keluarga Shamus dalam pesta ini tidak sebodoh itu untuk termakan perkataan pria yang menjadi pusat perhatian itu.

"Hah … bukankah anak saya sudah mengatakan dengan jelas melalui kontrak yang sudah 'Anda tanda tangani sendiri'. Jadi, seharusnya Anda sudah paham dengan alasan kami tidak mengundang Anda ke pesta ini," ucap Adela.

"Ta-tapi, bagaimana bisa Anda tidak mengizinkan saya, menemui putri saya sendiri! Bagaimanapun, saya sebagai seorang ibu yang membesarkannya memiliki hak untuk menemui putri saya! Bu-bukankah Anda sebagai ibu seharusnya Anda tahu akan hal itu, bukan?!" tanya Fumiya dengan air mata yang mengalir deras di matanya.

"Saya memang memahami perasaan Anda, tapi saya juga bingung dengan bagaimana kalian cara kalian mendidik putri kalian yang tidak manusiawi seperti itu? Apa kalian pikir kami tidak memiliki bukti apa saja yang telah kalian lakukan kepada Alecia? Termasuk bisnis keluarga kalian yang begitu kalian banggakan itu?" tanya Adela.

Seketika ekspresi di wajah Fumiya dan Aito menjadi pucat. "Selama kami masih baik hati, bagaimana jika kalian keluar dari tempat ini. Sebelum sesuatu yang semakin buruk terjadi kepada kalian? Tentu saja, aku tidak ingin terjadi pertumpahan darah di pesta penyambutan putriku," ucap Jayden dengan tatapan tajam.

Keluarga Kishi yang mendapatkan tatapan itu langsung berlari keluar meninggalkan aula pesta dan suasana kembali seperti semula. Seluruh tamu undangan yang datang terlihat tidak mempedulikan dengan apa yang baru saja terjadi dan melanjutkan aktivitas mereka di pesta.

"Kak Takeo, apa yang baru saja terjadi?" tanya Belyn yang masih terlihat takut dengan menarik celana kakaknya.

Takeo berlutut dan tersenyum lembut kepada Belyn dan Alecia yang bersembunyi di balik adiknya. "Tidak ada hal penting yang terjadi. Hanya ada sedikit masalah, tapi semua sudah kembali seperti semula," ucap Takeo.

"Ta-tapi, tadi sepertinya terdengar suara ayah dan ibu," ucap Alecia.

"Hm … ayah dan ibu … maksudku, keluarga Kishi tadi datang kemari untuk membuat sedikit kekacauan. Tapi, kamu tidak perlu khawatir, paman, bibi, dan Aric sudah mengurus semuanya. Jadi, kamu tidak perlu khawatir, bagaimana jika kalian berdua masuk dan istirahat. Ini sudah waktunya bagi anak-anak untuk tidur," ucap Takeo sambil mengelus kepala Alecia dan Belyn lembut.

Alecia yang terlihat tidak yakin akhirnya menganggukkan kepala lalu berjalan bersama Belyn masuk untuk tidur dengn diikuti Monica. Setelah memastikan anak-anak meninggalkan aula, Takeo berjalan menghampiri Aric yang sedang mengambil minuman. "Bagaimana Alecia?" tanya Aric tanpa membalikkan badannya dan fokus mengambil beberapa camilan.

"Dia mengenali suara ibu dan ayahnya, dan sepertinya dia tahu dengan apa yang terjadi. Dia itu anak yang pintar, Aric. Akan lebih baik jika kau berbicara dengannya," ucap Takeo.

"Aku tahu, besok aku akan berbicara dengannya bersama orang tuaku," ucap Aric.

Takeo menganggukkan kepala. "Lalu, apa yang akan kau lakukan dengan keluarga Kishi? Aku yakin mereka tidak akan berhenti begitu saja. Aku sangat yakin soal itu, karena mereka dengan begitu beraninya datang kemari untuk menarik perhatian. Meskipun aku yakin orang-orang di sini tidak sebodoh itu."

