webnovel

Rasa Merebut Logika

Tidak ada perasaan yang lebih membahagiakan selain melihat orang lain terutama orang yang kita sayang bahagia. Meski pada awalnya terasa aneh dan ada pertanyaan kok bisa ketika pertama kali mendengar pertanyaan ini, tetapi ketika sudah mengalami sendiri, maka kita tahu bagaimana rasanya. Entah perasaan itu datang dari mana, tetapi seperti sudah menjadi suatu hal yang terjadi dan dialami. Bahkan terkadang hal itu bisa menjadi hal yang sangat berharga dan membahagiakan daripada kebahagiaan seperti mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.

Seharian bahkan lebih dari itu, Awan merasa sangat bahagia dan tidak bisa berhenti tersenyum sendirian. Bahkan Albert yang pada awalnya juga senang malah berubah menjadi ingin muntah sendiri ketika melihat pemandangan itu. Hal-hal yang membuat Albert menjadi lebih kesal adalah, terkadang Awan susah untuk diajak bicara. Tingkahnya sudah seperti anak kecil.

"Wan tugas beton kita sebentar lagi sudah harus dikumpulkan. Tapi kita masih harus mengerjakan beberapa bagian terakhir, terutama dalam laporannya. Kita bagi tugas aja ya. Lo ngerjain bagian laporan bagian 3 ke bawah, lalu sisanya gue", ucap Albert kepada Awan.

Setelah beberapa detik, tetap tidak ada jawaban dari Awan meskipun dia berada di samping Albert. Albert mulai merasa ada yang aneh, dia kemudian menoleh ke samping.

"Hemm pantesan", ujar lelaki itu sembari menghela nafas.

Tampak Awan yang hanya terdiam menatap layar laptop sembari tersenyum-senyum sendiri. Memang sudah seperti orang yang mulai kehilangan kesadaran dan akal sehatnya.

"Wan, lo dengerin gue gak sih?", seru Albert dengan suara yang dinaikkan. Hal ini perlu dia lakukan kalau ingin temannya itu sadar dari lamunan dan mulai kembali fokus kepada tugas akhir yang masih perlu diselesaikan.

Awan yang mendengar hal itu terkejut. Dia kemudian malah balik mengomeli Albert, "jangan teriak-teriak dong Bert. Gue kan di sebelah lo, jadi gue denger"

"Kalau emang lo dengerin apa yang gue omongin tadi, coba deh lo ulangi. Gak usah sama persis, cukup intinya aja", tantang Albert.

Lelaki itu mulai tampak sedikit panik dan mencoba mengingat-ingat apa yang disampaikan oleh teman sebelahnya.

"Tuh kan lo gak dengerin. Gini ya Wan, gue tahu lo sedang senang karena baru aja bisa berhubungan dengan Eunike. Tapi lo juga harus fokus sama tugas. Bukannya gue mau merusak suasana atau kebahagiaan yang sedang lo alami, tapi tugas kita kan belum selesai, apalagi sebentar lagi harus dikumpulin. Gue gak mau ya kalau nilai kita di bawah standar. Jangan sampai kebahagiaan lo merusak kebahagiaan orang lain", ucap Albert menasehati temannya.

"Iya Bert, gue minta maaf. Gue terlalu terbawa suasana hingga lupa dunia nyata", sahut Awan dengan nada sendu dan muka tertunduk.

Memang terkadang kita sebagai sahabat mau tidak mau harus memberikan nasehat yang terdengar tegas dan menyakitkan untuk sahabat kita, apalagi itu untuk kebahagiaan. Jangan sampai karena kita sahabat dan hubungannya dekat, menjadikan kita lupa bahwa kita masih sesame manusia yang penuh kekurangan. Lalu jangan sampai juga kebahagiaan yang sedang kita rasakan, menjadi batu sandungan bagi orang lain atau bahkan merugikan orang lain. Ada batas antara kita dan orang lain yang perlu dihormati, karena itulah sejatinya kehidupan manusia.

