webnovel

One Step Closer

Tinggal sehari lagi menuju ke sebuah tempat yang banyak sekali kenangan telah tercipta. Sebuah tempat yang kata orang istimewa. Apakah memang begitu? Entahlah, jawabannya bisa iya bisa juga tidak. Semua itu tergantung pada pengalaman masing-masing indvidu. Suatu tempat bisa jadi sangat berkesan karena ada dua hal, yaitu karena memberikan kesan bahagia atau kesan yang menyedihkan. Atau ada satu hal lagi, bisa jadi karena ada satu hal yang belum terselesaikan dengan baik dengan orang-orang yang ada di kota tersebut.

"Cie yang besok sudah bisa ketemuan lagi", ucap Albert meledek Awan yang sedang mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan selama di Yogyakarta.

Awan tersenyum menanggapi ledekan temannya. "Jangan hanya meledek gue terus Bert, urusin dulu tuh barang-barang lo. Jangan sampai karena meledek orang lain buat lo jadi lupa untuk mengurus barang sendiri."

"Iya deh iya si yang paling semangat", sahut Albert meledek lagi.

"Dasar", sahut Awan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tapi apa yang dikatakan oleh Albert memang benar. Dia saat ini sedang bahagia karena setelah dua tahun akhirnya punya kesempatan untuk bertemu lagi dengan orang yang dia sukai. Meski begitu, dia juga belum tahu mau mengobrol tentang apa ketika bertemu dengan gadis itu. Jangankan untuk mengobrol, Awan juga tidak tahu apakah dia akan gugup atau tidak ketika bertemu lagi dengan Eunike.

"Bert gue mau nanya nih, boleh ga?"

"Ya tanya aja kalau mau tanya, kaya mau tanya ke dosen aja", sahut Albert yang sedang asyik bermain Mobile Legends.

Awan kemudian duduk di sebelah Albert karena dia tidak ingin bertanya dengan nada suara yang terlalu kencang, dan bisa mencubit temannya itu kalau-kalau tidak fokus dengan pertanyaannya.

"Kan gue udah lama gak ketemu dengan Eunike nih, nah gue bingung kalau ketemu dia takut menjdai orang bodoh dan kikuk. Gue takut kalau hal itu terjadi dan membuat suasana menjadi awkward dan tidak nyaman. Gimana ya caranya supaya gue bisa mengatasinya?"

Albert masih diam saja karena masih fokus pada gamenya.

"Bert!", seru Awan sambil mencubit kaki temannya.

"Awww", seru Albert kesakitan.

"Gue denger Wan, tapi lo kan bisa lihat kalau gue lagi main Mobile Legends. Ini masalahnya lagi ranked, jadi gak bisa leave. Kalau AFK dari game bisa-bisa poin gue dikurangi"

Bagi para gamers, diganggu adalah kejadian yang tidak menyenangkan, bahkan oleh orang tua atau paca, apalagi para pemain Mobile Legends Bang Bang yang sedang bermain ranked. Bermain ranked berarti sama dengan tidak boleh diganggu oleh siapapun. Pengurangan poin adalah hal yang tidak ingin dialami. Boleh diganggu jika keadannya sangat mendesak dan sangat harus dilakukan saat itu juga. Tetapi kalau bisa dilakukan nanti, maka mereka tidak akan melepaskan pandangannya dari layar gadget sampai ranked selesai.

Setelah menunggu kira-kira 15 menitan, akhirnya Albert selesai juga bermain Mobile Legendsnya yang diakhiri dengan kemenangan, jadi suasana hatinya semakin baik dan sepertinya sudah siap dengan beragam pertanyaan yang akan diajukan oleh sahabatnya.

"Lo tadi nanya apa Wan? Kayanya panjang banget. Gue inget beberapa sih, pokoknya tentang gimana caranya biar gak awkward pas ketemu Eunike", gantian Albert yang bertanya kepada temannya itu supaya tidak salah menjawab.

Awan menghela nafas sejenak, lalu kemudian kembali mengulangi pertanyaan yang sudah dia sampaikan kepada Albert beberapa menit yang lalu.