"Bukankah mereka harus mengetahui bagaimana jadinya jika mereka berani melawan Shamus?"

"Hohoho … kalau begitu aku akan membantu, asalkan lima belas persen saham keluarga Kishi menjadi milikku. Bagaimana?" tanya Takeo.

"Bukankah kau sudah memiliki banyak saham dari keluarga Grissham. Untuk apa saham keluarga Kishi?"

"Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi nantinya. Jadi, aku ingin memastikan semua akan baik-baik saja. Lagipula, jika hanya lima belas persen itu tidak akan merugikanmu sama sekali," ucap Takeo.

"Dan kau seharusnya tahu jika bantuanmu dalam masalah ini tidak begitu berguna, bukan?" tanya Aric.

"Oh ayolah! Aku hanya ingin sedikit saham Kishi. Aku akan melakukan apapun, agar mendapatkannya!" ucap Takeo.

"Aku tidak mengerti alasan sebenarnya kau ingin saham kecil itu. Tapi, baiklah. Aku akan memberikanya, dan kau bersedia membantuku saat aku butuhkan nanti," ucap Aric.

"Deal!" ucap Takeo semangat.

Aric hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengembuskan napas pelan lalu berjalan menghampiri orang tuanya untuk memberikan camilan yang baru saja ia ambil kepada ibunya agar meredahkan amarah ibu kesayangannya itu.

***

Kini pesta pengenalan telah selesai dan Alecia resmi menjadi bagian dari keluarga Shamus dengan nama Alecia Zoain Shamus yang terdaftar dalam buku keluarga. Begitu pagi tiba, seluruh anggota keluarga menjalankan aktivitas mereka seperti biasa. Mereka menikmati sarapan bersama dengan ceria tanpa mempedulikan masalah yang disebabkan keluarga Kishi tadi malam.

Jayden masih memiliki waktu liburan selama tiga hari. Sehingga, satu keluarga dapat menikmati waktu kebersamaan di hari libur orang tua mereka. Aric dan Jayden sedang berada di ruang tamu sambil menunggu Alecia yang dibantu dengan Adela untuk bersiap-siap.

Adela dengan senangnya mengatur rambut putrinya. Karena ia hanya memiliki anak laki-laki, sehingga, Adela tidak pernah bisa melakukan banyak hal dengan rambut pendek Aric. Sehingga, ia begitu senang mengatur rambut Alecia.

"Ada apa, Alecia?" tanya Adela yang menyadari kemurungan di wajah putrinya.

"Cia minta maaf, karena pesta kemarin malam menjadi kacau karena keluarga Cia."

Adela tersenyum lembut lalu memutar kursi rias putrinya dan berlutut di depannya. "Ini bukan kesalahan kamu. Sekarang siapa nama lengkap Alecia?"

"Alecia Zoain Shamus."

Adela menggenggam tangan Alecia dengan lembut. "Benar, sekarang kamu sudah menjadi bagian dari Shamus, putri dari keluarga Shamus. Keluarga Kishi sudah bukan keluargamu, mereka hanyalah keluarga yang jahat kepadamu. Sekarang keluarga Shamus yang akan selalu ada di sisimu. Apapun yang kamu lakukan, kami sebagai keluarga pasti akan mendukungmu. Jadi, kamu tidak perlu menyalahkan diri dengan kesalahan yang tidak kamu lakukan. Apa kamu mengerti?"

Alecia menganggukkan kepala. Sehingga mendapatkan kecupan lembut dari Adela. "Anak pintar. Sekarang, sebaiknya kita segera selesaikan menata rambutmu, kak Aric dan ayah pasti sudah menunggu kita."

Alecia menganggukkan kepala dengan senyuman ceria. Setelah itu, Adela kembali melanjutkan menata rambut Alecia dengan bantuan Monica yang kembali dengan membawa beberapa pilihan pita.

Bersambung…

Terima kasih telah mengikuti cerita ini

Sampai jumpa lagi

Like it ? Add to library!

DementiviaKcreators' thoughts