****

Sebulan berlalu, dan kini tibalah waktu liburan. Banyak dari teman-temannya Albert dan Awan yang pulang kampung karena diberikan jatah liburan yang lumayan panjang untuk ukuran libur musim panas, yaitu satu bulan. Memang lebih pendek dibandingkan dengan kampus lainnya, tetapi hal ini sangat disyukuri. Bukan tanpa alasaan, karena selama ini mereka tidak pernah mendapatkan jatah libur yang layak. Selalu saja ada hambatan untuk libur panjang.

"Emm akhirnya bisa menikmati udara pagi liburan", ucap Awan sembari menghirup udara ibukota yang sebenarnya juga tidak terlalu segar.

Albert yang di sebelahnya menanggapi sambil menguap, "akhirnya setelah sekian lama kita kuliah, kita mendapatkan jatah libur yang cukup panjang".

"Iya, akhirnya", sahut Awan.

Kedua sahabat itu memutuskan untuk tidak tidur terlalu larut supaya bisa menikmati udara dan mentari pagi. Sudah lama mereka tidak merasakan hal itu, karena lebih sering tidur pagi daripada bangun pagi. Tetapi hal itu sudah menjadi hal biasa mengingat jurusan yang mereka ambil, yaitu Teknik Sipil.

Libur memang sudah tiba, tetapi Albert dan Awan tidak bisa berleha-leha terlalu lama. Mereka berdua harus menyiapkan dan menyelesaikan persiapan untuk syuting film pendek di Yogyakarta. Kalau mereka tidak segera menyiapkan, maka semuanya akan menjadi kacau karena tidak ada manajemen yang baik. Sebagai dua orang sahabat yang menjalankan akun Youtube dengan nama AA, dan dengan jumlah subscriber yang banyak, sudah menjadi keharusan bagi mereka untuk tetap memproduksi konten, khususnya dengan kualitas yang baik sesuai idealisme mereka berdua.

"Lo udah tanya Eunike lagi belum, kapan kira-kira dia ada waktu luang?", Albert bertanya kepada Awan yang sedang menonton televisi.

Agak jarang memang orang sekarang menonton televisi, tetapi lelaki itu sengaja melakukannya untuk kembali mengenang masa kecilnya menonton televisi di pagi hari ketika libur.

"Tadi malam gue udah coba ngobrol sama dia. Katanya kira-kira tanggal 17 Mei dia sudah mulai libur sampai tanggal 22 Mei 2022", sahut Awan.

Albert diam sejenak sambil memikirkan rencana selanjutnya.

"Kalau begitu kita tanggal 15 Mei sudah ada di sana. Masih ada waktu sekitar dua minggu lagi sampai semuanya siap. Kalau bisa kita punya waktu untuk liburan di sini terlebih dahulu beberapa hari sebelum berangkat kesana", sahut Albert memberikan rencananya.

Awan mengangguk setuju. Dia tahu bahwa temannya itu jago memanajemen waktu dengan baik, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi.

"Jadi lo gak ada waktu untuk mencoba peruntungan alam semesta yang tiba-tiba mempertemukan lo dan Eunike secara tidak sengaja", celetuk Albert menggoda Awan.

"Tentu saja bisa dan ada dong", sahut Awan dengan percaya diri.

"Caranya?", tanya Albert penasaran.

"Kita berangkat lebih awal lagi, tanggal 13 atau 14 Mei", sahut Awan memberikan rencananya.

"Tapi budget kita untuk sewa hotel atau apapun itu tidak cukup. Kalaupun cukup melebihi anggaran"

"Tenang aja, karena ini termasuk rencana gue, jadi gue yang akan menanggung biaya hari itu", sahut Awan dengan percaya diri sembari tersenyum.

"Oke, setuju. Awas kalau lo sampai minta duit ke gue untuk bantuin bayar. Akan gue bongkar alasan lo ke Eunike", ujar Albert memberikan ancaman sembari tersenyum.

"Iya tuan", sahut Awan.

Memang begitulah cinta dan kekuatannya yang mampu menghilangkan logika dan akal orang. Sama seperti kata Bung Fiersa Besar yang bilang, "rasa merebut logika". Kalau saja itu bukan karena Eunike, sudah pasti Awan tidak akan mau membayar kelebihan harinya.