Albert mencoba untuk mendengarkan dengan baik karena terkadang temannya itu kalau bicara suka sedikit terlalu cepat. Setelah memahami apa yang dipertanyakan oleh Awan, Albert kemudian mencoba untuk memikirkan jawaban terbaik.

"Gini ya Wan, sebenarnya hal ini kalaupun lo udah tanya ke orang lain dan mendengarkan berbagai nasehat, itu semua tergantung sama lo sendiri. Kalau lo nya tetap grogi, maka semua saran yang sudah diberikan seakan menjadi tidak berguna"

"Terus gimana dong?", tanya Awan sembari diiringi ayam yang berkokok.

"Saran gue lo gak usah terlalu excited. Boleh senang dan juga antusias, tapi jangan berlebihan, apalagi kalau sampai terlihat oleh Eunike. Tapi jangan salah paham, bukan berarti lo jadi sok cool dan cuek. Tetap ramah dan antusiasmenya cukup untuk membuat konten. Terus lo jangan terlalu gugup juga, tarik nafas kalau lo gugup. Anggap aja lo sedang berkomunikasi dengan teman lo yang gak lo sukai", ucap Albert memberikan sarannya.

Awan yang sedari tadi berada di sebelah mencoba untuk mendengarkan dan memahami dengan baik.

Malam sudah semakin larut, tidak banyak orang yang berkeliaran di luar. Kosan juga sudah sepi apalagi banyak anak-anak yang sudah pulang karena libur. Semua kebutuhan sudah disiapkan dan masuk ke dalam koper. Tidak terlalu banyak barang yang dibawa, karena hanya berada di Yogyakarta seminggu saja. Hanya beberapa setel pakaian dan peralatan syuting seperti kamera, tripod, dan lainnya.

"Udah tengah malam nih, mending kita tidur aja, daripada kurang tidur dan takutnya ketinggalan pesawat", ajak Albert.

Awan mengangguk mengiyakan ajakannya. Dia juga sadar bahwa mereka adalah orang yang tidak bisa atau susah untuk bangun pagi. Jadi kalau mereka begadang, bisa-bisa malah keduanya bangun terlalu siang dan ketinggalan pesawat. Bahkan karena sangking takutnya bangun kesiangan, mereka berdua menyuruh salah seorang teman untuk membangunkan mereka via telepon. Selain karena takut ketinggalan pesawat, penting bagi seseorang untuk mempunyai stamina yang kuat ketika akan berpergian jauh.

Meski mata sudah dipejamkan lama, tetapi tetap saja otak dipenuhi oleh wajahnya. Pikirannya terbang kemana-mana dna memaksanya untuk susah tidur. Dia buka kembali matanya dan kemudian mencoba untuk menutupnya kembali seraya berharap bahwa akan bisa untuk segera tertidur.

Memang selain minum kopi, salah satu cara untuk bisa begadang adalah dengan jatuh cinta. Entah mengapa jatuh cinta bisa membuat orang yang tadinya tidur jam sepuluh malam tiba tiba menjadi jam dua belas atau bahkan jam dua pagi. Ada saja aktivitas yang dilakukan, seperti saling video call an, atau hanya sekadar memikirkannya pun bisa membuat seseorang susah untuk tertidur. Hati berkata untuk cepat tidur, tetapi kali ini pikiran yang menang melawan perkataan hati. Memang jatuh cinta itu punya daya magis tersendiri dan membuat orang melakukan hal-hal gila.

"Wan tidur, dari tadi lo hanya berbaring kesana kemari ga jelas", ucap Albert pelan menasehati Awan.

"Iya Bert, lo juga kok belum tidur?", tanya lelaki itu balik.

"Gimana gue mau tidur kalau badan lo nyenggol gue dari tadi?"

"Gue akan coba untuk tidur sekarang dan tidak goyang kesana kemari"

"Ayolah tidur badan dan otakku. Jangan sampai kalian membuat kami bangun kesiangan besok. Gue masih ingin sampai di bandara tepat waktu", ucap Awan kepada dirinya sendiri.

Suasana menjadi sangat sunyi dan hanya ada suara kendaraan dari luar bangunan yang juga tidak terlalu keras. Malam itu menjadi malam yang sangat mendebarkan dan panjang bagi Awan karena tetap susah untuk tertidur apapun juga usaha yang sudah dia lakukan.