webnovel

Apologize To Love

Takahashi Shinsuke adalah seorang detektif berlisensi. Namun, dia memiliki rahasia yang bahkan dirinya sendiri pun tidak mengetahui rahasia semacam apa itu. Hanasaki Kenkyo masih belum delapan belas tahun ketika dinikahkan dengan Takahashi Shinsuke. Gadis kecil itu harus menikah demi menjalankam wasiat sang ayah yang telah meninggal dan demi menyelamatkan dirinya dari lilitan hutang. Tapi, tak Kenkyo duga bahwa suami yang jaraknya cukup jauh dari usianya itu, ternyata bukan seperti yang dipikirkannya. Rahasia suaminya sangat aneh. Shinsuke memiliki dunianya sendiri. Tidak ada yang bisa membawa dia kembali ke dunia nyata. Dunia yang terlihat olehnya, berbeda dengan dunia yang terlihat oleh Kenkyo. Bahkan ketika dia bertemu dengan kedua putra kembarnya pun, Shinsuke masih mengira mereka sebagai orang lain. *** Kenkyo ingin menyelamatkan keluarganya dari bayangan masa lalu. Oleh karena itulah, Kenkyo membawa keluarganya untuk tinggal di Indonesia. Kenkyo pikir merawat dua anak kembar itu tidak terlalu susah, meski Shinsuke tidak berkontribusi banyak. Namun, ternyata itu sangat sulit. Belum lagi dua anak kembar mereka yang terlibat pertengkaran hanya karena hal sepele. Ini adalah perjuangan Kenkyo dan dua anak kembarnya. Mereka bertiga bertekad untuk membawa Shinsuke kembali ke istri dan anak-anaknya. Dan beberapa masalah rumit yang dihadapi si kembar karena dia tidak dijaga oleh ayah mereka selama ini.

Mijun_123 · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
165 Chs

Ikatan Saudara

"KENSUKE?!" pekik Kyosuke dan Arka, hampir bersamaa.

Kensuke datang ke tempat itu dengan penampilan yang kacau. Bahkan Kensuke tidak memakai alas kaki saat ini. Kensuke terlihat mengusap jejak air matanya secara kasar.

Dia lalu berjalan menuju ke arah Arka dan Kyosuke dengan langkah lebar.

Sejenak, Kyosuke dan Arka saling melempar pandang. Bahkan, mulut Kyo mengangga karena terkejut melihat kedatangan Ken yang tiba-tiba itu.

"KYO JAHAT!!" teriak Ken, sebelum akhirnya dia menangis tergugu kembali.

Kyosuke dan Arka merasa bingung. Mereka berdua saling melempar pandang. Mereka tidak mengerti dengan situasi saat ini. Kensuke yang menjadi bahan obrolan mereka, tiba-tiba saja muncul dalam keadaan kacau.

Ada sedikit rasa bersalah pada diri Kyosuke melihat kakak kembarnya menangis seperti itu.

Sebelum ini, Kensuke jarang sekali menangis. Kensuke hanya menangis ketika melihat Kyosuke yang babak belur setelah berkelahi. Padahal, Kyosuke yang merasakan sakit, tapi kakak kembarnya itu selalu menangis tanpa sebab.

Arka akan menghibur Kensuke juga, tapi dihentikan oleh Kyosuke. Kyosuke melihat ke arah Arka dan berucap, "Lupakan semua yang kuucapkan dari tadi ya, Kak Ar. Aku memang egois dan suka menyalahkan Ken. Padahal, sebenarnya aku sendiri yang salah."

Arka mengerti maksud ucapan Kyosuke baru saja. Secara tidak langsung, Kyo meminta agar Arka membiarkan Kyo untuk mengurusi Ken yang sedang menangis, tidak tahu karena apa.

Kyosuke bangkit dan melompat turun dari bangunan kubus berbahan dasar pipa besi tadi. Kini, Kyosuke berjalan ke arah Kensuke. Setelah berada di hadapan saudara kembarnya, Kyo lalu menepuk kepala Ken.

"Kau kenapa menangis, Ken?! Memangnya pantas seorang saudara tua menangis seperti anak kecil seperti itu, huh?!" Kyo berucap dengan nada tinggi, tapi dia tidak bermaksud untuk memarahi Ken.

Ken belum juga berhenti menangis. Dia semakin menangis tergugu sambil wajahnya tertunduk. Kensuke tidak tahu dia begitu sedih, tapi saat Ken mencari Kyo dan Kyo tidak ada di kamarnya tadi, Ken sangat panik.

Jendela kamar Kyo terbuka, dan Ken berinisiatif untuk mencari saudara kembarnya itu sendiri, tanpa memberitahu ibu mereka bahwa Kyo telah kabur.

Ken mencari ke sekitar rumah dan ingat jika tempat ini adalah tempat favorit mereka bersama Arka. Ken bahkan tidak sempat memakai alas kaki tadi.

Kyo cukup terkejut karena melihat saudara kembarnya tidak memakai alas kaki. Kyo masih menepuk pucuk kepala Ken secara lembut. Jika menangis seperti itu, Ken malah terlihat seperti sosok saudara kecil, bukan sosok Ken yang sok bijak seperti biasanya.

"Jangan menangis lagi, Ken! Kalau Ken menangis, aku juga jadi ingin menangis." Kyo mengusap jejak air matanya sendiri. Kyo memang sudah menangis sebelum Ken datang tadi.

"Karena kita ... adalah saudara kembar. Jadi, aku juga ingin menangis karena melihatmu menangis, Ken." Kyo melanjutkan ucapannya.

Ken lalu mengusap air matanya secara kasar. Dia lalu mendongak, untuk melihat Kyo.

Kyo langsung tersenyum saat Ken berhenti menangis.

"Ken ... untunglah kau baik-baik saja. Kenapa menyusulku di tempat seperti ini, eum? Tubuhmu tidak tahan dingin, Ken." Kyo berucap. Dia membuat sweater-nya dan memakaikan sweater itu pada Ken yang hanya memakai piyama.

"Kau yang jahat, Kyo!"